METODE PENELITIAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (Studi Kasus Siswa Kelas VII E SMP Negeri 9 Semarang)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar. Pengertian dari penelitian tindakan kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini dilakukan memalui 2 tahapan yaitu siklus I dan siklus II. Menurut Suharsimi 2010:130 ”penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas”. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan oleh peneliti yang bertindak dengan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS. Guru bertindak sebagai pengajar yang menggunakan metode pembelajaran Team games tournament TGT dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan. Langkah-langkah desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut: 52 Gambar.3.1 Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, yang masing- masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Proses yang mencakup 4 tahap ini terdiri dari satu siklus dan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus dengan harapan siklus kedua merupakan perbaikan dari siklus yang pertama. B. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP N 9 Semarang yang beralamat di Jalan Sendang Utara Raya No. 2 Semarang. Sampel pada kelas VII E yang siswanya berjumlah 27 anak. Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan praktik pengalaman lapangan, dan berdasarkan rekomendasi dari guru IPS kelas VII E, kelas tersebut masih memiliki hasil Mulyasa 2009:73 1. Rencana 4. Refleksi 2. Tindakan 2. Tindakan 4 . Refleksi 1. Rencana 3. Observasi 3. Observasi Siklus I Siklus II Diteruskan atau dihentikan. belajar yang relatif rendah yang terlihat dari nilai pada mata pelajaran IPS Ekonomi yang masih rendah, sehingga peneliti yang berkolaborasi dengan guru diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran. C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat Y dan variabel bebas X yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel terikat Y Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS pokok bahasan kegiatan ekonomi pada siswa VII E SMP N 9 Semarang tahun ajaran 20122013. 2. Variabel bebas X Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Team Games Tournament TGT. D. Faktor yang diteliti 1. Faktor Siswa, yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Hasil belajar, penelitian ini mengamati hasil belajar sebagai faktor yang diharapkan terjadinya peningkatan setelah adanya tindakan. Diharapkan akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar diperoleh dari nilai tes pada setiap akhir siklus. E. Rancangan Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pra-Tindakan Penelitian pra tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum adanya tindakan. Kegiatan penelitian ini meliputi:

a. Perencanaan

Kegiatan pembelajaran awal ini belum terdapat suatu tindakan yang akan mengubah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pembelajaran berlangsung seperti biasa. Sementara itu peneliti mempersiapkan instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data penelitian.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, proses pembelajaran oleh guru dan siswa masih seperti biasa tanpa adanya suatu tindakan. Pada akhir pertemuan guru memberikan soal kepada siswa sebagai nilai awal siswa sebelum dilakukan tindakan.

c. Pengamatan

Pengamatan dalam kegiatan pra-tindakan ini dilakukan oleh peneliti untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung sebelum adanya tindakan. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti untuk melihat hal yang akan digunakan sebagai pengamatan pada proses penilaian belajar mengajar dalam siklus.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menyimpulkan kegiatan pembelajaran sehingga dapat diketahui kondisi awal pembelajaran yang terdiri dari kemampuan atau nilai awal siswa dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil dari kegiatan pra-tindakan ini merupakan data awal siswa dan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan penelitian pada siklus I.

