demikian secara umum dapat dibuktikan atau diukur melalui perubahan kualitas lingkungan, seperti: tingkat kesuburan tanah, keanekaragaman hayati, serangan
hama dan penyakit, produktivitas pertanian secara berkelanjutan, serta kesehatan lingkungan dan petani yang dapat dilihat dari kualitas air maupun produk
pertanian organik. Untuk menganalisis pengaruh tersebut, dibutuhkan perbandingan hasil nyata pada aspek ini, yaitu perbandingan kondisi ekologi pada
sistem pertanian konvensional non organik dengan kondisi ekologi pada pertanian organik.
2.1.7.2. Keberlanjutan Ekonomi
Menurut Ho dan Ching 2006, pertanian organik menjamin keberlanjutan ekonomi yang terlihat dari:
1 Produksi yang lebih efisien dan menguntungkan dihasilkan dari pertanian
organik melalui peningkatan produktivitas, biaya rendah namun keuntungan tinggi.
2 Pertanian organik dapat meningkatkan ketahanan pangan dan keuntungan
bagi masyarakat lokal selain baik juga untuk kesehatan. Rosenow, Soltysiak, dan Verschuur 1996 selanjutnya mengemukakan bahwa
pertanian organik mampu memproduksi pangan yang bergizi tinggi dalam jumlah cukup, mengizinkan setiap orang terlibat dalam produksi organik dan proses
peningkatan kualitas hidup sesuai dengan hak asasi manusia yang diutarakan oleh PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencukupi semua kebutuhan dasar dan
mendapatkan kepuasan atau tingkat pengembalian yang memadai atas kerja mereka termasuk lingkungan kerja yang sehat.
Sejumlah keuntungan dari praktik pertanian organik di bidang ekonomi diungkapkan oleh Dede Sulaeman 2008 sebagai dukungan atas praktik pertanian
organik di Indonesia. Keuntungan pertanian organik terhadap bidang ekonomi tersebut, antara lain:
1 Meningkatnya pendapatan petani
2 Terciptanya lapangan kerja baru di pedesaan
3 Meningkatnya daya saing dan nilai tambah produk agribisnis secara
berkelanjutan.
Bukti lain yang menyatakan pengaruh positif praktik pertanian organik terhadap keberlanjutan ekonomi dimuat dalam sebuah buku yang berjudul “Science-Based
Organic Farming 2008: Toward Local and Secure Food Systems ”. Buku tersebut
memiliki beberapa bab dan terdapat satu bab berjudul “Economics of Organic Agriculture
” pada halaman 97 yang membahas tentang keunggulan pertanian
organik secara ekonomi dibandingkan pertanian konvensional, seperti yang dikutip di bawah ini:
‘Producers transitioning to organic systems will likely experience a decline in yields during the first several years of conversion.
However, once that conversion period ends, research shows that yields will rebound to levels approaching conventional levels.
More importantly, premiums for organically produced crops and reduced production costs impact net return and profitability...A
1999 Wallace Institute review of six midwestern land-grant university studies found: Organic grain and soybean production
systems are competitive with conventional production systems. In fact, with current market premiums, producers of organic grain
and soybeans earn higher profits than conventional growers. Without a price premium for organic crops, half of organic systems
were still more profitable than the conventional systems...’
Berdasarkan pernyataan di atas, diketahui bahwa pertanian organik memberikan pengaruh positif terhadap ekonomi petani karena pertanian organik
mampu memproduksi hasil panen setara, bahkan lebih besar daripada pertanian konvensioanl dalam jangka panjang. Produktivitas pertanian organik pada awal
masa konversi memang sangat rendah dibandingkan pertanian konvensional. Namun, hasil panen akan terus meningkat setelah lahan mengalami konversi pada
masa tanam berikutnya. Selain itu, produk organik dihargai lebih mahal di pasar dibandingkan produk pertanian konvensional, sehingga petani akan memperoleh
keuntungan secara maksimal dengan harga premium ini. Petani juga diuntungkan dalam praktik pertanian organik dari segi biaya input yang lebih rendah melalui
pemanfaatan sumber daya lokal yang tersedia di lingkungan sekitar. Penjelasan lebih lanjut mengenai keuntungan pertanian organik secara
ekonomi masih dijabarkan dalam buku “Science-Based Organic Farming 2008: Toward Local and Secure Food Systems
” pada halaman 97, seperti di bawah ini:
‘...Several recent studies in the U.S. report that organic price premiums are key in giving organic farming systems comparable or
higher wholefarm profits than conventional systems. Other studies indicate that organic systems are more profitable even without
organic premiums because of lower input costs. A study of organic soybeans in the Midwest revealed that they were more profitable
than conventionally-grown soybeans because of higher yields in dry areas and periods of drought and lower associated input costs.’
