24
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan Research and Development yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji efektivitas produk tersebut. Borg Gall dalam Setyosari 2010:194 mengemukakan
bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian dan
pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk
mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan,
kualitas, dan standar tertentu. Rusman 2011:200 mengemukakan bahwa produk yang akan dihasilkan harus melewati langkah-langkah tertentu agar
produk yang dihasilkan valid dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Borg dan Gall merinci tahapan penelitian dan pengembangan sebagai berikut:
1. Memunculkan ide atau gagasan awal dan melaksanakan studi
pendahuluan.
Gagasan penelitian dan pengembangan muncul karena hasil refleksi. Pada tahap ini dilakukan survei pendahuluan yang dilakukan
untuk memahami lebih dalam tentang ide atau gagasan untuk
menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan. 2. Pengembangan produk
Tahapan ini merupakan penyempurnaan produk awal sebagai hasil produk studipendahuluan menjadi produk yang dapat meningkatkan
kualitas proses atau kualitas kinerja. 3. Melakukan uji coba
Uji coba merupakan tahapan mencobakan produk pendidikan hasil pengembangan yang bertujuan untuk menemukan efektivitas produk
dilihat dari sisi hasil belajar serta kesulitan yang dirasakan guru dalam
mengelola pembelajaran. 4. Uji validitas dan deminasi
Pada tahap ini dilakukan untuk menemukan cara empiris tentang
keandalan produk hasil pengembangan.
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta pada siswa kelas III-A yang berjumlah 28 orang siswa pada
semester genap tahun ajaran 20132014.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo 2 yang beralamat di Jalan Wiratama No. 27 Kota Yogyakarta.
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 28 Maret 2014.
C. Prosedur Pengembangan
Research and Development RD dalam konteks pendidikan dapat
membantu guru memecahkan masalah yang terdapat di dalam kelas, memperbaiki proses pembelajaran dengan menghasilkan produk baru
mengenai materi pembelajaran mata pelajaran tertentu, dan mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan produk pengembangan ini adalah untuk memperbaiki
media yang digunakan, meningkatkan pemahaman siswa, menumbuhkan semangat belajar siswa, memperbaiki sikap siswa selama proses
pembelajaran. Borg Gall 1983:774-788, diagram kegiatan evaluasi pengembangan
media instruksional oleh Sadiman, Sudjarwo, dan Radikun 1988:202-222, dan dilengkapi dengan metode Multimedia Development Life Cycle oleh
Luther dalam Sutopo 2012:128-129. Berikut diagram langkah-langkah penelitian RD:
Gambar 3.1 Langkah- Langkah Pengembangan Media Pembelajaran
Secara garis besar dalam melakukan penelitian dan pengembangan terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1. Analisis Kebutuhan untuk Menentukan Mata Pelajaran
Peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan mata pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis kebutuhan dalam
penelitian yang digunakan adalah wawancara dan observasi kelas Berdasarkan hasil wawancara, guru sudah mempersiapkan bahan ajar,
tugas, dan media yang digunakan untuk proses pembelajaran. Guru nyaman dengan metode menjelaskan di depan kelas. Guru selalu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi berupa tanya jawab terhadap materi yang telah dipelajari. Guru menggunakan media
apabila media tersebut mudah untuk dibawa ke kelas dan mampu dijelaskan kepada siswa.
Sedangkan berdasarkan hasil observasi, guru menggunakan media daun untuk membantu siswa memahami berbagai bentuk tulang daun,
lembar daun, dan jenis-jenis tanamannya. Namun suasana kelas sangat tidak kondusif dimana siswa tidak memperhatikan guru saat menjelaskan.
Bahkan siswa sibuk dengan aktivitas masing-masing.
2. Mengidentifikasi Kompetensi dan Materi
Peneliti merumuskan tujuan pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, soal evaluasi, lembar aktivitas siswa, soal pre-
test , dan soal post-test. Peneliti melakukan identifikasi kompetensi dasar
dan materi pembelajaran IPA tentang pengaruh energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-hari.
3. Melakukan Pengembangan Program Pembelajaran
Analisis kebutuhan ini merancang konsep media video agar sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan menarik bagi siswa dalam
lingkup individual, kelompok kecil, kelompok besar, maupun kelas. Penyajian materi bahan ajar berupa video harus didesain semenarik
mungkin agar siswa dapat termotivasi dan terlibat aktif selama proses pembelajaran. Materi yang disajikan dalam video dikombinasikan dengan
menggunakan komponen media seperti teks, video, dan suara sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik dan menarik bagi
siswa. Pengembangan program pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berikut: a. Menganalisis Standar Kompetensi dan Karakteristik Mata Pelajaran.
b. Menetapkan Kompetensi Dasar dan materi pembelajaran. c. Menganalisis sumber- sumber belajar.
d. Menganalisis karakteristik siswa. e. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran.
f. Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran. g. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran.
h. Pengembangan prosedur evaluasi.