2. Prosedur Penelitian Siklus

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi dengan melibatkan guru mata pelajaran IPS Terpadu yang bersama-sama melaksanakan penelitian. Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Setiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Adapun rencana tindakan dalam penelitian ini untuk setiap siklus akan dijabarkan sebagai berikut: a. Siklus I 1 Perencanaan a Mengumpulkan dan menganalisis hasil ulangan harian IPS Terpadu sebagai hasil observasi awal hasil belajar siswa. b Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP materi kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament. c Membuat daftar nama kelompok dari kelompok heterogen dan juga kelompok homogen. d Membuat media pembelajaran yaitu soal-soal pertanyaan untuk pelaksanaan game. e Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa. f Membuat soal-soal tes evaluasi dan kunci jawabannya untuk melihat hasil tindakan kelas. g Menyiapkan hadiah. 2 Pelaksanaan Tindakan a Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. b Guru mengabsensi kehadiran siswa. c Guru memberikan apersepsi dan tujuan dari pembelajaran. d Guru melakukan proses belajar mengajar dengan menerapkan Metode Pembelajaran TGT. Langkah-langkah metode pembelajaran TGT adalah sebagai berikut: 1 Tahap 1: Presentasi kelas Guru Menyampaikan materi dengan menjelaskan inti dari pokok-pokok materi pelajaran. 2 Tahap 2: Pembagian kelompok Guru membagi siswa ke dalam setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang untuk kelompok heterogen dan membuat kelompok lagi berdasarkan meja turnamen dalam meja yang berbeda sesuai kemampuan akademik siswa dari yang memiliki kemampuan tinggi dengan tinggi, sedang dengan sedang dan seterusnya. 3 Tahap 3: Turnamen Guru menjelaskan tugas kelompok menurut meja turnamen, tanggung jawab kelompok, setiap anggota harus bekerja denggan baik, saling menghargai kelompok lain. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai waktu yang diberikan. 4 Tahap 4: Penghargaan kelompok Guru mengajak siswa mengoreksi secara bersama- sama hasil pekerjaan siswa dengan memberi lembar kunci jawaban soal dan menukarkan pekerjaan siswa pada teman yang sama dalam meja turnamen untuk diberi skor yang mana skor yang didapat masing-masing individu nantinya akan digunakan untuk dijumlahkan dengan anggota satu kelompok heterogen. 5 Menganalisis dan mengevaluasi hasil game turnamen Guru bersama-sama membimbing siswa menghitung skor perolehan dan dijumlahkan pada kelompok heterogen. Dengan cara periksa poin-poin turnamen yang ada pada lembar skor permainan lalu pindahkan rangkuman poin pada kelompok masing-masing, tambah seluruh skor anggota kelompok dan bagilah dengan jumlah anggota kelompok yang bersangkutan. kemudian dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dan hadiah kepada tim pemenang. Selanjutnya kegiatan evaluasi dilakukan dengan melakukan tes secara individu. Nilai ini digunakan sebagai nilai perkembangan individu. 3 Pengamatan Saat pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I, siswa dalam proses pembelajaran diobservasi oleh seorang peneliti. Peneliti mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa yang berisi semua kegiatan siswa pada setiap pertemuannya dan memberi penilaian setiap butir pengamatannya. 4 Refleksi Semua hasil dari implementasi tindakan dan hasil pengamatan serta hasil belajar oleh peneliti dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi, serta didiskusikan antara guru, pengamat dan siswa tentang kelebihan dan kelemahan tindakan pada siklus I sebagai bahan refleksi awal siklus II. Dari hasil refleksi dan diskusi antara guru, pengamat dan peserta didik pada siklus I, segera guru menyiapkan perencanaan untuk kegiatan siklus II. b. Siklus II 1 Perencanaan a Mengidentifikasi dan menganalisis penyebab masalah berdasarkan refleksi pada siklus I. b Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP materi kegiatan ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament. c Membuat daftar nama kelompok dari kelompok heterogen dan juga kelompok homogen. d Membuat media pembelajaran yaitu soal-soal pertanyaan untuk pelaksanaan game. e Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa. f Membuat soal-soal tes evaluasi dan kunci jawabannya untuk melihat hasil tindakan kelas. g Menyiapkan hadiah. 