Dampak periklanan yang dapat dirasakan secara umum adalah : 1.
Menarik calon konsumen menjadi konsumen loyal selama jangka waktu tertentu.
2. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi
pembeli yang potensial pada masa mendatang.
B. Tujuan periklanan
Tujuan periklanan merupakan tugas komunikasi khusus dan tingkat keberhasilan yang harus dicapai terhadap sasaran tertentu pada periode waktu
tertentu. Tujuan periklanan dapat digolongkan untuk menginformasikan atau mengingatkan Kotler, 2001:154-156 :
a. Periklanan Informatif informative advertising
Tujuan periklanan dalam kategori ini lebih menekankan pada tahap penjajakan untuk suatu kategori produk. Tujuan periklanan ini yaitu berusaha
membangun permintaan primer primary demand dimana perusahaan melalui iklannya berusaha untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai
manfaat dan kegunaan dari merek produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Informasi yang mungkin disampaikan yakni:
1 Menjelaskan ke pasar tentang suatu produk baru. 2 Menjelaskan bagaimana fungsi suatu produk.
3 Meyakinkan pengguna baru tentang suatu produk.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4 Menjelaskan jasa yang tersedia. 5 Mengurangi ketakutan konsumen.
6 Membangun citra perusahaan.
b. Periklanan Persuasif persuasive advertising
Tujuan periklanan ini terasa penting jika perusahaan dalam industri ini mengalami atau dalam tahap persaingan dimana tujuan perusahaan yaitu
membangun permintaan selektif selective demand untuk suatu merek produk yang ditawarkan. Iklan-iklan produk dalam tahap persaingan berusaha membangun
superioritas suatu merek atas merek lain melalui perbandingan spesifik dari produknya dalam suatu kelas produk. Dalam menggunakan iklan persuasif dimana
di dalamnya termasuk iklan perbandingan tersebut, perusahaan harus yakin bahwa ia harus bisa membuktikan pernyataan superioritas merek produk yang ditawarkan
serta pernyataan itu tidak dapat diserang balik oleh pihak produsen pesaingnya. Iklan ini bertujuan untuk meyakinkan konsumen agar melakukan pembelian atau
pembelian ulang produk perusahaan. Iklan persuasif berisi antara lain : 1 Membangun preferensi merek.
2 Mendorong konsumen beralih ke merek produk perusahaan. 3 Mengubah persepsi pelanggan mengenai atribut produk.
4 Meyakinkan pelanggan untuk membeli sekarang.
c. Periklanan yang mengingatkan kembali reminder advertising
Periklanan untuk kategori ini sangat penting jika merek produk yang ditawarkan perusahaan berada pada tahap kematangan, sehingga perusahaan
berusaha untuk memelihara persepsi yang baik dari konsumen mengenai merek
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
produk tersebut. Periklanan ini bertujuan untuk mengingatkan dan memulihkan ingatan konsumen agar tetap setia terhadap produk perusahaan. Disamping itu,
perusahaan juga harus meyakinkan konsumen bahwa pilihan mereka tepat. Periklanan ini berisi antara lain :
1 Mengingatkan konsumen bahwa produk dapat diperoleh pada waktu yang tidak sama lagi.
2 Mengingatkan konsumen dimana tempat untuk mendapat produk tersebut. 3 Mengingatkan konsumen selama musim-musim sepi off season.
4 Mempertahankan daya ingat konsumen terhadap suatu produk. Melihat berbagai tujuan dari periklanan, perusahaan, pilihan untuk suatu
tujuan periklanan tidak dibuat sembarangan namun perusahaan harus mempertimbangkan pada berbagai hal yang mencakup analisis menyeluruh
mengenai situasi pemasaran perusahaan
.
C. Televisi sebagai media iklan
Apabila pesan iklan memerlukan persentasi secara audio visual dengan menggunakan gerakan-gerakan, ucapan-ucapan yang mempengaruhi, televisi
merupakan media yang menjadi pertimbangan awal. Televisi merupakan media yang efektif untuk menampilkan pesan-pesan yang dapat diterima konsumen
dalam waktu yang bersamaan dengan menggunakan perpaduan antara gambar dan suara.
