Kondisi Fisik Lingkungan Serangga sebagai Inang Antara Sestoda

20

2.4.1 Kondisi Fisik Lingkungan

Mengingat bahwa sebagian besar sestoda ayam memiliki umur infeksi relatif singkat yaitu sekitar dua bulan, maka kontinyuitas keberadaan proglotida gravid telur sestoda tergantung dari lamanya ayam terinfeksi dan ketahanan hidup telur sestoda di lingkungan eksternal inang. Ketahanan telur sestoda ayam di lingkungan peternakan belum pernah dipelajari, walaupun terbukti bahwa sestodosis selalu ditemukan. Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa sistiserkoid C. infundibulum hasil nekropsi M. domestica yang berasal dari peternakan tetap hidup sampai 72 jam disimpan dalam larutan garam fisiologis pada suhu 4 C, namun hanya 24 jam pada suhu kamar Ponnudurai et al. 2003. Jenis sestoda lain, yaitu telur Taenia saginata pada manur basah tetap hidup selama 71 hari, 16 hari di sampah kota, 33 hari di air sungai, dan 159 hari di lapangan penggembalaan Jepsen Roth 1949 dalam: Soulsby 1982. Di Australia, Seddon 1950 dalam Soulsby 1982 menemukan telur T. saginata tetap hidup di lapangan penggembalaan sekurang-kurangnya selama delapan minggu dan 14,5 minggu dibawah terik matahari. Ketika musim dingin di negara dengan empat musim telur T. saginata tahan beberapa bulan di sampah dan lingkungan berlumpur, serta di air payau dan air asin Pawlawsky 1994 dalam: Gajadhar et al. 2006. Telur Echinococcus tetap hidup diantara suhu -50 C dan 70 C, namun rusak dalam waktu singkat jika terpapar pada suhu antara -70 C dan 100 C Eckert et al. 2001 dalam: Gajadhar et al. 2006. Ketahanan hidup telur H. diminuta rata-rata 11 hari jika tetap berada dalam pelet tinja tikus pada suhu 10 C. Namun jika disimpan dalam bentuk ekstrak tinja di kertas saring pada suhu 30 C hanya bertahan sekitar 30 menit Keymer 1982. Kualitas dan kuantitas hidup telur sestoda berperan penting dalam infektifitasnya pada inang antara. Telur H. nana dalam pelet tinja yang langsung diambil dari rektum mencit hingga empat jam kemudian memiliki infektifitas 60 pada Tribolium sebagai inang antara coba Maki Yanagisawa 1987 dan terbukti lebih tinggi infektifitasnya dibandingkan dengan telur yang diisolasi langsung dari cacingnya El-Sayad Lotfy 2005. Pada penelitian tersebut juga menyatakan bahwa telur H. nana tetap hidup dan infektif setelah disimpan dalam air deklorinasi pada suhu 4 C dalam ruang gelap. 21

2.4.2 Keberadaan inang antara