Kelemahan atau Keterbatasan Penelitian
Pada tipe within-solution posing, hampir sama dengan tipe pre-solution posing, level kemampuan membuat soal disusun berdasarkan ada tidaknya
gagasan, tetapi tidak ada indikator kesesuaian dengan kondisi karena tidak diberikan kondisi pada tipe ini. Keaslian soal yang berkaitan dengan ide
membuat soal, kompleksitas soal yaitu berkaitan dengan jenis soal yang dibuat apakah berupa soal matematika, soal non-matematika atau bahkan
berupa pernyataan. Jika berupa soal matematika apakah soal dapat selesaikan atau tidak dapat diselesaikan. Kemudian apakah soal matematika yang dibuat
dapat membantu kesulitan mengerjakan soal stimulus atau tidak. Kuantitas soal untuk tipe ini awalnya diperhatikan, karena banyaknya soal yang muncul
berkaitan dengan banyaknya kesulitan yang ditemui dalam mengerjakan soal stimulus. Tetapi dari hasil penelitian, sebagian besar siswa tidak membuat
soal untuk tipe ini. Pada tipe post-solution posing, level kemampuan membuat soal disusun
berdasarkan ada tidaknya gagasan, keaslian soal, kompleksitas soal yaitu berkaitan dengan jenis soal yang dibuat apakah berupa soal matematika, soal
non-matematika atau bahkan berupa pernyataan. Jika berupa soal matematika apakah soal dapat selesaikan atau tidak dapat diselesaikan. Peneliti
mengabaikan kuantitas soal untuk tipe ini karena peneliti hanya meminta sebuah soal saja. Kemudian teknik yang digunakan siswa dalam membentuk
soal baru menjadi dasar dalam menentukan tingkat kemampuan problem posing.
Level kemampuan siswa dalam membuat soal problem posing dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 5.1. Pembahasan SW1 Tipe Pre-Solution Posing:
Soal SW1 Tipe Pre-Solution Posing Wawancara
Amel melemparkan sebatang kayu ke atas sebuah pohon. Diketahui
kecepatan awal ⁄ . Pohon
tersebut memiliki tinggi 25m, namun sayangnya kayu tersebut tidak
mengenai layang-layang. Saat mencapai puncak, kayu tersebut jatuh
ke tanah. Bagaimana persamaan kuadrat dari cerita tersebut?
SW1 : Iya, aku mengira-ngira aja, pernah baca soal seperti itu dibuku, biasanya yang diketahui tuh
kecepatan awal sama ketinggian, gitu-gitulah. Tapi nggak tahu yang ditanyakan apa, pokoknya
sih ada kaitannya sama bentuk kuadrat gitu.
P : Terus kenapa kamu akhirnya buat pertanyaan
bentuk persamaan kuadratnya, kalau kamu nggak tahu?
SW1 : Yaa... karena aku bingung harus ditanyakan apanya. Karena berkaitan dengan persamaan
kuadrat ya aku tanyakan hal yang paling mudah aja.
Penyelesaian Soal SW1 Wawancara
kosong P
: Menurut kamu mudah tapi kok nggak bisa jawab? SW1 : Mmmm... Maksudnya paling simple lah mbak.
P : Oke... Jadi kamu nggak bisa ngerjain soal ini?
SW1 : Kalau boleh buka buku, mungkin aku bisa Mbak.
Penyelesaian soal SW1 dengan bantuan Peneliti
Wawancara
P : Nah, rumus jarak di gerak parabola itu apa?
SW1 : Wew ... kok jadi fisika ya. P
: Tapi kan ada kaitannya sama matematika, ini kan penerapan matematika Dek. Trus rumusnya apa?
SW1 : Lupa mbak. P
: Peneliti menuliskan rumus
dikertas. SW1 : Walah.
P : Nah, terus.... Coba kamu masukkan yang
diketahui dari soal yang kamu buat ke rumus ini. SW1 : Gimana maksudnya?
P : Ini yang diketahui tadi apa aja?
SW1 : Siswa membaca kembali soal yang dibuatnya Kecepatan awal sama tinggi pohon. Oohh... Ini
nya diganti terus tinggi pohon itu S nya
bukan? P
: He’eh terus?
SW1 : Kok jadi gini? Siswa menulis .
P : Nah, kamu inget nggak dek, ciri-ciri persamaan
kuadrat itu gimana? SW1 : Ada kuadratnya lah.
P : Bentuk umumnya gimana?
SW1 : .
P : Nah kalau dilihat dari situ, unsur yang
membentuk persamaan kuadrat ada apa aja? SW1 : Koefisien, variabel, trus ada nilai a, b sama c nya
trus sama dengan nol.