pemberitaan jangan hanya memfokuskan diri pada upaya menarik perhatian khalayak pada masalah tertentu. Bahasa setidaknya dapat membatasi persepsi dan membantu
pembaca memikirkan sesuatu yang diyakininya. Misalnya, pernyataan keras elit politik atau korban konflik di lapangan bisa membakar emosi atau sebaliknya, sejuk
dan mententramkan. Tergantung pada cara wartawan memformat isi dan bahasa yang dipergunakannya. Selain itu, bahasa juga bisa mendominasi pemberitaan, baik berita
politik atau ekonomi dan sebagainya. Bahasa bisa meredam tindak kekerasan. Sesuai dengan pemaparan berbagai sumber, dapat disimpulkan pada intinya
bahasa beritabahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku, memperhatikan ejaan yang benar, bersifat khas singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan
menarik, jernih, demokratis, mengutamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari penggunaan kata-kata asing, mempunyai gaya berita. Bahasa jurnalistik
bukan sekedar alat komunikasi, tetapi juga merupakan bagian dari kegiatan sosial yang terstruktur dan terlibat pada kondisi riil, terkait dengan isi pemberitaan. Bahasa
jurnalistik juga berfungsi menyampaikan ideasional dan referensial, yaitu penyampaian fakta-fakta dalam penulisannya.
2.2.3 Teknik Pengamatan Langsung
Dalam proses kegiatan belajar mengajar diperlukan berbagai metode, teknik, pendekatan, media, dan strategi. Hal tersebut diperlukan agar proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik dan berhasil mencapai tujuan. Menurut Haryadi 2004:6,
dalam kegiatan belajar mengajar, teknik merupakan siasat yang yang digunakan guru dalam melaksanakan fungsinya dengan tujuan memperoleh hasil yang optimal. Oleh
sebab itu, kehadiran teknik sangat diperlukan dalam memperlancar proses belajar- mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Teknik dalam kegiatan belajar-
mengajar sangat beragam salah satunya teknik pengamatan langsung. Teknik pengamatan langsung merupakan teknik yang dilakukan di luar kelas untuk
mendapatkan pengetahuan secara langsung. Pengertian mengenai teknik pengamatan langsung untuk lebih jelasnya dapat diuraikan dalam beberapa pengertian berikut ini.
Keraf 1992:10 menyatakan pengamatan langsung dalam hubungannya dengan menulis diperlukan karena fakta-fakta yang diajukan sebagai evidensi
mungkin belum memuaskan seorang pengarang atau penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dan sekaligus dapat menggunakannya sebaik-baiknya
dalam usaha meyakinkan para pembaca, maka kadang-kadang pengarang merasa perlu untuk mengadakan peninjauan atau yang disebut pengamatan langsung.
Margono 2004:158 mengatakan bahwa pengamatan langsung diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Pencatatan tersebut berdasarkan fakta-fakta yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh si pengamat.
Sehubungan dengan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengamatan langsung adalah suatu proses pengamatan, peninjauan, dan pencatatan
sistematik terhadap suatu objek berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Pengamatan dalam hubungannya dengan kegiatan belajar-mengajar perlu dilakukan karena dengan mengamati peserta didik dapat memperoleh pengetahuan secara
langsung. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa mengajar adalah membimbing peserta didik belajar. Karena itu, guru perlu mengatur lingkungan sebaik-baiknya
sehingga tercipta lingkungan sebagai komponen pengajaran yang penting kedudukannya secara baik dan memenuhi syarat. Mengingat betapa pentingnya
lingkungan, maka lingkungan harus diketahui dan dikenali lebih dalam agar dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan atau sumber belajar.
Menurut Semiawan 1997:43, lingkungan adalah segala sesuatu yang bersifat eksternal terhadap diri individu, karena lingkungan itu merupakan sumber informasi
yang diperoleh melalui panca indera. Adapun menurut Rohani 2004:19, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar individu.
Dalam hubungannya dengan pengajaran maka muncul istilah lingkungan pengajaran. Lingkungan pengajaran merupakan segala apa yang bisa mendukung
pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai “sumber pengajaran” atau
“sumber belajar” Rohani 2004:19. Ada dua macam cara menggunakan lingkungan sebagai sumber pengajaran atau belajar menurut Rohani 2004:19-20 meliputi; 1
membawa peserta didik dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran karya wisata, service project, school camping, interview, survey, 2 membawa
sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas pengajaran untuk kepentingan pelajaran resource persons, benda-benda seperti pameran atau koleksi.
Suyatno 2004:82 mengatakan bahwa teknik pembelajaran menulis objek langsung bertujuan agar peserta didik dapat menulis dengan cepat berdasarkan objek
yang dilihat. Teknik ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan para peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan fakta yang telah mereka peroleh dari
lapangan untuk dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Serupa dengan pendapat di atas, Sudjana 2005:147-148 mengemukakan
bahwa teknik pengamatan langsung dilakukan sebagai studi yang direncanakan terlebih dahulu oleh pendidik bersama peserta didik. Penyusunan rencana
pengamatan secara langsung di lapangan didasarkan atas kebutuhan belajar yang dirasakan dan dinyatakan oleh para peserta didik. Tujuan penggunaan teknik ini ialah
agar peserta didik memperoleh pengalaman langsung dari objek-objek yang dikunjungi serta memperoleh pengalaman belajar dari kegiatan di lapangan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengamatan langsung adalah suatu teknik atau siasat yang digunakan oleh guru dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai pendukung pengajaran dan sumber belajar melalui sebuah pengamatan atau peninjauan langsung terhadap lingkungan tersebut.
2.2.4 Pendidikan Karakter