Semua pernyataan atau bahasan di dalam buku “Science-Based Organic Farming 2008: Toward Local and Secure Food Systems”
pada bab “Economics of Organic Agriculture
”, sebagian besar memiliki pemahaman yang sama mengenai pertanian
organik, yaitu: menguntungkan secara ekonomi bagi para petani, karena pertanian organik membutuhkan biaya input lebih rendah dibandingkan pertanian
konvensional dengan produktivitas tinggi secara berkelanjutan pada kondisi apapun, misalnya musim kering; dan harga produk organik juga lebih tinggi di
pasaran atau seringkali disebut sebagai harga premium yang dapat meningkatkan pendapatan petani secara material.
Sumber referensi lain yang cukup kuat menyatakan bahwa pertanian organik berpengaruh positif terhadap ekonomi adalah Sustainable Agriculture
Research and Education SARE. SARE menyatakan bahwa hasil panen pada
lahan organik akan mencapai 90 persen hingga 95 persen dari total hasil panen pada pertanian konvensional setelah tiga hingga lima tahun masa konversi lahan.
Pada masa itu, tanah benar-benar terbebas dari residu kimia dan bisa dikatakan sebagai lahan organik
8
. Hal ini ditulis berdasarkan studi komparatif dari Organic Farming Research Foundation
. Para petani organik sebagian besar tidak hanya melihat manfaat pertanian organik dari sisi produktivitas yang dibandingkan
dengan pertanian konvensional saja, tetapi juga dari sisi nilai tambah produk organik dan harga premiumnya yang lebih tinggi daripada produk konvensional.
Selain itu, biaya input operasional pertanian organik dinilai lebih rendah daripada pertanian konvensional.
8
http:www.sare.orgpublicationsorganicorganic07.htm . Diakses pada tanggal 2
September 2010, pukul 14:51 WIB.
Jeff Moyer, seorang Farm Manager Rodale Institute di Kutztown menjelaskan bahwa pertanian organik berdampak baik bagi perekonomian petani
karena dapat meminimalkan biaya input, memperluas pasar dan meningkatkan harga jual hasil pertanian. Berdasarkan data yang ada, penjualan produk organik
pada tahun 2001 mencapai lebih dari 8 milyar di dalam negeri Amerika Serikat dan 27 milyar di seluruh dunia. Fakta ini mewakili dua puluh persen
pertumbuhan pasar organik per tahun selama lima tahun terakhir. Permintaan terhadap produk organik hingga saat ini masih melebihi suplainya, sehingga
kesempatan untuk mengembangkan pertanian organik beserta produknya masih terbuka lebar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masa depan pertanian
organik sangat cerah untuk jangka panjang, apalagi didukung oleh lahan organik yang mampu berproduksi secara berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan
ekosistem. Potensi ekonomi yang tersembunyi tersebut, jika dihitung secara kuantitatif, maka jumlahnya jauh melebihi potensi ekonomi pada pertanian
konvensional
9
. Berdasarkan beberapa teori, hasil penelitian, dan referensi pada paragraf
sebelumnya, maka dapat dianalisis bahwa praktik pertanian organik terbukti mampu mempengaruhi keberlanjutan ekonomi secara positif. Pengaruh terhadap
ekonomi ini dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain: kemampuan pertanian organik dalam mencukupi kebutuhan pangan keluarga dan permintaan konsumen
tingkat produktivitas; keuntungan total dari hasil penjualan produk organik per musim tanam; dan peluang atau akses pasar. Untuk menganalisis pengaruh
tersebut, dibutuhkan perbandingan hasil nyata pada aspek ini, yaitu perbandingan analisis ekonomi antara sistem pertanian konvensional non organik dengan
pertanian organik.
2.1.8. Perkembangan dan Kondisi Pertanian Organik di Indonesia