juga dengan penambahan madu yang tentunya tetap mempertahankan kandungan bahan alaminya dan bukan hanya sekedar penambahan flavour.
Sampai saat ini pada kemasan botol kaca tidak tercantum nama jenis racikan jamu yang ada di dalam setiap botol tersebut. Padahal, kejelasan
mengenai kandungan bahan yang ada dalam botol jamu sangat penting dicantumkan untuk pengetahuan konsumen.
7.2. Strategi Harga
Pada Tabel 29, dapat diketahui bahwa untuk memperoleh satu gelas minuman jamu gendong, konsumen sudah puas dengan tingkat harga yang harus
dibayarnya 3,10. Namun dari hasil wawancara lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa loyalitas konsumen masih sangat rendah, sehingga mengakibatkan
kenaikan harga yang mencolok sangat tidak disarankan untuk produk Minuman Jamu Gendong yang belum mendapatkan loyalitas dari konsumen. Selain itu,
penetapan harga minimum dimaksudkan agar dapat bersaing dibawah harga minuman jamu modern lain sebagai rangsangan kepada para konsumen untuk
membeli Minuman Jamu Gendong.
7.3. Strategi Distribusi
Minuman Jamu Gendong masuk pasar dengan menggunakan penjual wanita berkebaya sebagai saluran distribusinya. Namun, hal ini tidak tertutup
kemungkinan bagi pria yang ingin terjun dalm profesi ini. Para penjual jamu gendong tidak pasif menunggu, tapi benar-benar merupakan ’ujung tombak’.
Mereka memperkenalkan, menawarkan dan mendorong konsumen untuk membeli
jamu dengan berjalan kaki dari rumah ke rumah. Mereka menyebar ke berbagai daerah, bersaing untuk mendapatkan pelanggan.
Selain berjalan kaki, saat ini sudah ada penjual jamu gendong dengan menggunakan kendaraan baik beroda dua maupun beroda empat. Hal ini sangat
direkomendasikan bagi para penjual, karena dengan berkendaraan penjual dapat menjangkau pasar lebih banyak, menghemat waktu dan tenaga. Namun, semua itu
harus dipertimbangkan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Jika menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor, penjual dapat
menjangkau tempat yang lebih luas, tetapi tidak dapat dipungkiri biaya yang dikeluarkan pun lebih besar. Bersepeda merupakan cara yang lebih baik, selain
dapat menjangkau banyak tempat, walaupun tidak seluas yang dicapai dengan menggunakan mobil atau motor, biaya yang dikeluarkan tidak banyak, hanya saja
membutuhkan tenaga ekstra untuk mengayuh sepeda tersebut ke berbagai tempat. Penjual jamu gendong adalah seorang pedagang sekaligus produsen yang
paling ’dekat’ dengan konsumen untuk very fast moving consumer needs. Mengabaikan mereka berarti mengabaikan peluang di tempat yang paling
strategis. Dalam Tabel 29, nilai persepsi secara keseluruhan terhadap ketersediaan dinilai sangat kurang 6,49. Para penjual dapat melakukan pemetaan terhadap
lokasi mereka secara teratur agar tidak terjadi kekosongan produk Minuman Jamu Gendong di titik yang paling dekat dengan konsumen. Selain untuk meningkatkan
ketersediaan Minuman Jamu Gendong, dimaksudkan juga agar prestisenya terjaga dan kalangan menengah keatas tidak segan untuk mengkonsumsinya. Hanya
dengan hadir di tempat-tempat penjualan yang prestisius, citra Minuman Jamu Gendong akan dipersepsi baik oleh konsumen di negerinya sendiri. Konsumen
kelas atas tentu saja tidak akan membeli produk Minuman Jamu Gendong di wilayah terpencil. Mereka tetap menginginkan citra bergengsi, dan ini akan
dipenuhi secara proaktif oleh produsen jamu gendong dengan keberadaannya di kota-kota besar. Merasa diperhatikan, pelanggan akan mengalami emotional
attachment yang akan menjadikan mereka advocator consumer selain loyal consumer, yaitu pelanggan yang menganjurkan Minuman Jamu Gendong kepada
konsumen lain.
7.4. Strategi Promosi