Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan

Sedangkan menurut majalah Forum Kebijakan Ilmiah dalam Abdul Majid 2014, 96-97 dinyatakan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus memenuhi tiga prinsip utama; yaitu: 1 Belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiri-based learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada siswa. 2 Assesment, berarti pengukuran pengajuan belajar siswa dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar. 3 Keberagaman mendukung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengembangakan pendekatan keberagaman. Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.

e. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan

Saintifik Menurut Permendikbud No.81 A tahun 2013 Lampiran IV, langkah – langkah pendekatan ilmiah terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi: mengamati observasi, menanya questioning, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan mengolah informasi menalar associating, mengkomunikasikan. Kelima tahapan itu merupakan proses yang berkesinambungan yang diharapkan dapat selalu bersinggungan dengan ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. 1 Mengamati Observasi Mengamati merupakan langkah awal atau kegiatan pertama dalam pendekatan saintifik. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik memperoleh gambaran umum mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajarinya. Metode ini memiliki keunggulan tertentu seperti menyajikan media objek secara nyata untuk diamati. Siswa menjadi lebih tertantang dan bersemangat untuk melakukan pembelajaran. Metode ini membuat siswa mengerti dan mengaitkan bahwa objek yang diteliti ada hubungannya dengan materi yang akan dipelajarinya. a Tahap-Tahap dalam Kegiatan Observasi Kegiatan mengamati menurut para pakar, seperti Alder dan Alder 1998, Denzin 1989 b, dan Spradley 1980 dalam Flick 2002: 136, dalam Hosnan, 2014: 42 menyatakan bahwa observasi memiliki tujuh tahap sebagai berikut. 1 Menyeleksi suatu latar setting. 2 Memahami tentang apa yang akan didokumentasikan dalam observasi dan dalam setiap kasus. 3 Melatih pengamat supaya menentukan fokus pengamatan. 4 Observasi deskriptif yang memberikan suatu pemaparan umum mengenai hasil pengamatan. 5 Observasi terfokus yang semakin terkonsentrasi pada aspek- aspek yang semakin relevan dengan pertanyaan pengamatan. 6 Observasi selektif yang dimaksudkan untuk secara sengaja menangkap hanya aspek-aspek pokok. 7 Akhir dari observasi apabila kepenuhan teori telah tercapai. b Langkah-Langkah dalam Kegiatan Observasi Menurut Hosnan 2014, 42-43, langkah-langkah dalam pembelajaran dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1 Menentukan objek apa yang akan diobservasi. 2 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi. 3 Menentukan secara jelas data-data yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder. 4 Menentukan di mana tempat objek akan diobservasi. 5 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 6 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat tulis lainnya. c Manfaat Observasi Menurut Guba dan Lincoln 1981: 191-193, dalam Moleong, 2001: 125-126, dalam Hosnan, 2014: 44-45 alasan- alasan pengamatan observasi dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam pengamatan kualitatif, intinya karena hal berikut ini. 1 Pengamatan memberikan pengalaman langsung, dan pengalaman langsung dinilai merupakan alat yang ampuh untuk memperoleh kebenaran. 2 Dengan pengamatan dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang sebenarnya. 3 Pengamatan memungkinkan pengamat mencatat peristiwa yang berkaitan dengan pengetahuan yang relevan maupun pengetahuan yang diperoleh dari data. 4 Sering terjadi keragu-raguan pada pengamat terhadap informasi yang diperoleh yang dikarenakan kekhawatirannya adanya bias atau penyimpangan. 5 Pengamatan memungkinkan pengamat mampu memahami situasi-situasi yang rumit. 6 Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat. 2 Menanya Questioning Menanya atau questioning merupakan langkah atau kegiatan kedua dalam pendekatan saintifik setelah kegiatan mengamati. Kegiatan ini bertujuan untuk menanyakan hal-hal apa saja yang belum dipahami atau dimengerti oleh peserta didik pada saat kegiatan mengamati. Kemampuan yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah rasa ingin tahu dari peserta didik untuk membentuk krativitas siswa dan kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis. Metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru berperan penting untuk memotivasi, mendorong, dan memfasilitasi peserta didik untuk bertanya hal apa saja yang belum dipahami. Untuk melaksanakan tahap menanya, peserta didik harus berkembang sikap kreativitas, rasa ingin tahu, dan sikap kritis disamping kemampuan merumuskan suatu pertanyaan. Adapun secara umum menurut Abdul Majid 2014:103, fungsi dari kegiatan menanya adalah sebagai berikut. a Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. b Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. c Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, ketrampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. d Membangkitkan ketrampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan dan memberi jawaban secara logis, sistematis dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. e Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir dan menarik kesimpulan. f Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. g Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. h Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemammpuan berempati satu sama lain. 3 Mengumpulkan Informasi Eksperimen Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari kegiatan menanya. Menurut Hosnan 2014:57 kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Perserta didik diharapkan membaca lebih bayak buku dan memperhatikan objek yang diteliti atau bahkan melakukan eksperimen. