Pengaruh Kebutuhan Terhadap Persepsi Tokoh Masyarakat Aceh

Aceh. Pengalaman buruk yang dirasakan seperti kehilangan rumah, sanak keluarga dan kerugian lainnya seperti kehilangan harta benda merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi. Kejadian gempa dan tsunami 2004 dijadikan pelajaran yang berharga sehingga Tokoh Masyarakat mempersiapkan diri dan keluarga apabila ada gempa masyarakat berlari ke luar rumah. Apabila ada gempa yang berpotensi tsunami masyarakat mencari tempat yang tinggi karena ada rentang waktu dari gempa sampai terjadi tsunami

5.3 Pengaruh Kebutuhan Terhadap Persepsi Tokoh Masyarakat Aceh

Tentang Rumoh Aceh Sebagai Kearifan Lokal dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami di Kota Banda Aceh Berdasarkan hasil penelitian, kebutuhan berpengaruh terhadap persepsi Tokoh Masyarakat Aceh tentang rumoh Aceh dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami di Kota Banda Aceh. Robbins 2005 mengatakan, ketika individu memandang kepada objek tertentu dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu pelaku persepsi yaitu kebutuhan. Bila dilihat dari letak geografis Kota Banda Aceh yang berada pada lempengan patahan bumi yang mempunyai potensi terhadap gempa, dan kenyataan bahwa sebahagian besar Kota Banda Aceh merupakan daerah pesisir yang berpotensi terhadap tsunami dan gelombang pasang, maka rumoh Aceh merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat Kota Banda Aceh dalam menghadapi bencana gempa dan Universitas Sumatera Utara tsunami. Berdasarkan hasil observasi peneliti di Gampong Pie dan Gampong Jawa yang merupakan gampong yang terpilih sebagai model rumah contoh dalam mengantisipasi gempa dan tsunami, masyarakat telah mengubah bentuk rumoh Aceh bagian bawah menjadi rumah beton, sehingga rumah yang ditempati masyarakat sekarang menjadi rumah dua lantai. Fungsi dari tiang-tiang yang dibuat tanpa ada dinding penahan diharapkan apabila terjadi banjir, air bah atau tsunami, air dan sampah-sampah akan mudah melewati rumah dan tidak menabrak dinding sehingga rumah akan tetap utuh dan tidak rubuh. Di sini dapat dilihat bahwa meskipun rumoh Aceh merupakan salah satu alternatif dalam mengantisipasi bencana, masyarakat pada zaman sekarang masih enggan untuk menempati rumoh Aceh. Pada kejadian tsunami 2004 rumah-rumah beton yang berlantai dua, dinding rumah lantai pertama rusak karena diterjang air bah tsunami serta sampah- sampah yang dibawa oleh tsunami juga akan menerjang dinding rumah sehingga mengakibatkan tiang-tiang rumah menjadi rusak dan rumahpun ikut rusak. Secara analisis struktur ketahanan rumoh Aceh sudah teruji terhadap gempa sebagaimana penelitian Mutia, 2003 struktur rumoh Aceh yang pernah diuji secara laboratorium melalui miniatur dan perhitungan program Standar Aplikasi Produk SAP 2000 yang hasilnya adalah rumoh Aceh terbukti mampu bertahan dari gempa karena struktur utama yang kokoh dan elastis. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini juga didukung oleh Widosari, 2010 yang mengatakan bahwa konsep rumoh Aceh yang berupa rumah panggung dapat dimanfaatkan sebagai sistem kontrol yang praktis untuk menjamin keamanan dalam menghadapi bencana gempa, perlindungan terhadap cuaca, tsunami dan banjir, gangguan binatang buas serta mudah mengantisipasi bencana kebakaran. Selain berfungsi menghadapi bencana, rumoh Aceh juga berfungsi sosial karena merupakan konsep rumah panggung yaitu membuat pandangan tidak terhalang dan dapat dimanfaatkan sebagai sistem kontrol memudahkan sesama warga saling menjaga rumah dari orang asing sehingga tercipta ketertiban dan keamanan gampong, dan rumoh Aceh yang rumoh Aceh juga memberikan kenyamanan thermal bagi penghuninya karena memiliki tipe bentuk panggung. Setelah dilakukan uji multivariat dengan uji statistik regresi berganda, variabel kebutuhan berpengaruh secara signifikan p0,020 terhadap persepsi Tokoh Masyarakat Aceh di Kota Banda Aceh, Tokoh Masyarakat Aceh merasa membutuhkan rumoh Aceh sebagai kearifan lokal dalam menghadapi bencana terutama bencana gempa dan tsunami. Hal ini berarti semakin meningkatnya kebutuhan Tokoh Masyarakat Aceh maka semakin baik pula persepsinya tentang kearifan lokal rumoh Aceh dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami. Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel kebutuhan seseorang akan memengaruhi persepsinya terhadap suatu objek. Hal ini didukung oleh teori Maslow yang yang dikutip Caplin, 2006 bahwa kebutuhan Universitas Sumatera Utara adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan. Kebutuhan juga merupakan suatu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas dan menjadi dasar dan alasan untuk berusaha. Upanya peningkatan kebutuhan Tokoh Masyarakat Aceh yang telah dilakukan pemerintah Aceh adalah dengan melakukan sosialisasi tentang manfaat dan kegunaan rumoh Aceh dalam menghadapi bencana genpa dan tsunami melalui radio-radio, poster-poster, surat kabar, tabloid dan majalah-majalah lokal. Untuk sosialisasi ini juga diperlukan kerja sama lintas sektoral antara dinas terkait.

5.4 Pengaruh Harapan Terhadap Persepsi Tokoh Masyarakat Aceh tentang