Fungsi Kredit Unsur-Unsur Kredit dan Macam-Macam Kredit

a. Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dari bank. b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit usaha pembangunan baru atau perluasan usaha yang akan membutuhkan tenaga kerja baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur. c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar di masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat akan memiliki banyak pilihan. d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya di impor dan apabila sudah dapat diproduksi sendiri didalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara. e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan expor. Kasmir, 2003:105-106

2.2.2.3. Fungsi Kredit

Fungsi kredit perbankan didalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan dalam garis besarnya adalah sebagai berikut : a. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari modal atau uang. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna peredaran uang. d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi. e. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pembangunan. f. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional. Harijanto, 1996:3

2.2.2.4. Unsur-Unsur Kredit dan Macam-Macam Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung didalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan. Kepercayaan merupakan suatu unsur keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai dengan jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit dikucurkan maka harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etika baik nasabah terhadap bank. 2. Kesepakatan. Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing- masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani oleh kedua pihak sebelum kredit tersebut dikucurkan. 3. Jangka Waktu. Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek di bawah 1 tahun, jangka menengah 1-3 tahun, atau jangka panjang di atas 3 tahun. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat di perpanjang sesuai kebutuhan. 4. Resiko. Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan munculnya suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun oleh resiko yang tidak disengaja. Misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya. 5. Balas Jasa. Bagi bank balas jasa adalah merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga, bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. Kasmir, 2003:103-104 Macam-macam kredit menurut Suhardjono, 2003 : dapat dibedakan antara lain menjadi : pengelompokan kredit menurut penarikannya, pengelompokan kredit berdasarkan ciri dan tujuan penggunaan, pengelompokan kredit berdasarkan cara pelunasannya, pengelompokan kredit berdasarkan jangka waktu dan sektor ekonomi. A. Kredit Menurut Penarikannya. Kredit dibedakan menjadi : 1. Pinjaman Rekening Koran RK Pinjaman Rekening Koran adalah pinjaman yang diberikan bank pada nasabahnya dengan batas plafond yang sudah ditetapkan. Nasabah menarik pinjaman sesuai dengan kebutuhannya. Bunga yang dibayar hanya untuk jumlah pinjaman yang benar-benar telah ditariknya. 2. Pinjaman Persekot. Pinjaman Persekot adalah pinjaman yang penarikannya dilakukan sekaligus pada saat realisasi. Sedangkan pelunasannya dilakukan angsuran secara bulanan atau musiman yang besarnya telah ditetapkan menurut suatu cara perhitungan tertentu. B. Kredit Menurut Ciri dan Tujuan Penggunaan. Kredit dapat dibedakan menjadi : 1. Kredit Modal Kerja. Kredit Modal Kerja adalah fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai aktiva lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta membiayai sementara kegiatan operasional rutin sehari-hari perusahaan misalnya perusahaan jasa transportasi, perhotelan, rumah makan dan sebagainya baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. 2. Kredit Investasi. Kredit Investasi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan pemohon dalam memperoleh barang modal selain tanah yang tercermin dalam aktiva tetap perusahaan. Dalam memberikan kredit investasi tersebut harus diperhatikan kemampuan keuangan untuk mengangsur pokok kredit setiap periode tertentu, sehingga resiko bank semakin berkurang. Dalam mengangsur pokok kredit tersebut diupayakan agar dilakukan tepat waktu supaya tidak terjadi penggelembungan pada tahun terakhir mendekati saat jatuh tempo. 3. Kredit Konsumtif. Kredit Konsumtif adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan konsumtif yang diperlukan pemohon dan sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari penghasilan atau gaji pemohon. 