dalam pengambilan responden. Metode Judgement Sampling termasuk dalam metode pengambilan sampel non-probabilitas Simamora, 2002. Metode
penga mbilan responden ini dilakukan dengan merumuskan terlebih dahulu kriteria-kriteria yang akan digunakan sebagai acuan dalam penarikan responden.
Kriteria tersebut adalah responden pernah membeli dan mengkonsumsi minuman jamu gendong. Responden yang terpilih menjadi sampel adalah mereka yang
mengkonsumsi jamu gendong minimal sebanyak tiga kali dalam satu minggu. Penetapan kriteria tersebut agar responden dapat memberikan pendapat, jawaban,
serta pernyataan yang bermanfaat bagi penelitian ini. Pemilihan responden di lokasi penelitian dilakukan secara accidental dan
jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang sebagai konsumen jamu gendong dan empat orang pedagang sebagai narasumber. Ukuran responden
tersebut didasarkan pada pendapat Bailey, yang menyatakan bahwa penelitian yang akan menggunakan analisis data statistik membutuhkan ukuran sampel
minimal 30 Hasan, 2002. Selain itu, juga didasarkan atas pertimbangan efisiensi waktu, biaya dan pengolahan data.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS Statistical Package for Social Science versi 11.0 dan Microsoft Excel. Penelitian
ini menggunakan tiga alat analisis. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Faktor dan Model Multiatribut Angka Ideal.
4.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik responden, yaitu yang terkait dengan umur, jenis kelamin, status pekerjaan, status pernikahan,
pendidikan, serta pendapatan. Pada penelitian ini dilakukan analisis deskriptif berdasarkan responden yang membeli minuman jamu gendong lebih dari tiga kali
dalam satu minggu. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa responden yang mengkonsumsi minuman jamu gendong tiga kali atau lebih dalam satu minggu
dapat memberikan jawaban yang signifikan terhadap kuesioner yang diberikan. Ukuran tiga kali digunakan berdasarkan penelitian terdahulu dan pengamatan pra-
survei.
4.4.2. Analisis Faktor
Analisis Faktor digunakan untuk menganalisis faktor- faktor yang menjadi pertimbangan utama konsumen dalam pembelian minuman jamu gendong.
Analisis faktor digunakan karena data hasil penelitian ini berupa data berskala ordinal. Analisis faktor digunakan untuk menjawab permasalahan dalam
penelitian ini meskipun terdapat kemungkinan terjadinya subjektivitas pada jawaban responden. Variabel asal yang diteliti meliputi variabel- variabel yang
dipertimbangkan dalam pembelian minuman jamu gendong. Variabel- variabel asal tersebut terdiri dari:
1. Variabel asal yang menginterpretasikan perbedaan individu, antara lain pendapatan X1, pengetahuan X2, pengalaman sebelumnya X3, gaya
hidup X4, dan manfaat kesehatan X5. 2. Variabel asal yang menginterpretasikan pengaruh lingkungan, antara lain
budaya X6, keluarga X7, tema nsahabat X8, status sosial X9, waktusituasi mengkonsumsi X10, dan penjual X11.
3. Variabel asal yang menginterpretasikan atribut produk yang ideal di mata responden, antara lain khasiat X12, rasa aman mengkonsumsi X13,
higienis X14, kuantitas X15, ketersediaan X16, kandungan bahan alami X17, cita rasa X18, harga X19, rasa manis X20, dan prestise X21.
Variabel-variabel tersebut ditentukan berdasarkan teori perilaku konsumen yang menerangkan mengenai variabel- variabel yang menginterpretasikan
perbedaan individu, pengaruh lingkungan, dan atribut produk yang diinginkan konsumen. Selain itu, variabel- variabel tersebut ditentukan berdasarkan referensi
dari beberapa penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumen, serta hasil pengamatan pra survei. Atribut-atribut produk tersebut dinilai telah mencakup
keseluruhan atribut produk ideal yang dipertimbangkan responden terhadap minuman jamu gendong.
Data hasil penelitian mengenai variabel- variabel tersebut diuji kelayakannya dengan menggunakan alat pengujian berdasar korelasi antar
variabel, yaitu Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO-MSA dan Bartlett’s Test. Pengujian ini dilakukan karena analisis faktor berupaya
mengelompokkan sejumlah variabel. Oleh karena itu, seharusnya ada korelasi yang cukup kuat diantara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika
sebuah variabel berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Hipotesis untuk signifikansi Bartlett’s Test
adalah: a. H
= Variabel- variabel asal belum memadai untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian minuman jamu tradisional
gendong. b. H
1
= Variabel- variabel asal sudah memadai untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian minuman jamu gendong.
Kriteria dengan melihat probabilitas signifikan : a. Angka Sig. 0,05 berarti variabel-variabel asal kurang signifikan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian minuman jamu gendong pada taraf nyata 5 persen H
diterima. b. Angka Sig. 0,05 berarti variabel-variabel asal cukup signifikan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian minuman jamu gendong pada taraf nyata 5 persen H
ditolak. Angka MSA berkisar dari 0 sampai 1, dengan kriteria :
a. MSA = 1 berarti pengaruh suatu variabel asal terhadap proses keputusan pembelian minuman jamu gendong dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh
variabel asal lainnya. b. MSA 0,5 berarti pengaruh suatu variabel asal terhadap proses keputusan
pembelian minuman jamu gendong masih dapat diprediksi oleh variabel asal lainnya dan pengaruh variabel asal tersebut dapat dianalisis lebih lanjut.
c. MSA 0,5 berarti pengaruh suatu variabel asal terhadap proses keputusan pembelian minuman jamu gendong tidak dapat diprediksi oleh variabel asal
lainnya dan pengaruh variabel asal tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut variabel dikeluarkan.
Setelah sejumlah variabel terpilih, dilakukan ekstrasi variabel tersebut
hingga menjadi beberapa faktor atau yang disebut sebagai komponen utama.
Metode ekstrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Principal Component. Jumlah optimal komponen utama yang terbentuk ditentukan
berdasarkan nilai eigenvalue setiap komponen utama, seperti yang disajikan pada tabel Total Variance Explained. Setiap variabel diasumsikan memiliki ragam
sebesar 1, sehingga komponen utama yang terbentuk haruslah memiliki nilai eigenvalue lebih besar dari 1. Selain dengan perhitungan angka seperti yang
disajikan oleh tabel Total Variance Explained, jumlah komponen utama yang optimal juga ditampilkan oleh grafik Screen Plot.
Pengelompokkan variabel-variabel asal ke dalam komponen-komponen utama yang terbentuk ditentukan oleh nilai loading factors dari masing- masing
variabel yang tersaji pada tabel Component Matrix. Namun, dikarenakan komponen-komponen utama yang terbentuk pada banyak kasus kurang berbeda
nyata sehingga dapat mengganggu analisis, maka dilakukan proses rotasi guna memperjelas perbedaan antara komponen-komponen utama yang terbentuk. Oleh
karena bertujuan untuk menghasilkan komponen-komponen utama yang tidak berkorelasi, maka dilakukan proses rotasi orthogonal. Penelitian ini menggunakan
metode rotasi orthogonal yang biasa digunakan, yaitu metode Varimax. Hasil dari proses rotasi ini disajikan pada tabel Rotated Component Matrix. Berdasarkan
nilai loading factors yang disajikan pada tabel tersebut, suatu variabel asal dikelompokkan ke dalam suatu komponen utama. Nilai cut off dari loading factors
pada penelitian ini adalah 0,55.
4.4.3. Model Angka Ideal