2 Pelaksanaan Tindakan a Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. b Guru mengabsensi kehadiran siswa. c Guru memberikan apersepsi dan tujuan dari pembelajaran. d Guru melakukan proses belajar mengajar dengan menerapkan Metode Pembelajaran TGT. Guru menyampaikan materi mendeskripsikan kegiatan ekonomi meliputi: konsumsi, produksi dan distribusi. Langkah-langkah metode pembelajaran TGT adalah sebagai berikut: 1 Tahap 1: Presentasi kelas Guru Menyampaikan materi dengan menjelaskan inti dari pokok-pokok materi pelajaran. 2 Tahap 2: Pembagian kelompok Guru membagi siswa ke dalam setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang untuk kelompok heterogen dan membuat kelompok lagi berdasarkan meja turnamen dalam meja yang berbeda sesuai kemampuan akademik siswa dari yang memiliki kemampuan tinggi dengan tinggi, sedang dengan sedang dan seterusnya. 3 Tahap 3: Turnamen Guru menjelaskan tugas kelompok menurut meja turnamen, tanggung jawab kelompok, setiap anggota harus bekerja denggan baik, saling menghargai kelompok lain. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai waktu yang diberikan. 4 Tahap 4: Penghargaan kelompok Guru mengajak siswa mengoreksi secara bersama-sama hasil pekerjaan siswa dengan memberi lembar kunci jawaban soal dan menukarkan pekerjaan siswa pada teman yang sama dalam meja turnamen untuk diberi skor yang mana skor yang didapat masing-masing individu nantinya akan digunakan untuk dijumlahkan dengan anggota satu kelompok heterogen. 5 Menganalisis dan mengevaluasi hasil game turnamen Guru bersama-sama membimbing siswa menghitung skor perolehan dan dijumlahkan pada kelompok heterogen. Dengan cara periksa poin-poin turnamen yang ada pada lembar skor permainan lalu pindahkan rangkuman poin pada kelompok masing-masing, tambah seluruh skor anggota kelompok dan bagilah dengan jumlah anggota kelompok yang bersangkutan. kemudian dilanjutkan dengan pemberian penghargaan dan hadiah kepada tim pemenang. Selanjutnya kegiatan evaluasi dilakukan dengan melakukan tes secara individu. Nilai ini digunakan sebagai nilai perkembangan individu. 3 Pengamatan Saat pelaksanaan tindakan kelas, siswa dalam proses pembelajaran diobservasi oleh seorang peneliti. Peneliti mengisi lembar pengamatan aktivitas siswa yang berisi semua kegiatan siswa pada setiap pertemuannya dan memberi penilaian setiap butir pengamatannya. 4 Refleksi Semua hasil dari implementasi tindakan dan hasil pengamatan serta hasil belajar oleh pengamat dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi, serta didiskusikan antara guru, peneliti dan siswa tentang kelebihan dan kelemahan tindakan pada siklus II. Dari hasil refleksi dan diskusi antara guru, pengamat dan peserta didik pada siklus II, jika hasil dari siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan dan rata-rata yang ditentukan oleh sekolah, maka tindakan kelas dicukupkan. Namun jika belum, dilanjutkan siklus III dengan pertimbangan refleksi siklus II. F. Teknik Analisis Ujicoba Instrumen 1. Validitas Uji validitas terhadap instrumen yang digunakan dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan tersebut dapat mengungkapkan data dari subyek yang diteliti secara tepat. Dengan menggunakan analisis butir dengan rumus korelasi product moment yaitu: dengan pengertian Suharsimi, 2009: 72 xy r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Jumlah responden X : Skor item Y : Skor total Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka dengan membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel                        2 2 2 2 y y N x x N y x xy N r xy taraf signifikasi yang digunakan dalam bidang ekonomi yaitu 5. Nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan nilai r yang sesuai pada tabel. Apabila r hitung r tabel maka instrumen dikatakan valid, apabila r hitung r tabel maka intrumen dikatakan tidak valid. Diketahui r tabel = 0,381. Setelah dilakukan uji validitas pada siklus I dan siklus II maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.1 Hasil Soal Ujicoba Instrumen 1 Keterangan Ujicoba 1 Soal yang dipakai Soal yang dibuang Jumlah soal ujicoba 1 45 1,2,3,5,6,9,11, 12,13,14,15,16, 17,18, 20,21,22, 23,24,25,27,28, 30, 32,33,35, 36,37,38,39,40, 41,42,43,44 4,7,8,10,19, 26,29.31,34, 45 Jumlah peserta tes N 27 siswa Jumlah soal yang valid dan dipakai 37 Jumlah soal yang tidak valid 8 soal yang dipakai 35 soal yang valid namun dibuang 2 Jumlah 35 10 Sumber: Data hasil Ujicoba instrumen 2013 Terdapat 2 dua soal yang valid yakni nomor 10 dan 31 namun dibuang atau tidak dipakai karena terdapat soal lain pada indikator yang sama yang lebih tinggi nilai validitasnya. Tabel 3.2 Hasil Soal Ujicoba Instrumen 2 Keterangan Ujicoba 2 Soal yang dipakai Soal yang dibuang Jumlah soal ujicoba 1 30 1,3, 6,7,8,10, 11,15,18,22, 24,25,27,28,29 2,4,5,9,12,13, 14,16,17,19, 20,21,23,26, 30 Jumlah peserta tes N 27 siswa Jumlah soal yang valid 16 Jumlah soal yang tidak valid 14 soal yang dipakai 15 soal yang valid namun dibuang 1 Jumlah 15 15 Sumber: Data Ujicoba II 2013 Terdapat 1 satu soal yang valid yakni nomor 2 namun dibuang atau tidak dipakai karena terdapat soal lain pada indikator yang sama yang lebih tinggi nilai validitasnya. 