4. Kredit Transaksi Khusus. Kredit Transaksi Khusus adalah fasilitas yang hanya sekali pakai yang disetujui untuk suatu tujuan atau beberapa tujuan tertentu. 5. Kredit Tidak Langsung. Kredit Tidak Langsung adalah kredit yang tidak memerlukan disposisidana secara langsung pada saat kredit tersebut disetujui. C. Kredit Menurut Cara Pelunasannya. Kredit dapat dibedakan menjadi : 1. Kredit dengan angsuran tetap merupakan kredit-kredit yang tergolong kredit konsumtif, yang dalam angsuran tetap tersebut telah dimasukkan angsuran untuk pokok dan bunga. 2. Kredit dengan plafon menurun secara periodik pada umumnya ditujukan pada kredit jangka panjang. Untuk mengurangi resiko yang ditanggung oleh bank, maka setiap periode tertentu nasabah harus mengangsur sebagai pokoknya, sehingga plafon pinjamannya menurun, sedangkan pembayaran bunganya disesuaikan saldo pinjaman yang dipergunakan. 3. Kredit dengan plafon tetap pada umumnya ditujukan untuk kredit modal kerja yang berjangka waktu pendek, misalnya 1 tahun, akan tetapi sebelum jangka waktu kredit berakhir telah dilakukan perpanjangan kembali. D. Kredit Menurut Jangka Waktu. Kredit dapat dibedakan menjadi : 1. Kredit jangka pendek adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan jangka waktu paling lama satu tahun. 2. Kredit jangka menengah adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, namun kurang atau sama dengan tiga tahun. 3. Kredit jangka panjang adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur lebih dari tiga tahun. E. Kredit Menurut Besarnya Kredit. Kredit dapat dibedakan menjadi : 1. Kredit Usaha Kecil. Sesuai dengan ketentuan bank indonesia, Kredit Usaha Kecil KUK adalah kredit atau pembiayaan dari bank untuk investasi atau modal kerja, yang diberikan dalam Rupiah atau Valuta Asing kepada nasabah usaha kecil dengan plafon kredit keseluruhan maksimum Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah untuk pembiayaan usaha yang produktif. 2. Kredit Menengah. Kriteria usaha menengah adalah kegiatan usaha dengan omset penjualan diatas Rp 1 miliar. Dengan kriteria tersebut, maka kredit menengah adalah kredit yang besarnya diatas Rp 500 juta sampai dengan Rp 50 miliar kriteria yang juga dipakai BRI, yang sumber pembayaran kreditnya berasal dari cashflow usaha perorangan. Misalnya : kredit modal kerja komersial, kredit investasi menengah dan sebagainya. 3. Kredit Besar. Kriteria usaha besar adalah kegiatan usaha dengan omset penjualan diatas Rp 100 miliar. Dengan kriteria tersebut, maka kredit besar adalah kredit yang besarnya lebih dari Rp 50 miliar yang sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari cash flow usaha. Kredit besar pada umumnya yang mengambil adalah pengusaha-pengusaha besar konglomerat. F. Kredit Menurut Sektor Ekonomi. Kredit dapat dibedakan menjadi : 1. Kredit sektor pertanian, perkebunan dan sarana pertanian, yang meliputi bidang : - Pertanian tanaman pangan - Pertanian tanaman perkebunan - Perikanan - Peternakan - Kehutanan dan pemotongan kayu - Perburuhan - Sarana pertanian 2. Kredit sektor pertambangan, yang meliputi bidang : - minyak dan gas bumi - Biji logam - Batu bara - Barang tambang lainnya. 3. Kredit sektor Perindustrian, yang meliputi bidang : - Industri makanan, minuman dan tembakau - Industri makanan ternak dan ikan - Industri tekstil, sandang dan kulit - Industri kayu dan hasil-hasil kayu - Industri kertas dan hasil-hasil kertas, percetakan dan penerbitan - Industri pengolahan bahan kimia dan hasil kimia - Industri pengolahan hasil tambang dan non tambang - Industri logam dasar - Industri barang-barang logam, mesin-mesin dan peralatan - Industri lainnya. 4. Kredit sektor ekonomi listrik, gas, dan air. 5. Kredit sektor ekonomi konstruksi, yang meliputi bidang : - Perumahan sederhana - Pasar inpres - Penyiapan tanah pemukiman transmigrasi - Percetakan sawah - Jalan raya dan jembatan - Pelabuhan - Imigrasi - Lainnya. 6. Kredit sektor ekonomi, perdagangan, restoran dan hotel, yang meliputi bidang : - Ekspor barang, barang setengah jadi, barang jadi, jasa-jasa - Impor - Pembelian dan pengumpulan barang dagangan dalam negeri - Distribusi - Perdagangan eceran - Restoran dan hotel 7. Kredit sektor ekonomi pengangkutan, pergudangan dan komunikasi yang meliputi bidang : - Pengangkutan umum - Biro perjalanan - Pergudangan - Komunikasi 8. Kredit sektor ekonomi jasa-jasa dunia usaha, meliputi bidang : - Real estate - Profesi selain dokter - Leasing - Lainnya. 9. Kredit sektor ekonomi jasa-jasa sosialmasyarakat, yaitu meliputi : - Hubungan dan kebudayaan - Kesehatan - Lainnya. 10. Kredit sektor ekonomi lainnya.

2.2.2.5. Kebijakan Perkreditan