Menurut Hapsari 2010:107, kelebihan media televisi dijadikan media iklan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
1. Dapat dinikmati oleh siapa saja. 2.
Televisi gampang beradaptasi memungkinkan adanya kombinasi suara, warna dan gerakan.
3. Waktu dan acaranya sudah tentu.
4. Jangkauannya luas.
5. Merupakan media yang bersifat mendorong.
6. Kesegaran pesan dan bersifat menghibur.
D. Daya tarik iklan
Tampilan iklan umumnya memainkan emosi pelanggan seperti rasa takut, rasa sayang atau menyampaikan suatu kebutuhan, kenyamanan atau
keinginan untuk berhemat. Menurut Suyanto 2005:92-106 jenis-jenis daya tarik iklan yaitu:
1. Daya Tarik Selebriti
Produk dapat menonjol dalam periklanan salah satunya menggunakan daya tarik figure masyarakat. Figur masyarakat tersebut dapat berupa seorang tokoh,
bintang TV, aktor, aktris, ilmuwan, atlet dan sebagainya. Selebritis adalah pribadi atau tokoh yang dikenal masyarakat untuk mendukung suatu produk. Menurut
urutan tingkat kepentingannya, pertimbangan pertama adalah kredibilitas endorser, kecocokan endorser dengan khalayak, kecocokan endorser dengan
merek, daya tarik endorser, dan setelah itu pertimbangan lainnya. 2.
Daya Tarik Pesan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Kita perlu mengevaluasi dan memilih pesan setelah mendapatkan pesan- pesan yang dibuatdibentuk secara kreatif. Daya tarik pesan untuk periklanan baik
berfokus pada usulan penjualan inti. Pesan merupakan informasi tentang produk atau merek yang bersifat komersil.
3. Daya Tarik Humor
Pengiklan juga menggunakan humor untuk mencapai sasaran komunikasi yang bervariasi untuk memicu perhatian, memandu konsumen secara menyeluruh
terhadap tuntutan produk, mempengaruhi sikap menyempurnakan kemampuan recall dari tuntutan pengiklan, dan pada akhirnya menciptakan tindakan
konsumen untuk membeli produk. 4.
Daya Tarik Musik Musik merupakan komponen penting dalam periklanan. Jingle, musik latar,
lagu terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan titik penjualan, menetapkan nada emosi suatu iklan dan
mempengaruhi perasaan. 5.
Daya Tarik Emosional Daya tarik emosional berhubungan dengan kebutuhan psikologi konsumen
untuk membeli suatu produk. Banyak konsumen termotivasi untuk membeli produk karena emosi dan perasaan terhadap merek dapat menjadi lebih penting
daripada pengetahuan terhadap atribut dan pernak-pernik produk tersebut.
2.1.3. Peran Musik dalam Periklanan A. Pengertian Musik
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Musik merupakan salah satu unsur atau elemen yang penting dan paling sering digunakan dalam pembuatan iklan. Menurut Suyanto 2005:125 musik
adalah gaya iklan yang menggunakan latar belakang musik atau jingle, lagu terkenal, dan aransemen klasik, atau menunjukkan satu atau beberapa orang atau
tokoh kartun yang menyanyikan suatu lagu tentang produk tersebut. Gaya ini digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan titik penjualan, menetapkan
nada emosi untuk suatu iklan dan mempengaruhi perasaan pendengarnya. Sedangkan jingle adalah musik dalam iklan dengan menggunakan latar belakang
musik dengan susunan kata-kata, tune terkenal dan aransemen klasik yang disertai dengan iringan musik dalam iklan. Banyak praktisi dan akademisi periklanan
memikirkan bentuk variasi musik yang berguna untuk komunikasi, mencakup musik sebagai penarik perhatian, membuat konsumen berperasaan positif, membuat
konsumen lebih menerima pesan iklan, dan membuat komunikasi yang mengandung arti terhadap produk yang diiklankan. Selain itu jingle juga bisa
menjadi sarana pengingat sebuah merek atau produk dimana pun jingle itu diputar atau terdengar.
