41 10 peternakan mengangkat tinja secara tidak teratur, 11 dilakukan secara
periodik setiap dua bulan sekali atau lebih. Dengan demikian kemungkinan besar tersedianya media perindukan serangga terutama lalat M. domestica. Kondisi ini
juga tercermin dari variasi jumlah lalat yang tertangkap di setiap peternakan. Sebanyak 50 dari 10 sampel peternakan memelihara ayam petelur sejak kutuk
ayam berumur sehari atau DOC. Lokasi pemeliharaan kutuk ada yang berdekatan bahkan satu lokasi dengan kandang baterai, ada pula yang berjarak
sekitar 500 m hingga satu kilometer. Sehubungan dengan pengendalian kecacingan, pemberian antelmintika tidak diimbangi dengan tata laksana
lingkungan yang dapat menunjang keefektifan pengendalian. Jenis dan waktu dan metode pemberian antelmintika berbeda-beda diantara peternak-peternak.
Sebagian besar peternak 62 mengobati secara periodik setiap 3-6 bulan sekali, sisanya memberikan obat hanya ketika mengetahui dengan pasti bahwa ternaknya
kecacingan dari hasil nekropsi.
4.1.2 Jenis-jenis sestoda yang ditemukan
Temuan jenis sestoda pada penelitian ini berdasarkan pengamatan morfologi dari 330 proglotida dewasa dan 330 proglotida gravid, serta 29 skoleks.
Berdasarkan ciri-ciri morfologi proglotida dewasagravid dan skoleks menurut Khalil et al. 1994, Morgan dan Hawkins 1960, Wardle dan McLeod 1952,
Yamaguti 1959, Soulsby 1982, Wehr 1972, Reid 1984, dan Lapage 1956, ditemukan tiga genus sestoda yaitu Raillietina, Choanotaenia, dan Hymenolepis.
Genus Raillietina dan Choanotaenia lebih sering ditemukan dari pada Hymenolepis
. Raillietina merupakan sestoda yang paling sering ditemukan pada peternakan ayam terutama yang dipelihara dengan sistem kandang terbuka atau
dengan kandang baterai Eshetu et al. 2001; Ashenafi Eshetu 2004; O’Callaghan 2003; Irungu 2004. Jenis sestoda yang terdapat pada tempat dan
waktu tertentu berkaitan dengan keberadaan jenis inang antara yang spesifik di lingkungan ternak. Pengaruh yang nyata dari sistem kandang dan periode
pengangkatan tinja berhubungan dengan keberadaan inang antara yang hidup di lingkungan manur, sedangkan waktu pemberian antelmintika akan mempengaruhi
prevalensi maupun derajat infeksi sestoda pada ternak ayam. Tinja ayam penderita
42 sestodosis yang mengandung proglotida gravid atau telur sestoda akan jatuh ke
lingkungan manur sebagai sumber infeksi bagi inang antara yang cocok. Perbedaan kejadian setiap jenis sestoda diduga disebabkan oleh populasi masing-
masing jenis inang antara, didukung oleh kondisi fisik lingkungan dan tata laksana peternakan yang mendukung keberhasilan transmisi.
Raillietina
Jenis-jenis Raillietina
yang ditemukan adalah R. tetragona, R.echinobothrida
, dan R. cesticillus. Raillietina adalah genus yang paling banyak dari Famili Davaineidae. Ciri-ciri umum yang dapat diamati pada skoleksnya
adalah adanya deretan kait pada rostelum maupun batil hisap. Rostelum yang retractable
mudah diamati jika cacing dalam keadaan aktif dengan 2-3 baris kait berbentuk huruf “T” atau mirip seperti bentuk palu. Sepasang organ reproduksi
dengan lubang genital tunggal, terletak unilateral atau selang-seling beraturan danatau tidak beraturan Gambar 9E. Pada proglotida gravid tampak ciri
perkembangan uterus berupa kapsul-kapsul parensimatus yang berisi satu atau lebih dari satu butir telur Gambar 9D. Hasil pengamatan pada 11 buah sediaan
skoleks ditemukan tiga tipe morfologi skoleks Gambar 9 dengan variasi bentuk dan ukuran skoleks dan leher, rostelum Gambar 9A, 9B, dan 9C, batil hisap
Gambar 9A, 9B, dan 9C, dan adanya kait Gambar 9A, 9B, dan 9C. Tipe skoleks A memiliki bagian leher yang sangat jelas dan lebih langsing
dibandingkan yang lainnya. Rataan ukuran diameter skoleks, rostelum, dan batil hisap berturut-turut sebesar 391.9±90,1 µm, 65.25±27.22 µm, dan
148,6±50,3 µm. Pada tipe A dan B terdapat kait pada batil hisap maupun rostelumnya yang berbentuk mirip palu, namun tipe C tanpa kait pada batil
hisapnya. Diameter rostelum tipe C tampak mencolok lebih lebar dibandingkan A dan B sehingga batil hisapnya tampak jauh lebih kecil. Pengamatan pada sejumlah
260 proglotida dewasa dan gravid meliputi panjang serta lebarnya, posisi lubang genital, bentuk, ukuran, serta posisi kantung sirus terhadap saluran ekskretori, dan
adanya perkembangan uterus gravid yang membentuk kapsul-kapsul telur. Rataan panjang dan lebar proglotida dewasa Gambar 9E dan 9F sebesar
346,4±386,8x170,3±246,9 µm. Posisi lubang genital bervariasi antara
43
E G
medioanterolateral hingga medioposterolateral secara selang-seling tidak beraturan. Kantung sirus yang diamati bervariasi berbentuk relatif bulat hingga
lonjong bahkan cenderung memanjang, dengan rataan panjang dan lebar sebesar 33,70±33,45x22,56±24,47 µm Gambar 9d. Kelenjar vitelin dan uterus
tampak dominan menyerap warna berbentuk khas organ reproduksi betina Raillietina
Gambar 9e. Gambaran umum proglotida gravid Gambar 9D dan 9G dengan adanya kapsul-kapsul telur dengan variasi jumlah telur di dalamnya
merupakan ciri khas Raillietina. Rataan panjang dan lebar proglotida gravid sebesar 560,6±614,9x398,5±478,7 µm. Berdasarkan ciri-ciri morfologi skoleks
di atas maka ditemukan tiga spesies dari genus Raillietina yaitu R. tetragona Gambar 9A, R. echinobothrida Gambar 9B, dan R. cesticillus Gambar 9C.