2. Reliabilitas Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan Suharsimi, 2009:86. Reliabel berarti dapat dipercaya, dimana yang dipercaya adalah datanya, bukan hanya instrumennya. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2011:47. Dalam penelitian ini, reliabilitas yang digunakan adalah dengan rumus Kuder dan Richardson 20 K-R 20 sebagai berikut: Dengan pengertian Suharsimi, 2009:100 r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-p Ʃpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q n : Banyaknya item 2 S : Varians Kemudian untuk mencari varians digunakan rumus: Dengan pengertian Suharsimi, 2009:97 x : Simpangan X dari X , yang dicari dari X- X N : Banyaknya subjek pengikut tes Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka dengan membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel taraf signifikasi yang digunakan dalam bidang ekonomi yaitu 5. Apabila r hitung r tabel maka instrumen dikatakan reliabel, apabila r hitung r tabel maka intrumen dikatakan unreliabel.                   2 2 11 1 S pq S n n r Dari uji coba reliabilitas terhadap instrumen yang diujicobakan, selanjutnya diinterprestasikan atau tafsiran sesuai pedoman pada penggolongan berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah Suharsimi, 2009 :75’ Setelah dilakukan analisis uji coba instrumen tes materi pokok kegiatan ekonomi menggunakan rumus dan berbantuan Microsoft Office Excel 2007 diperoleh hasil Uji reliabilitas didapat indeks korelasi reliabilitas pada ujicoba instrumen I yaitu 0,916 berada diantara 0,8000- 1,000 yang artinya reliabilitas intrumen sangat tinggi, dan pada ujicoba instrumen II indeks korelasi reliabilitas yaitu 0,796 berada diantara 0,600-0,800 yang artinya reliabilitas intrumen tinggi. 3. Taraf Kesukaran Soal Suharsimi 2009:207 menjelaskan soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal mudah menyebabkan kurang atau tidak merangsang siswa memecahkannya. Soal sukar mengakibatkan siswa menjadi putus asa memecahkannya diluar jangkauannya. Besarnya indek kesukaran antara 0,00 –1,0, soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu sukar, sedangkan soal dengan indeks 1,0 menunjukkan soal terlalu mudah. Rumus yang digunakan dalam mencari indeks kesukaran P yaitu: Dengan pengertian Suharsimi, 2009: 208 P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes. Klasifikasi indeks tingkat kesukaran sebagai berikut: 0,00 P 0,30 soal sukar 0,31 P 0,70 soal sedang 0,71 P 1,00 soal mudah Hasil perhitungan diperoleh dengan menggunakan rumus dan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007 yaitu: JS B P  Tabel 3.3 Hasil Tingkat Kesukaran Krireria kesukaran Uji coba I Uji coba II Nomor soal Jumlah Nomor soal Jumlah Sukar 8,12,19, 22,34,42, 6 13,33 7 1 3,33 Sedang 3,5,9,10,11, 13,14,15,17, 18,20,23,25, 26,28,31,32, 33,35,36,38, 41,43,44 24 53,33 1,2,3,4,5, 6,8,9,10, 11,12,13, 14,15,17, 18,19,20, 21,22,23, 24,25,26, 27,28,29, 30 28 93,33 Mudah 1,2,4,6,7,16, 21,24,27,29, 30,37,39,40, 45 15 33,33 16 1 3,33 Total 45 100 Total 30 100 Sumber: Data hasil analisis ujicoba I dan ujicoba II Tabel di atas menunjukkan hasil analisis tingkat kesukaran soal ujicoba pada soal ujicoba I terdapat 6 soal mudah, 24 soal sedang dan 15 soal sukar sedangkan pada soal ujicoba II terdapat 1 soal mudah, 28 soal sedang dan 1 soal sukar. 4. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Suharsimi, 2009: 211. Daya beda dicari dengan mengambil skor 50 skor teratas sebagai kelompok atas JA dan 50 skor terbawah sebagai kelompok bawah JB. Rumus yang digunakan untuk pilihan ganda sebagai berikut: Dengan pengertian Suharsimi, 2009: 212-214 yaitu: J : Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda Suharsimi, 2009: 218 yaitu: D : 0,00 - 0,20 soal jelek D : 0,21 - 0,40 soal cukup B A B B A A P P J B J B D     D : 0,41 - 0,70 soal baik D : 0,71 - 1,00 soal baik sekali D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.mempunyai D negatif sebaiknya dibuang saja Suharsimi, 2009:218. Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Klasifikasi daya beda Ujicoba I Jumlah Ujicoba II Jumlah Negatif 4,7,8,19,29,36 6 17,30 2 Jelek 1,2,5,6,13,14,15, 16,18,20,21,23, 25,26,27,30,32, 34,37,38,39,40, 42, 43,44,45 26 5,9,12,13,18, 24,28 7 Cukup 10,12,22,24,28, 35 6 1,3,4,6,7,11, 15,19,21,22 10 Baik 3,9,11,17,31,33, 41 7 2,8,10,14,16, 20,23,25,26, 27,29 11 Sangat baik Sumber: Data hasil ujicoba I dan II 5. