Within-solution Posing Problem Posing
Inovasi dalam cerita Inovasi dalam
pengajuan soal Cirikeistimewaan
soal
Addition –
menceritakan cerita yang sama tetapi
menambah deskripsi, dialog atau kejadian-
kejadian Addition
– mengajukan soal yang sama tetapi
memberikan batasan atau menambah
tantangan Soal dikembangkan
dan menjadi lebih kompleks
Alteration – membuat
perubahan yang memuat reperkusi,
contohnya perubahan karakteristik,
memodernisasi latar dan waktu, dan
mengubah ending. Modification
– mengambil soal yang
sama tetapi memodifikasi
memberikan tambahan soal
Soal akan menjadi benar-benar baru tetapi
masih dapat dikerjakan dengan menggunakan
penyelesaian dari soal semula sebagai acuan.
Transformation –
menceritakan cerita yang sama dengan
gaya genre yang berbeda.
Contextualizing –
membuat soal yang kontekstual atau
berkaitan langsung dengan kehidupan
siswa. Masalah menjadi lebih
kontekstual tetapi dasarnya masih sama
dengan soal semula.
Change of viewpoint –
menceritakan cerita dari sudut pandang
tokoh yang berbeda Turning the problem
around atau reversing the problem
– mengambil soal yang
sama tetapi yang diketahui menjadi yang
ditanyakan demikian sebaliknya.
Soal menjadi lebih menarik, menantang
dan benar-benar berbeda.
Recycling the plot –
menggunakan kembali pola alur
pokok Reformulation
– mengajukan soal yang
sama dengan tipe berbeda
Soal berbeda tetapi menggunakan
pengetahuan dari konsep dan keahlian
yang serupa dengan soal semula
Menurut problem posing tipe post-solution, siswa harus dapat memecahkan dan menyelesaikan soal-soal rangsangan dengan baik
sebelum dapat melakukan pengajuan soal. Cara memecahkan masalah terdapat beberapa langkah. Para ahli
menjelaskan langkah-langkah dalam memecahkan masalah. Salah satunya adalah Polya 1985 memaparkan ada empat langkah dalam pemecahan
masalah, yaitu 1 memahami masalah, 2 menyusun rencana pemecahan, 3 melaksanakan rencana pemecahan, dan 4 memeriksa kembali.
Berikut merupakan penjelasan dari langkah-langkah tersebut: 1.
Memahami masalah understanding problem Dalam langkah ini siswa dapat menentukan apa yang diketahui dalam
soal tersebut dan menentukan apa yang ditanyakan. 2.
Menyusun rencana pemecahan devising a plan Dalam langkah ini siswa harus menyusun rencana pemecahan, yaitu
dengan cara melihat dari kondisi soal kemudian mempersiapkan strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
3. Melaksanakan rencana pemecahan carrying out the plan
Dalam langkah ini siswa melaksanakan rencana pemecahan masalah yang merupakan tindak lanjut dari langkah kedua. Disini siswa
menjalankan strategi yang telah disiapkan untuk menyelesaikan masalah.
4. Memeriksa kembali looking back
Dalam langkah ini dilaksanakan untuk melihat bahwa untuk setiap langkah dalam menyelesaikan masalah adalah sudah benar.
Dalam proses pemecahan masalah, terdapat beberapa indikator untuk mengetahui kemampuan dalam memecahkan masalah. Menurut NCTM
1989: 209 indikator kemampuan memecahkan masalah adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan
kecukupan unsur yang diperlukan. 2.
Merumuskan masalah secara matematik atau menyusun model matematik.
3. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah sejenis
dan masalah baru dalam atau di luar matematika. 4.
Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal 5.
Menggunakan matematika secara bermakna. Silver dan Cai 1996: 526 mengemukakan bahwa respon siswa
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru bisa dikategorikan menjadi 3 kemungkinan, yaitu:
1. Pertanyaan Matematika Soal Matematika
Respon siswa dalam bentuk pertanyaan soal matematika yang diajukan mengandung masalah matematik yang berkaitan dengan
situasi yang diberikan.Pertanyaan soal matematika ini, selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu pertanyaan matematika
yang dapat diselesaikan dan pertanyaan matematika yang tidak dapat diselesaikan. Pertanyaan soal matematika yang dapat diselesaikan
adalah pertanyaan soal yang memuat informasi yang cukup dari situasi yang ada untuk diselesaikan, atau jika pertanyaan tersebut
memiliki tujuan yang tidak sesuai dengan informasi yang ada. Selanjutnya pertanyaan soal matematika yang dapat diselesaikan
juga dibedakan atas dua hal, yaitu pertanyaan yang memuat informasi baru dan pertanyaan yang tidak memuat informasi baru.
2. Pertanyaan Non-Matematika Bukan Soal Matematika
Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung masalah matematik atau tidak mempunyai kaitan dengan informasi yang terkandung dalam
situasi yang diberikan. 3.
Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang bersifat ungkapan atau berita yang
tidak memuat pertanyaan, tetapi sekedar ungkapan yang bernilai benar atau salah juga tidak mengandung masalah matematik maupun
persoalan non-matematik. Persoalan-persoalan yang diajukan para siswa akan bervariasi
berdasarkan level matematis dan seberapa luas pengetahuan matematika mereka dan berapa banyak pengetahuan mereka tentang matematika.
Untuk menilai tugas problem posing yang dibuat oleh siswa menurut Silver Cai 2005 :131 terdapat tiga kriteria, yaitu :
a. Kuantitas
Kriteria ini menilai banyaknya masalah atau soal yang dihasilkan oleh siswa.
b. Keaslian Soal Orisinalitas
Keaslian soal berkaitan dengan ide perumusan soal. c.
Kompleksitas Soal Kompleksitas soal ini mengkategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1 Soal Matematika
Soal matematika adalah soal yang memuat masalah matematika. Soal matematika diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu :
a Soal matematika yang dapat diselesaikan
Soal matematika yang dapat diselesaikan adalah soal yang memuat informasi yang cukup dari situasi yang telah ada untuk
diselesaikan, atau juga soal tersebut memiliki tujuan yang tidak sesuai dengan informasi yang ada. Kategori ini juga dibedakan
atas dua hal, yaitu soal yang memuat informasi baru dan soal yang tidak memuat informasi baru
b Soal matematika yang tidak dapat diselesaikan.
Soal Matematika yang tidak dapat diselesaikan adalah soal yang tidak memiliki kecukupan unsur-unsur yang diketahui.
2 Soal bukan Soal Matematika
Soal bukan soal matematika adalah soal yang tidak mengenai masalah matematika atau tidak mempunyai kaitan dengan
informasi yang diberikan. 3
Pernyataan Pernyataan adalah kalimat bersifat ungkapan yang tidak memuat
pertanyaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Adapun keunggulan-keunggulan pendekatan problem posing yaitu: 1.
Komunikasi terjadi dua arah, baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa;
2. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator serta moderator;
3. Siswa mendapatkan konsep dari kegiatan belajar mandirinya, karena
mendapatkan informasi baru yang belum diketahuinya; 4.
Siswa mengungkapkan pendapatnya, menganalisis soal, merumuskan soal, kemudian menyelesaikan soal-soal yang diajukannya sendiri;
5. Siswa melihat merencanakan, kemudian mengajukan masalah soal
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.