Pengaruh Pengalaman Terhadap Persepsi Tokoh Masyarakat Aceh tentang

Penelitian ini bertolak belakang dengan teori Bloom yang dikutip Notoatmodjo 2005, yang mengatakan bahwa pengetahuan knowledge adalah tahu apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya. Pengetahuan adalah tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Selain keunggulan-keunggulan rumoh Aceh, ada juga kelemahan-kelemahan yang dimiliki rumoh Aceh. Adapun kelemahan-kelemahannya seperti toilet yang jauh dari rumah, ongkos pembuatan dan material yang mahal, serta dinilai ketinggalan zaman sehingga masyarakat tidak mau tinggal di rumoh Aceh. Widosari 2010 mengatakan, kelemahan-kelemahan dari rumoh Aceh di antaranya sifat-sifat alami kayu yang mudah keropos. Meskipun demikian secara tradisional beberapa teknik dapat mengurangi kekeroposan seperti cara pemilihan kayu. Di lain pihak, diberlakukannya moratorium logging oleh pemerintah Aceh sejak 6 Juni 2007 demi terwujudnya Aceh hijau green province, menyebabkan persediaan dan harga kayu menjadi tinggi. Hal tersebut menjadi salah satu kendala bagi masyarakat untuk membangun rumoh Aceh .

5.2. Pengaruh Pengalaman Terhadap Persepsi Tokoh Masyarakat Aceh tentang

Rumoh Aceh Sebagai Kearifan Lokal dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami di Kota Banda Aceh Pengalaman dalam penelitian ini juga tidak berhubungan secara bivariat dengan persepsi Tokoh Masyarakat Aceh tentang rumoh Aceh dalam menghadapi Universitas Sumatera Utara bencana gempa dan tsunami di Kota Banda Aceh. Sama halnya dengan variabel pengetahuan, variabel pengalaman juga tidak termasuk yang diuji secara multivariat. Robbins 2005 menyatakan terdapat tiga faktor yang memengaruhi persepsi, yakni pelaku persepsi, target yang dipersepsikan dan situasi. Ketika individu memandang kepada objek tertentu dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu pelaku persepsi, yaitu pengalaman masa lalu, seperti melihat, merasakan dan lain-lain. Dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami tahun 2004 di Aceh, masing- masing Tokoh Masyarakat Aceh mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Tokoh Masyarakat Aceh yang mempunyai pengalaman buruk maka akan selalu berhati-hati dan mawas diri terhadap bencana yang sama di masa yang akan datang. Bagi Tokoh Masyarakat Aceh yang mengambil berkah dari kejadian tsunami 2004 seperti mendapatkan bantuan-bantuan dan pekerjaan, menyatakan bisa hidup lebih layak dibanding kondisi sebelumya dan menjadikan pengalaman tersebut merupakan suatu hal yang positif. Menurut Notoatmodjo 2003, pengalaman memengaruhi pengetahuan seseorang tentang suatu objek yang mengandung 2 dua aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Dalam hal ini Tokoh Masyarakat Aceh memandang bahwa kejadian gempa dan tsunami tahun 2004 membawa dampak yang positif bagi Tokoh Masyarakat Universitas Sumatera Utara Aceh. Pengalaman buruk yang dirasakan seperti kehilangan rumah, sanak keluarga dan kerugian lainnya seperti kehilangan harta benda merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi. Kejadian gempa dan tsunami 2004 dijadikan pelajaran yang berharga sehingga Tokoh Masyarakat mempersiapkan diri dan keluarga apabila ada gempa masyarakat berlari ke luar rumah. Apabila ada gempa yang berpotensi tsunami masyarakat mencari tempat yang tinggi karena ada rentang waktu dari gempa sampai terjadi tsunami

5.3 Pengaruh Kebutuhan Terhadap Persepsi Tokoh Masyarakat Aceh