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek atau kejadian atau aktivitas dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengumpulkan informasi yaitu sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Eksperimen atau mencoba dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis Hosnan, 2014:58. Dengan eksperimen, siswa menemukan bukti kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya. a Karakteristik Metode Eksperimen Terdapat karakteristik mengajar dalam menggunakan metode eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan Winataputra dalam Triadi Hosnan, 2014;59. 1 Ada alat bantu yang digunakan. 2 Siswa aktif melakukan percobaan. 3 Guru membimbing. 4 Tempat dikondisikan. 5 Ada pedoman untuk siswa. 6 Ada topik yang dieksperimenkan. 7 Ada temuan-temuan. b Tahap Eksperimen Pembelajaran dengan metode eksperimen, menurut Palendeng dalam Hosnan 2014;61, meliputi tahap-tahap berikut. 1 Percobaan awal; pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah- masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. 2 Penggamatan; merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. 3 Hipotesis awal; siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. 4 Verivikasi; kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dilakukan melalui kegiatan kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dilaporkan hasilnya. 5 Aplikasi konsep; setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantaman konsep yang telah dipahami. 6 Evaluasi; merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. c Langkah-langkah Metode Eksperimen Langkah-langkah metode eksperimen yang dikemukakan Ramyulis dalam Hosnan 2014:62 adalah sebagai berikut. 1 Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam eksperimen. 2 Menentukan langkah-langkah pokok untuk membantu siswa dalam eksperimen. Sebelum eksperimen dilaksanakan, terlebih dahulu guru harus menetapkan berikut ini. 1 Alat-alat yang diperlukan. 2 Langkah-langkah apa yang harus ditempuh. 3 Hal-hal apa yang harus dicatat. 4 Variabel-variabel mana yang harus dikontrol. Setelah ekperimen, guru harus menentukan apakah follow- up tindak lanjut eksperimen, seperti mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut; mengadakan tanya jawab tentang proses; dan melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa. 4 Mengasosiasikan Mengolah Informasi Menalar Associating Mengasosiasikan Mengolah Informasi Menalar Associating dalam kegiatan pembelajaran seperti yang disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, adalah memproses informasi yang telah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan ekperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai yang bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan ini yaitu sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. a Metode dalam Menalar Menurut Hosnan 2014;72, terdapat dua metode dalam menalar, yaitu metode induktif dan deduktif. 1 Metode Induktif Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi merupakan bentuk dari metode berpikir induktif. 2 Metode Deduktif Metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal- hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. b Cara Menalar Cara menalar menurut Hosnan 2014;73 adalah sebagai berikut. 1 Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik kesimpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum. 2 Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang besifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar dengan metode deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus. 5 Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan berarti menyampaikan hasil kegiatan sebelumnya kepada orang lain, baik secara lisan atau tertulis. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagai mana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan ini yaitu sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan mengkomunikasikan menurut Hosnan 2014:76 adalah sebagai berikut. a Setiap kelompok bekerja sama untuk mendeskripsikan karakter dan kegiatan pada kotak-kotak yang telah disediakan dalam buku siswa. b Peserta didik membacakan hasil kerja mereka di depan kelas. c Setiap kelompok mendengarkan dengan baik dan bisa memberikan masukan tambahan. d Setiap kelompok bergiliran membacakan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. e Guru mengarahkan dan memastikan jalannya proses kegiatan penerapan ini bisa berjalan dengan baik. f Semua pesserta didik harus terlibat aktif dalam proses kegiatan mengkomunikasikan ini. g Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan menampung masukan-masukan dari orang lain, guru memberikan penjelasan di depan kelas. h Guru mengucapkan setiap kalimat deskriptif dengan benar.

4. Berpikir Kritis

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas V SD Negeri 2 Bone-Bone Kota Baubau pada pokok bahasan FPB dan KPK

0 0 12

Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran project based learning (pjbl) dan konvensional pada pokok bahasan lingkaran kelas viii smp n 3 Tanjung Morawa tahun ajaran 2017-2018 - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 162

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29