4. Memproduksi Media Pembelajaran
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah pengembangan video pembelajaran yang dapat digunakan secara individu maupun
kelompok. Materi pembelajaran disampaikan melalui video dengan menggunakan teks, video, dan narasi yang telah dikembangkan oleh
peneliti. Peneliti menggunakan soal evaluasi berupa pre-test dan post-test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunakan video. Dalam proses produksi video pembelajaran, peneliti melakukan
langkah-langkah sebagai berikut: a. Menyusun konsep
b. Menyusun storyboard c. Pengumpulan bahan
d. Pembuatan video
Secara garis besar, video pembelajaran yang dibuat berisi komponen-komponen sebagai berikut:
1 Judul video pembelajaran 2 Standar Kompetensi
Energi dan Perubahannya 4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan
energi dan sumber energi
3 Kompetensi Dasar 4.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi
panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-hari 4 Materi pembelajaran
Pada bagian materi ini berisi tentang penjelasan yang singkat mengenai materi yang dijelaskan melalui video pembelajaran
yang dikembangkan. Materi dinarasikan oleh peneliti yang disertai video yang sesuai. Materi yang dipelajari melalui video
adalah pengertian energi, jenis-jenis energi, dan pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti melakukan penelitian sampai uji coba terbatas karena produk yang disesuaikan dengan sekolah tempat penelitian. Uji coba
terbatas dilakukan pada uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan. Produk tidak dapat digunakan secara masal karena
membutuhkan biaya yang sangat besar dan dipraktekkan pada satu sekolah. Produk yang dikembangkan peneliti hanya dilakukan di satu kelas
sekolah dasar yang dipilih bukan di beberapa sekolah dasar lainnya. Proses analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti hanya terpaku pada satu orang
pendapat guru kelas yang bersangkutan. Produk ini juga hanya mempelajari satu materi yaitu pengaruh energi panas, gerak, dan getaran
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Uji Coba dan Revisi Produk
Produk yang telah dikembangkan akan dievaluasi terlebih dahulu oleh ahli media 1 dan 2 dan perangkat psembelajaran yang telah disesuaikan
dengan produk akan divalidasi oleh ahli materi 1 dan 2. Validasi media dan materi dilakukan sebelum melaksanakan uji coba yang akan
digunakan untuk kegiatan belajar di kelas. Melalui proses validasi ini akan dinilai, apakah video pembelajaran yang dibuat dapat diuji coba
pada perorangan, kelompok kecil, dan lapangan. Melalui proses validasi materi yang dilakukan oleh ahli materi akan dinilai, apakah perangkat
pembelajaran dan instrumen soal yang dibuat sudah dapat dilaksanakan di lapangan.
Setelah divalidasi oleh ahli media dan materi, peneliti merevisi produk yang telah dikembangkan dan perangkat pembelajaran tersebut. Media
video, perangkat pembelajaran, dan instrumen soal yang telah direvisi akan dilaksanakan pada uji coba di lapangan yaitu SD Negeri Tegalrejo 2
Yogyakarta.
D. Uji Coba Produk
Arifin 2011:132 mengemukakan bahwa uji coba produk pada penelitian pengembangan merupakan hal yang sangat penting setelah produk yang
dirancang telah selesai. Uji coba produk yang dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang telah dibuat tersebut dapat mencapai sasaran. Uji coba
produk yang baik harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria pembelajaran
instructional criteria dan kriteria penampilan presentation criteria. Dalam melaksanakan uji coba harus dilakukan sebanyak tiga kali yaitu antara lain:
1. Uji-ahli expert judges untuk menguatkan dan meninjau ulang produk awal serta memberikan masukan perbaikan.
2. Uji-coba terbatas yang dilakukan terhadap kelompok kecil sebagai pengguna produk.
3. Uji-lapangan field testing, uji coba mutu produk yang telah dikembangkan
benar-benar teruji
secara empiris
dan dapat
dipertanggungjawabkan. Cara untuk memberikan penilaian adalah dengan melakukan kegiatan uji
coba terhadap perorangan, kelompok kecil, dan lapangan. Tujuan dari pelaksanaan uji coba ini adalah untuk mengetahui apakah video yang telah
dibuat serta direvisi sudah layak untuk dipergunakan atau masih memerlukan perbaikan lagi sebelum dipergunakan pada tahap selanjutnya.
E. Desain Uji Coba