96
Periode 1945-1950.
Struktur ekonomi Indonesia masih peninggalan zaman kolonialisasi. Sektor formalmodern seperti pertambangan, distribusi, transportasi, bank, dan
pertanian komersil yang memiliki kontribusi lebih besar daripada sektor informaltradisional terhadap output nasional atau PDB di dominasi oleh
perusahaan-perusahaan asing yang kebanyakan berorientasi ekspor. Struktur ekonomi seperti yang di gambarkan di atas adalah salah satu karakteristik utama
dari negara-negara berkembang LDCs yang merupakan warisan kolonialisasi.
Periode 1950-1959.
Masa ini merupakan masa peralihan struktur ekonomi dimana banyak perusahaan-perusahaan Belanda yang di nasionalisasi.
Periode 1959-1965.
Periode ini ditandai dengan perubahan struktur ekonomi yang semakin dekat dengan pemikiran sosialis komunis. Hal terutama dipicu oleh ketidakstabilan
politik di Indonesia yang mencapai puncaknya dengan terjadinya kudeta yang gagal dari Partai Komunis Indonesia PKI. Sejak peristiwa berdarah tersebut
terjadi suatu perubahan politik yang drastis di dalam negeri, yang selanjutnya juga mengubah sistem ekonomi yang dianut Indonesia pada masa Orde Lama.
Yakni, dari pemikiran-pemikiran sosialis ke semikapitalis.
2. Masa Pemerintahan Orde baru 1966-1996
Memasuki pemerintahan Orde Baru pada tahun 1966 konsentrasi pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan
ekonomi dan sosial di tanah air. Selama 1966 sampai dengan 1970 upaya-upaya pemerintah terfokus pada pemulihan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik
terutama rehabilitasi ekonomi. Pemerintahan Orde baru menjalin kembali hubungan baik dengan pihak barat dan menjauhi pengaruh pihak ideologi
komunis. Indonesia juga kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB dan lembaga-lembaga dunia lainnya, seperti Bank Dunia dan Dana
Moneter Internasional IMF. Menjelang akhir tahun 1960-an, atas kerja sama dengan Bank Dunia, IMF, dan
ADB Bank Pembangunan Asia di bentuk suatu kelompok konsorsium yang
97 disebut Inter-Government Group On Indonesia IGGI, yang terdiri atas sejumlah
negara maju, termasuk Jepang dan Belanda, dengan tujuan membiayai pembangunan ekonomi di Indonesia.
Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di indonesia pada masa Orde baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses
industrialisasi dalam skala besar, yang pada saat itu di anggap sebagai satu- satunya cara yang paling tepat dan efektif untuk menanggulangi masalah-
masalah ekonomi seperti kesempatan kerja dan defisit neraca pembayaran. Pada tahun 1969 Repelita I Rencana pembangunan Lima Tahun Pertama
dimulai. Tujuan utama pelaksanaan Repelita I adalah untuk membuat Indonesia menjadi swasembada, terutama dalam kebutuhan beras. Dampaknya cukup
signifikan yaitu pertumbuhan ekonomi mencapai rata-rata 7 selama 1969-1990. Pada tahun 1980-an sistem perekonomian berubah dari sentralisasi 1970
menjadi desentralisasi, peran sektor swasta semakin besar, dan masuknya modal asing. Namun, pada sektor mikro tidak terlalu menggembirakan dimana
jumlah kemiskinan masih tinggi, kesenjangan ekonomi masih besar. Berikut ini ditampilkan perbandingan perbandingan antara pemerintahan pada
masa orde lama dan pemerintahan masa orde baru.
ASPEK ORDE LAMA 1945-
1965 ORDE BARU 1966-1996
Orientasi Kebijakan
Ekonomi Kebijakan ekonomi tertutup
orientasi sosialiskomunis Ekonomi
terbuka orientasi
kapitalis Kemauan
Politik Political will
Kondisi baru merdeka, emosi nasionalisme sangat
tinggI, keinginan terlihat lebih unggul
Dimata bangsa asing, sehingga proyek mercusuar
sangat marak Kemauan politik kuat untuk
membangun ekonomi
dan membuka ruang yang besar
bagi modal asing
Stabilitas Politik
Tingkat inflasi sangat tinggi Menurunkan
tingkat inflasi
1966 = 500 menjadi 1970 = 5-10