Penggunaan lagu terkenal dalam iklan dapat membantu menarik perhatian dan mengembalikan ingatan, apalagi jika dinyanyikan oleh penyanyi yang sedang
terkenal dan menjadi pujaan publik, hal ini dapat menjadi nilai lebih terhadap iklan tersebut. Penggabungan merek dan cuplikan sebuah musik popular dapat menjadi
sebuah daya tarik sendiri. Karena kita akan teringat merek itu kapan saja kita mendengar musiknya. Banyak iklan saat ini dibuat lagu sehingga mudah tertanam
didalam ingatan jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Musik adalah jembatan penghubung yang membantu sebuah iklan tertanam dalam memori jangka panjang. Jingle dari iklan dapat membentuk kesadaran akan
merek dan musik yang menjadi latar belakang dapat membentuk perasaan tertentu. Jingle dapat digunakan untuk mempertinggi brand awareness, memfasilitasi
asosiasi merek atau menimbulkan perasaan dan penilaian yang positif terhadap merek. Bahkan jingle merupakan brand element yang paling baik untuk
mempertinggi brand awareness Keller, 2003:210.
B. Alasan Penggunaan Jingle
Jingle adalah alat yang membuat orang terpesona oleh pesan penjualan dan membentuk identitas, dengan menyusunnya kedalam nada yang menarik
perhatian, yang dapat didengungkan atau dinyanyikan. Sebagai strategi kreatif dalam periklanan jingle merupakan salah satu alat yang cukup efektif, maka dari itu
banyak pengiklan yang membuat jingle iklan untuk produk atau mereknya karena jingle menjadi daya tarik yang cukup kuat dalam menimbulkan tindakan yang
berhubungan dengan pembelian dari produk atau merek tersebut.
Berikut beberapa alasan utama pengiklan menggunakan iklan berbasis jingle adalah karena mereka percaya bahwa musik dapat Pelsmacker, et al, 2004:198 :
a. Menimbulkan perhatian atau kesadaran akan produk.
b. Menciptakan mood atau suasana hati.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c. Menimbulkan ketenangan atau menimbulkan bunyi emosional yang
dapat meningkatkan evaluasi atas produk dan memfasilitasi penerimaan pesan.
d. Mengirimkan pesan dari merek dengan cara yang unik.
e. Membangun personalitas merek.
f. Mengkomunikasikan nilai budaya.
C. Syarat-Syarat Jingle
Syarat-syarat jingle yang baik menurut Klepner dalam Suhandang, 2005:139 harus memiliki ketentuan sebagai berikut :
1. Jingle harus dapat menampilkan nama produk dan slogan suatu produk
dengan menyenangkan dan dengan cara mudah diingat. 2.
Musik yang digunakan harus simpel. 3.
Melodi yang digunakan harus menyenangkan dan berbeda dengan melodi lainnya.
4. Lirik yang digunakan harus simpel, langsung dan spesifik khusus
dimana terdapat penyebutan nama produk lebih dari satu kali. 5.
Jingle harus menampilkan slogan produk dan apabila memungkinkan harus dilakukan pengulangan dalam penyebutan.
D. Indikator Daya Tarik Jingle
Terdapat 6 indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi jingle Keller, 2003:175 ; Soehadi, 2005:31 yaitu :
1. Diingat Memorability
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Yaitu kemudahan jingle untuk diingat. Memorability jingle ini merupakan faktor yang penting atas sebuah jingle. Konsumen sering tidak banyak
mempertimbangkan banyak informasi dalam membuat keputusan atas produk, sehingga diperlukan sekali jingle yang mudah diingat dan dikenal. Dengan sifat
jingle yang menarik dan mudah diingat ini, maka memudahkan konsumen menyanyikan jingle kembali setelah mereka mendengarnya dari iklan.
Memorability terbagi atas : a.
Easily recalled Yaitu kemudahan jingle untuk diingat.
b. Easily recognition
Yaitu kemudahan jingle untuk dikenali. 2.
