tetapi juga berperan penting dalam memberikan variasi pembelajaran agar siswa tidak bosan.
C. Kerangka Berpikir
Seorang anak dapat memperoleh pengetahuan melalui pengamatan, pengalaman langsung ataupun bertanya kepada seseorang. Umumnya
seorang anak memperoleh pengetahuan melalui pendidikan di sekolah. Proses pembelajaran di sekolah menuntut siswa untuk aktif bertanya dan
mengalami pembelajaran yang bermakna. Proses pembelajaran perlu menggunakan metode atau media yang bervariasi agar dapat menarik
perhatian siswa selama pembelajaran. Salah satu media adalah media video, karena media video dapat menjelaskan materi pembelajaran yang
berada jauh dari sekolah dan tidak dapat dibawa ke kelas. Media video adalah sarana pembelajaran yang efektif dan efisien
bukan hanya sekedar alat untuk menggantikan guru dalam menjelaskaan materi pembelajaran. Makna penggunaan video harus berdampak kepada
hakikat IPA sebagai produk dan proses dalam pembelajaran. Video bukan hanya satu-satunya media yang dapat membantu proses pembelajaran,
banyak media lain yang dapat dikembangkan. Sebelum membuat media video, peneliti melakukan analisis
kebutuhan terlebih dahulu dengan menggunakan teknik observasi kelas dan wawancara dengan guru. Peneliti ingin mencari tahu masalah yang
sering terjadi di kelas selama proses pembelajaran IPA. Peneliti
melakukan observasi kelas untuk menilai teknik mengajar yang digunakan oleh guru untuk menarik minat dan semangat siswa selama pembelajaran.
Setelah melakukan observasi kelas, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas seperti persiapan sebelum mengajar, kendala yang ditemui,
media apa yang sering digunakan selama pembelajaran, dan apakah minat atau semangat siswa terlihat dengan media yang digunakan.
Guru kelas menyatakan bahwa tidak semua media dapat menjelaskan materi yang berada jauh dari sekolah. Guru harus
menjelaskan bagaimana bentuknya, prosesnya, daerahnya, dan lain-lain. Untuk menggunakan media elektronik, guru membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk mempersiapkan peralatan yang digunakan. Peneliti memberikan solusi kepada guru untuk menggunakan media video yang
akan dikembangkan oleh peneliti untuk membawa materi yang sulit dijangkau ke dalam kelas dan dapat membuat siswa lebih paham dan
tertarik dalam mengikuti pelajaran. Mengapa peneliti membuat video? Peneliti membuat video karena
video dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih paham terhadap materi pelajaran. Sebelum membuat media video, peneliti harus
membuat konsep yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang dikembangkan. Konsep tersebut dibuat dalam sebuah storyboard atao
naskah. Peneliti mengambil gambar sesuai dengan isi konsep yang telah dibuat. Setelah gambar diambil sesuai dengan kebutuhan, peneliti
mengembangkan dan menggabungkannya menggunakan sebuah program
Pinnacle . Untuk menjelaskan materi atau gambar yang terdapat dalam
media video, peneliti merekam suara sesuai dengan teks yang telah dibuat. Media video telah berhasil dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa
sekolah dasar. Sebelum video ini diperlihatkan kepada subyek penelitian, media
video terlebih dahulu divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Media video harus divalidasi agar sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat
menarik perhatian siswa selama pembelajaran tanpa adanya gangguan. Video ini berisi materi sumber-sumber energi dan pengaruhnya dalam
kehidupan sehari-hari. Video ini terdapat berbagai pengaruh sumber energi energi panas, gerak, dan getaran yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Peneliti berharap media video dapat membantu proses
pembelajaran di sekolah dasar seperti menarik perhatian siswa, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, dan memberikan
dampak positif bagi siswa.
24
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan Research and Development yaitu metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji efektivitas produk tersebut. Borg Gall dalam Setyosari 2010:194 mengemukakan
bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian dan
pengembangan pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk
mendesain produk dan prosedur, yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan,
kualitas, dan standar tertentu. Rusman 2011:200 mengemukakan bahwa produk yang akan dihasilkan harus melewati langkah-langkah tertentu agar
produk yang dihasilkan valid dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.