2 Aman dari residu kimia sintetik yang berbahaya bagi kesehatan.
3 Penanganan pasca panen secara profesional yang berpusat di Paguyuban
Petani Al-Barokah untuk menjaga kualitas keorganikan beras. 4
Berdasarkan hasil uji laboratorium dari BALITBIO No. 029LBIII03, telah terbukti bahwa dari lima zat aktif yang diuji, hanya terdeteksi residu dua zat
aktif dalam taraf yang sangat rendah dan jauh dari batas maksimum residu yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa produk beras Al-Barokah aman bagi kesehatan dan layak untuk dikonsumsi.
5 Rasa beras lebih enak, pulen, tahan lama dan tidak mudah basi.
6 Ditanam dan diproduksi sendiri oleh petani anggota Paguyuban Petani Al-
Barokah yang memudahkan konsumen untuk ikut melakukan kontrol atau pengecekan di lapangan.
4.3. Karakteristik Responden Penelitian
Penulis akan menjelaskan karakteristik responden secara khusus dalam Sub bab ini sesuai dengan kategori yang telah ditentukan dan berdasarkan hasil
perhitungan olahan data primer melalui program Microsoft Excell 2007. Karakteristik responden tersebut, meliputi: jenis kelamin, tingkat pendidikan,
umur, jenis mata pencaharian selain bertani, status petani dan jumlah anggota keluarga, kepemilikan hewan ternak, penggunaan hasil panen, serta jenis tanaman
yang dibudidayakan selain padi.
4.3.1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden dalam penelitian ini, sebagian besar adalah laki- laki, yaitu 58 orang atau 73,4 persen dari jumlah total responden, sedangkan
sisanya adalah responden perempuan sebanyak 21 orang atau 26,6 persen dari jumlah total responden Tabel 19. Jenis kelamin semua responden dalam
kelompok eksperimen petani organik adalah laki-laki, sedangkan proporsi laki- laki dan perempuan pada kelompok kontrol petani konvensional masing-masing
adalah: 67,7 persen dan 32,3 persen dari jumlah total responden kontrol, yaitu 65 orang. Besarnya jumlah responden laki-laki dalam penelitian ini, disebabkan
karena para petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Al-Barokah, rata-rata adalah laki-laki. Laki-laki memegang peranan penting dalam sistem usahatani
keluarga atau kelompok tani karena mereka lebih mengetahui pengelolaan lahan pertanian, mulai dari persiapan lahan, hingga panen dibandingkan perempuan. Hal
ini dipengaruhi oleh keterlibatan langsung mereka pada setiap proses pengelolaan lahan, seperti: mencangkul tanah, membajak sawah, menabur pupuk, dan lain-
lain. Perempuan juga memiliki peranan dalam sistem usahatani tetapi hanya sebatas pada tandur atau menanam padi, proses penyiangan maton, dan pasca
panen penjemuran, pengolahan produk turunan pertanian, dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak heran jika petani laki-laki lebih mengetahui sistem usahatani
secara lebih detail daripada petani perempuan dan terlibat aktif dalam kegiatan kelompok tani. Meskipun demikian, ada kelompok tani yang anggotanya
merupakan campuran dari petani laki-laki dan perempuan, bahkan ada pula kelompok tani yang hampir semua anggotanya adalah perempuan. Fakta ini
terjadi pada dua dusun di Desa Ketapang karena pada dusun-dusun tersebut, perempuan memegang kendali lebih dominan daripada laki-laki atas manajemen
keuangan sistem usahatani. Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Penelitian Berdasarkan Jenis
Kelamin di Desa Ketapang, Tahun 2010
Jenis Kelamin
Petani Organik Petani Konvensional
Total Responden n = 14
n = 65 n = 79
Jumlah Orang
Persentase Jumlah
Orang Persentase
Jumlah Orang
Persentase
Laki-laki 14
100 44
67,7 58
73,4 Perempuan
21 32,3
21 26,6
Total 14
100 65
100 79
100
Sumber: Data Primer Diolah
4.3.2. Tingkat Pendidikan