Bermakna Meaningfulness Yaitu jingle mempunyai arti karena sifat musikalnya, jingle dapat
mengkomunikasikan informasi tentang produk, tetapi jingle sering kali menyampaikan arti dari sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan
ringkas. Meaningfulness terbagi atas :
a. Descriptive
Yaitu jingle memaparkan informasi umum akan sifat dasar produk. b.
Persuasive Yaitu jingle mencakup informasi cukup mengenai sifat dan manfaat
khusus atas suatu produk. 3.
Disukai Likability
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Yaitu jingle disukai. Sebuah jingle tidak harus selalu terkait dengan produk. Dengan demikian unsur-unsur yang dipilih haruslah :
a. Fun and interesting
Yaitu jingle harus terdengar menarik dan menyenangkan. b.
Rich in visual and verbal imagery Yaitu jingle yang dipilih adalah yang kaya secara visual dan verbal.
4. Sifat dapat diganti Transferability
Jingle mudah di transfer ke produk kategori. Transferability terbagi atas :
a. Within and across product categories
Yaitu jingle dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda.
b. Across geographical boundaries and culture
Yaitu jingle dapat digunakan untuk memperkenalkan produk melintasi batas geografi dan budaya.
5. Penyesuaian Adaptability
Yaitu jingle yang tidak mudah usang.
Adaptability terbagi atas : a.
Flexible Jingle dapat digunakan dari masa ke masa semakin fleksibel sebuah
jingle maka semakin mudah jingle tersebut untuk diperbaharui.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
b. Updatable
Yaitu jingle tidak ketinggalan zaman, karena adanya perubahan zaman yang terus menerus atas nilai dan opini konsumen atau hanya
karena kebutuhan agar jingle up-to-date terbaru dan sesuai dengan zaman sekarang maka jingle harus terus diperbaharui setiap waktu.
6. Dilindungi Protectability
Yaitu jingle dapat diproteksi. Protectability terbagi atas :
a. Legally
Yaitu jingle dapat dilindungi menurut hukum. b.
Competitive Yaitu jingle dapat dilindungi dari para pesaing. Apabila jingle terlalu
mudah untuk ditiru maka keunikan dari jingle akan hilang. Maka menurut peneliti yang dimaksud dengan daya tarik jingle dalam
sebuah iklan ialah meliputi cara untuk menarik perhatian, menjadikan konsumen berada di dalam keadaan yang positif, membuat khalayak lebih menerima pesan
iklan dan mengkomunikasikan arti produk yang diiklankan, dan memiliki tujuan agar dapat membentuk kesadaran akan sebuah merek dan musik yang menjadi latar
belakang dalam iklan dapat membentuk kesadaran tertentu dari khalayak. Dikaitkan dengan masalah penelitian, daya tarik jingle iklan Honda “one
heart” diharapkan bisa menarik perhatian, menyalurkan pesan-pesan penjualan, menentukan tekanan emosional untuk iklan dan bisa mempengaruhi suasana hati
khalayak yang melihat maupun mendengar jingle dalam iklan tersebut.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Bintang Iklan Celebrity Endorser dalam Periklanan A. Pengertian Bintang Iklan
Kotler menyatakan 2001:583 para pemasar telah menggunakan tokoh- tokoh terkenal sejak dulu untuk mendukung produk mereka. Selanjutnya tokoh
yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat menarik perhatian pada merek produk yang diiklankannya. Dengan demikian maka sangat penting untuk memilih selebriti
yang tepat bagi produk yang akan dijual, tokoh tersebut harus dikenal luas, mempunyai pengaruh yang sangat positif dan sangat sesuai dengan produk.