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner Sugiyono, 2011:145. Observasi dilakukan dengan cara observasi berperan serta participant observation yaitu peneliti ikut terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian Sugiyono, 2011:145. Observasi dilakukan secara sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan dalam mengetahui kemampuan afektif dan psikomotorik siswa kelas VII E di SMP Negeri 9 Semarang pada mata pelajaran IPS Terpadu. 2. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, buku- buku, catatan dan sebagainya. Dalam uraian tentang studi pendahuluan, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan ditatap dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan paper, tempat place dan kertas atau orang people Suharsimi, 2010:201. Metode ini digunakan untuk menggali data nilai dan proses pembelajaran siswa kelas VII E di SMP Negeri 9 Semarang pada mata pelajaran IPS Terpadu khususnya Ekonomi. 3. Metode Tes Nurkancana dan Suhartana dalam Muslich 2009:146 “menjelaskan bahwa tes merupakan suatu cara yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh siswa yang bersangkutan”.Tes akan digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam menguasai mata pelajaran dalam hal ini adalah materi mendeskripsikan peranan pemerintah sebagai pelaku dan pengatur kegiatan ekonomi. 6. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskripstif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Data dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: : Nilai rata-rata ∑ : Jumlah nilai seluruh siswa : Banyaknya siswa yang mengikuti tes Purwanto, 2009:89 2. Data aktivitas siswa dihitung dengan rumus: Purwanto. 2009:207 3. Data nilai hasil belajar kognitif siswa dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Purwanto, 2009:102 ∑ ∑ ∑ Keterangan: NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100: Bilangan tetap 4. Menghitung Ketuntasan Belajar. Menghitung ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus teknik analisis deskriptif sebagai berikut: Keterangan: DP : Nilai persentase atau hasil F : Nilai yang diperoleh N : Jumlah seluruh nilai Sudjana, 2009:129 5. Lembar observasi. Data aktivitas siswa pada proses pembelajaran diperoleh melalui lembar pengamatan yang telah disusun, langkah –langkah menyusun lembar pengamatan adalah sebagai berikut: 1 Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif, yaitu mengubah opsi yang diperoleh dari lembar pengamatan dalam bentuk angka atau nilai. Penilaian ini menggunakan skala dengan empat gradasi, agar dapat dipilih menjadi 2, yaitu: a. Sangat tinggi bernilai 4 b. Tinggi bernilai 3 c. Rendah bernilai 2 d. Sangat rendah bernilai 1 Suharsimi, 2010:146 Untuk kategori deskriptif persentase DP yang diperoleh maka dibuat perhitungan kriteria hasil belajar siswa Purwanto, 2009:102, sebagai berikut: a. Mencari persentase maksimal b. Mencari persentase minimal c. Membuat tabel interval kelas persentase = 100 - 25 = 75 d. Interval kelas persentase = = 18,75 Tabel 3.5 Tabel Interval Aktivitas Siswa Kelas Interval Kategori 25 - 43,75 Sangat Rendah 43,76 - 62,51 Rendah 62,52 - 81,27 Tinggi 81,28 - 100 Sangat Tinggi 7. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang menjadi tolak ukur dalam penelitian itu adalah seorang peserta didik dipandang tuntas belajar dapat dilihat dari kompetensi pesera didik dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75 Mulyasa, 2009:218. Adapun alat ukurnya adalah menganalisis persentase ketuntasan belajar siswa dari tes evaluasi siklus yang sudah diberikan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Penerapan metode e-learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas vii pada mata pelajaran IPS terpadu: penelitian tindakan kelas di SMP IT Al-Atiqiyah Cipanengah-Sukabumi.

0 6 139

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 85

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PPKN DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 163085 TEBING TINGGI.

0 2 22

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM QUIZ UNTUK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJA SISWA PADA Penerapan Metode Pembelajaran Team Quiz Untuk Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belaja Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII D SMP Al-Islam 1

0 2 16

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS.

0 0 6