Adapun ciri-ciri proglotida dewasa dan gravid pada ketiga spesies tersebut berbeda pada morfometrinya Wardle McLeod 1952; Khalil et al. 1994.
b
e d
e
Gambar 9 Raillietina yang ditemukan. A, B, dan C. Variasi morfologi skoleks. D dan G. Variasi morfologi proglotida gravid.
E dan F. Variasi morfologi proglotida dewasa. a Kait rostelum dan batil hisap. b Batil hisap. c Rostelum. d Kantung sirus
bermuara di lubang genital. E Ovarium dan kelenjar vitelin.
A
C
B
D E G
F a
a c
c c
b b
c
d c
A
C
B
D E G
F a
a c
c b
b
e c
d e
c
a a
c c
b b
e c
44
Choanotaenia infundibulum
Selain Raillietina, ditemukan famili Dilepididae yaitu C. infundibulum Gambar 10. Skoleksnya berbentuk khas seperti corong Gambar 10A berdiameter
442,1±115,6 µm, dengan ciri-ciri umum adanya deretan kait pada rostelum namun tidak terdapat pada batil hisapnya. Diameter batil hisapnya relatif sedikit
lebih besar dibandingkan dengan Raillietina sehingga tampak sangat mencolok dengan rataan ukuran sebesar 167,9±61,4 µm Gambar 10A. Kantung rostelum
sangat jelas Gambar 10A, dengan rostelum berdiameter 70,35±23,72 µm, berstruktur muskulo-glandular yang dilengkapi sederet kait. Pengamatan pada
sejumlah 69 buah proglotida dewasa dan gravid meliputi panjang serta lebarnya, posisi lubang genital, bentuk, ukuran, serta posisi kantung sirus terhadap saluran
ekskretori, dan adanya perkembangan uterus gravid yang membentuk atau tidak membentuk kapsul-kapsul telur. Rataan panjang dan lebar proglotida dewasa
Gambar 10B sebesar 270,1±332,4x149,5±254,4 µm, berbentuk seperti bangun trapesium. Posisi lubang genital di anterolateral proglotida secara selang-
seling tidak beraturan. Hanya sebagian organ betina yang dapat diamati yaitu ovarium dan kelenjar vitelaria Gambar 10B. Kantung sirus berbentuk relatif
bulat hingga lonjong, dengan rataan panjang dan lebar sebesar 30,34±35,48x23,1 ±27,64 µm. Gambaran umum proglotida gravid Gambar
10C tidak tampak adanya kapsul-kapsul telur, telur bebas di antara sel parensim dengan dinding bagian luar sangat tipis. Rataan panjang dan lebar proglotida
gravid sebesar 464,8±495,3x 389,8±414,5 µm. Gambar 10
Choanotaenia infundibulum yang ditemukan
A. Skoleks. B. Proglotida dewasa. C. Proglotida gravid. a Rostelum. b Batil hisap. c Organ
reproduksi betina. d Telur bebas di antara sel parensim
.
A C
B
a b
c d
45 Hymenolepis cantaniana
Hymenolepis adalah jenis sestoda yang paling sedikit ditemukan yaitu
hanya seekor ayam yang terinfeksi oleh seekor cacing. Ciri khas untuk mengenal genus ini adalah berukuran sangat kecil dan jumlah testes yang khas tersusun
secara transversal pada proglotida dewasa Gambar 11A dan 11B Khalil et al. 1994; Morgan dan Hawkins 1960; Wardle McLeod 1952; Yamaguti 1959.
Panjang seluruh strobila 20 mm dan telah mengandung proglotida gravid. Diameter skoleks dan batil hisap berturut-turut sebesar 135 µm dan 60 µm
Gambar 11A dan 11a. Ciri-ciri umum yang dapat diamati pada skoleksnya adalah rostelum maupun batil hisap tanpa kait. Sepasang organ reproduksi dengan
lubang genital tunggal, terletak unianterolateral. Berdasarkan ciri-ciri rostelum serta diameter skoleks maupun batil hisapnya cacing ini termasuk dalam kisaran
ukuran skoleks maupun batil hisap H. cantaniana maupun H. carioca. Namun dari ukuran strobila cenderung lebih pendek maka diidentifikasi sebagai
H. cantaniana . Ciri yang lain tidak dapat diamati karena seleksi hasil pewarnaan
tidak dapat dilakukan sehubungan dengan terbatasnya jumlah spesimen.
4.1.3 Distribusi infeksi berdasarkan jenis sestoda pada setiap peternakan