Menurut Suyanto 2005:92 Produk dapat menonjol dalam periklanan salah satunya menggunakan daya tarik figure masyarakat. Maka selebritis atau bintang iklan
adalah tokoh aktor, penghibur atau atlet yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda di dalam produk yang didukung,
bintang iklan merupakan juru bicara produk. Dalam Khatri Journal of Social Sciences-Volume 13, Number 3, 2010
Dukungan selebritis dapat meningkatkan proses mengingat dan penilaian mengkonsumsi produk. Dengan menggunakan selebriti sebagai endorser dipercaya
dapat mempengaruhi minat beli konsumen dan kemudian mendongkrak penjualan produk. Karena selain meningkatkan perhatian attention dan daya ingat recall,
selebritis juga sekaligus mewakili kepribadian dari merek yang mereka bawakan dan dengan itu diharapkan dapat mendekati target konsumen dengan baik.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
B. Peran selebriti
Berikut ini adalah beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang bisa digunakan perusahaan dalam sebuaha iklan Schiffman dan Kanuk dalam
Noviandra, 2006: 65-74 : a.
Kesaksian Testimonial Jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut maka
pihak dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit dari produk atau merek yang diiklankan tersebut.
b. Dukungan Endorsement
Ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.
c. Aktor Actor
Selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu
program tayangan tertentu. d.
Juru Bicara Spokesperson Selebriti yang mempromosikan produk, merek atau suatu perusahaan
dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokesperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek
atau produk yang mereka wakili.
C. Kriteria Bintang Iklan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dyson dan Turco, et al 2003:51 mengemukakan suatu konsep yang dapat digunakan sebagai kriteria dalam menyeleksi selebritis yang akan
digunakan sebagai endorser adalah FRED Familiarity, Relevance, Esteem, Differentiation yaitu :
a. Dikenal Familiarity
Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorser, artinya khalayak sasaran harus mengenal pada sosok sang artis dan
melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan, dan bisa dipercaya. b.
Kesesuaian Relevance Artinya terdapat hubungan yang berarti kecocokan antara image merek
yang diiklankan dan selebriti, serta antara selebriti dengan target market. Pengiklan seringkali mencocokan image produk, karakteristik target market
dan personalitas dari celebrity endorser Belch, 2004: 175. c.
Penghargaan Esteem Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen
terhadap selebriti. d.
Pembedaan Differentiation Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan
eksklusif atas produk yang dimilikinya. Ini merupakan sebuah kontribusi besar bagi efektifitas seorang endorser
.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Pesan Iklan dalam Periklanan
Anggaran yang sangat besar tidak menjamin keberhasilan dalam suatu kegiatan periklanan. Pemasangan iklan dapat sukses hanya jika iklan tersebut
memperoleh perhatian dan dapat berkomunikasi dengan baik. Pesan iklan yang bagus sangat penting khususnya dalam lingkungan pemasangan iklan yang sangat
mahal. Pesan iklan yang ideal menurut Kotler 2001:269, pesan iklan harus menarik perhatian attention, mempertahankan ketertarikan interest,
membangkitkan keinginan desire, dan menggerakkan tindakan action. Pesan iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada
audience melalui media iklan. Dalam penyusunan pesan iklan yang harus diperhatikan adalah Kotler, 2002:633, isi pesan, struktur pesan, format pesan dan
sumber pesan, yaitu : 1. Isi Pesan
Dalam menentukan isi pesan yang perlu diperhatikan adalah daya tarik, tema, gagasan atau usulan penjualan yang unik. Ada tiga jenis daya tarik, pertama
daya tarik rasional membangkitkan minat pribadi, artinya bahwa daya tarik rasional menyatakan bahwa produk itu akan menghasilkan manfaat tertentu.
Kedua adalah daya tarik emosional, yang berupaya membangkitkan emosi positif atau negatif yang akan memotivasi pembelian antara lain daya tarik rasa takut,
rasa bersalah, dan rasa malu yang mendorong orang untuk berbauat hal yang harus mereka lakukan atau berhenti melakukan hal-hal yang seharusnya tidak
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mereka lakukan. Ketiga, daya tarik moral, diarahkan pada perasaan pendengar tentang apa yang benar dan pantas. Daya tarik ini sering digunakan untuk tujuan-
tujuan sosial. 2. Struktur Pesan
Efektivitas pesan tergantung pada struktur dan isinya. Dalam hal ini komunikator harus memutuskan tiga hal. Pertama adalah apakah harus menarik
suatu konklusi yang pasti atau membiarkannya terserah pada audiens. Kedua, apakah harus menyajikan suatu argumen bersisi satu atau bersisi dua. Yang ketiga
adalah apakah harus menyajikan suatu argumen yang paling kuat pada awal-mula atau terakhir kalinya.
