1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang
diharapkan, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan pendidikan diatur oleh Departemen Pendidikan Nasional
dengan menetapkan kurikulum yang menjangkau seluruh pelosok negri sehingga pelaksanaan kegiatan belajar diharapkan untuk mencapai hasil yang
maksimal dan sesuai dengan standar nasional. Kurikulum yang masih dipergunakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP.
KTSP dianggap sesuai oleh guru karena KTSP memberi guru kebebasan untuk mengembangkan
suasana yang
nyaman di
kelas sehingga
dapat mengembangkan pengetahuan, bakat, dan kemampuan peserta didik.
Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam KTSP adalah Ilmu Pengetahuan Alam IPA. IPA adalah mata pelajaran yang tidak bisa lepas dari
kehidupan sehari-hari karena IPA mempelajari berbagai hal, peristiwa, dan aspek yang terjadi di alam ataupun di lingkungan sekitar kita. Iskandar 2001:
1 menambahkan bahwa IPA adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu pengetahuan menawarkan
cara-cara untuk yang dapat membantu siswa untuk memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar.
Guru adalah seorang fasilitator, pengarah, motivator, dan pembimbing siswa selama pembelajaran di kelas.
Idealnya, seorang guru yang menyampaikan materi pelajaran dapat menggunakan metode, model
pembelajaran, ataupun media yang menarik agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Pelajaran IPA mempunyai materi dan banyak
melakukan percobaan baik di luar kelas ataupun di dalam kelas. Materi yang cukup banyak dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran yang
menarik, sehingga guru dapat menghemat waktu dalam menjelaskan materi. Media pembelajaran IPA dapat berupa media video karena dapat
membangkitkan semangat, motivasi, dan keinginan siswa untuk mempelajari materi tersebut. Pembelajaran IPA yang menggunakan media akan jauh lebih
bermanfaat dan menarik bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi pada hari Senin, tanggal 23 September 2013,
peneliti mengamati bagaimana proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Mata pelajaran yang diamati oleh peneliti adalah mata pelajaran IPA. Peneliti
melihat bahwa guru menyampaikan materi dengan cara menjelaskan materi di depan kelas. Terlihat bahwa guru sangat nyaman dengan model pembelajaran
yang digunakan dan siswa pun juga tidak mempermasalahkannya. Selain menjelaskan materi, guru juga menulis dan menggambarkan kata kunci di
papan tulis sehingga siswa semakin paham terhadap penjelasan yang diberikan. Setelah guru memberi penjelasan, melakukan tanya jawab, dan berikutnya guru
memberikan siswa tugas di rumah seperti mengerjakan tugas dari buku paket, mencari peralatan sehari-hari yang berhubungan dengan materi bersangkutan,
atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Peneliti melakukan kegiatan wawancara setelah kegiatan pembelajaran
usai untuk mengetahui proses kegiatan yang telah berlangsung. Guru menjelaskan alasan mengapa tidak mempergunakan media pembelajaran
karena membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan, kesulitan dalam menemukan bentuk media yang sesuai, dan merasa lebih nyaman dengan
metode pembelajaran yang selama ini sudah beliau gunakan. Walaupun guru mengakui tidak ada masalah selama proses pembelajaran,
namun selama kegiatan belajar berlangsung siswa terlihat lebih asyik berbicara dengan teman sebangku, menggambar di buku, melamun, tiduran, bermain
dengan kotak pensil, berpindah tempat duduk, bernyanyi, menghentakkan kaki, dan mengikuti kelas tari yang berada di sebelah, berjalan, bermain dengan
kerudungnya, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan
permasalahan yang terjadi di kelas adalah kurangnya penggunaan media pembelajaran. Hamalik dalam Kustandi 2001:21 mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Peneliti memberikan solusi untuk mengurangi
permasalahan yang terjadi di kelas dengan membuat sebuah media video yang
berupa video pada mata pelajaran IPA. Peneliti menganggap bahwa media video dapat menarik ketertarikan siswa selama pembelajaran, menumbuhkan
semangat siswa, dan meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Alasan peneliti mengambil topik ini adalah untuk membantu para
pendidik dalam menjelaskan materi yang sulit dibawa ke dalam kelas dengan cara yang menarik dan berbeda. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yaitu
observasi kelas dan wawancara, media video dapat membantu pendidik menjelaskan materi dengan cara yang menarik dan siswa menjadi lebih aktif
selama pembelajaran. Analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti bertujuan untuk memilih media pembelajaran jenis media apa yang dapat menarik
perhatian siswa baik secara visual dan audio, meningkatkan pemahaman siswa melalui gambar dan suara, meningkatkan keaktifan siswa selam pembelajaran,
dan tidak menemui kendala dalam mempergunakannya. Peneliti berharap media pembelajaran yang akan dikembangkan
bermanfaat untuk proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi, minat, semangat, dan pemahaman pada siswa. Materi yang akan dikembangkan
dalam media video adalah materi yang terdapat di program semester genap, yaitu pengaruh energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-hari.
Materi tersebut dipilih oleh peneliti karena materi tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan hanya sedikit media yang mampu menjelaskan
pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil penelitian dengan judul: “Pengembangan dan Pemanfaatan
Media Video Dalam Pembelajaran IPA di Kelas III Sekolah Dasar. ”
B. Rumusan Masalah