3. Format Pesan Komunikator harus menggunakan suatu format yang kuat untuk pesan.
Agar menarik perhatian, pengiklan menggunakan beraneka ragam sarana seperti : menampilkan sesuatu yang baru dan kontras, headline dan gambar yang
menawan, format yang khas, posisi dan ukuran pesan, dan warna serta bentuk gerakan.
4. Sumber Pesan Pesan yang disampaikan sumber yang menarik atau terkenal akan
memperoleh perhatian dan daya ingat yang lebih tinggi. Itulah sebabnya pemasang iklan sering menggunakan selebriti sebagai juru bicara. Selebriti
kemungkinan akan efektif apabila mereka melambangkan ciri utama produk dan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
yang terpenting adalah kredibilitas juru bicara tersebut. Ada tiga faktor yang melandasi kredibilitas sumber, yaitu keahlian, kelayakan dipercayai dan
kemampuan disukai. Pemasar harus dapat mengevaluasi pesan-pesan alternatif sebuah iklan
agar iklan tersebut mudah diingat. Menurut Kotler 2001:581 pesan dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :
1. Diinginkannya Desirability Maksudnya adalah bahwa pesan tersebut harus dapat mengatakan sesuatu
yang diinginkan atau menarik produk tersebut. Menunjukkan manfaat-manfaat produk yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen.
2. Keekslusifannya Exclusiveness Pesan tersebut harus mengatakan sesuatu yang ekslusif atau yang
membedakan, yang tidak terdapat pada semua merek di dalam kategori produk tersebut.
3. Kepercayaannya Believability Pesan tersebut harus dapat dipercaya atau dibuktikan. Konsumen percaya
bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan iklan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Pengingatan Iklan Advertising Recall
Advertising recall berfungsi untuk membuktikan sejauh mana keuntungan asosiasi merek berasal dari iklan dan bukan dari sumber lain. Dalam advertising
recall rangsangan stimulus adalah sebuah merek dan responnya adalah iklan. Pengingatan iklan yang merupakan alat uji umum untuk mengukur recall
audience tidak dapat diperbandingkan atau saling menggantikan untuk tujuan apapun juga. Menurut wells, et al 2007:116, recall audience adalah kemampuan
daya ingat seorang audiens dalam mengingat kata demi kata dari iklan yang dipasang sehingga audiens mampu mengingat penanyangan iklan produk yang
diiklankan sebelumnya dan mengutarakan kembali apapun yang bisa diingat. Ingatan berhubungan dengan memori Wells, et al, 2007:116, yang
artinya adalah bahwa jejak di ingatan lebih dalam dengan respon kemampuan daya pengenal untuk iklan. ketika Anda mengingat poin salinan, yang merupakan
informasi yang diberikan tentang produk dalam rangka untuk mengingat informasi yang disajikan dalam iklan, konsumen harus berpikir tentang hal itu
baik sebagai informasi yang sedang disajikan atau sesudahnya. berpikir tentang hal itu adalah bentuk pemrosesan informasi yang membantu untuk menahan ide-
ide dalam ingatan.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
A. Tipe Pengingatan Merek Brand Recall Types
Menurut Wells, et al 2007: 216, ada dua jenis metode untuk mengukur recall yaitu :
a. Ingat Tanpa Bantuan Unaided Recall Tanpa diberi bantuan atau petunjuk, konsumen ditanya untuk mengingat
iklan apa yang telah mereka lihat sebelumnya. b. Dibantu Mengingat Aided recall
Konsumen diberi petunjuk atau bantuan, biasanya dalam bentuk pertanyaan tentang iklan dalam kategori produk spesifik. Alternatif
lainnya, konsumen diberi sebuah daftar berisi merek dagang dari pengiklan yang muncul dalam majalah dan akan diminta untuk
memberikan tanda “X” pada iklan yang pernah mereka lihat.
B. Riset Periklanan dan Evaluasi Advertising Research
Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat dipelajari melalui sebuah riset periklanan menurut Advertising Age’s Editorial Bolen, 1994:493 :
1. Semakin banyak iklan cetak semakin banyak orang yang akan me-recall
iklan tersebut. 2.
Iklan yang berwarna lebih mudah di-recall dibandingkan iklan dengan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
warna hitam putih. 3.
Semakin pendek headline isi berita sebuah iklan semakin besar recall terhadap sebuah iklan cetak.
4. Short copy sebuah majalah semakin mudah iklan yang ada di-recall oleh
pembacanya. 5.
Jumlah kata yang diucapkan dalam sebuah iklan televisi tidak berhubungan dengan recall iklan tersebut.
6. Recall dari sebuah iklan televisi berhubungan positif dengan sikap positif
dari pemirsa terhadap iklan yang bersangkutan. 7.
Iklan tidak perlu kepercayaan tapi perlu dikenang diingat. Ada dua macam cara yang dapat digunakan untuk menguji sebuah iklan
Bolen,1994:494 dalam Purnama 2003 : 1.
Pretest, dengan membuat lingkungan buatan artificial environment untuk menguji kesuksesan sebuah iklan sebelum disaksikan oleh pemirsa
sesungguhnya. 2.
Postest, evaluasi dilakukan setelah iklan disaksikan pemirsa.
C. Pengukuran Efektifitas Periklanan
Pada umumnya perusahaan dalam melakukan pengujian terhadap iklan menggunakan cara posttest atau setelah iklan itu disaksikan oleh konsumen.
Pengujian itu dapat berupa :
a. Uji Daya Ingat Recall Test
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Menguji daya ingat dilakukan dengan melihat sejauh mana responden mampu mengingat kata demi kata dari iklan yang dipasang. Peneliti meminta
orang-orang yang telah melihat di media untuk mengingat kembali penayangan iklan produk yang diiklankan. Mereka diminta untuk mengutarakan kembali
apapun yang bisa diingat. Angka ingatan menunjukkan kekuatan iklan bisa diperhatikan dan diingat. Kalau ternyata responden tidak dapat mengingat, berarti
iklan tersebut kurang efektif. Namun kesimpulan ini tidak terlalu benar, sebab daya ingat seseorang jelas dipengaruhi oleh preferensi dari apa yang mereka
sukai. Keuntungan pengujian ini selain memberi masukan atau umpan balik kepada responden, lambat laun juga menghasilkan semacam norma yang
membantu menghitung apakah sebuah iklan memiliki nilai yang cukup, dalam arti berhasil diingat oleh khalayak sasaran. Keuntungan lainnya adalah membantu
menunjukkan keandalan yang dianggap bisa mengukur sesuatu yang memiliki korelasi dengan efektifitas penjualan. Keandalan baru akan terbukti bila nilai atau
angka yang diperoleh selalu atau relatif sama. Angka keandalan tersebut menjadi pegangan para produsen untuk menentukan tingkat produksi dan penjualannya.
Produsen tidak boleh hanya melihat segi keandalan saja, namun juga harus memperhatikan sisi lain yaitu keabsahan. Terlepas dari semua itu, uji daya ingat
termasuk pengujian populer dan diandalkan dibanding dengan jenis pengujian yang lain, sebab dari pengujian ini bisa diukur efektivitas penyampaian pesan atas
suatu produk. Dalam pengujian ini terdapat tiga tingkatan ukuran yang digunakan Bolen, 1994:494 dalam Purnama 2003:8 :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
a. Proved commercial registration : kemampuan sebuah iklan untuk
menarik perhatian dan untuk menempatkan nama pengiklan merek produk dari perusahaan pengiklan di benak konsumen.
b. Idea communication : kemampuan konsumen untuk mengingat kembali ide pokok main idea dari sebuah iklan.
d. Favorable attitude : kemampuan sebuah iklan untuk menumbuhkan sikap konsumen.
2.2. Penelitian terdahulu