f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional-aspek afektif dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan
bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya. g.
Minat itu egosentris Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya minat
anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian itu bidang matematik di sekolah akan merupakan langkah
penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.
4. Cara Membangkitkan Minat Siswa
Menurut Slameto 2010 berdasarkan kesimpulan dari pendapat beberapa ahli mengenai cara paling efektif untuk membangkitkan minat
siswa pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat- minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat pada olah raga
balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap
mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.
Sardiman 1986:95 menjelaskan beberapa cara untuk menciptakan minat, adalah : Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar,
Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada
masa lampau, Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang lebih baik, Menggunakan berbagai macam cara
mengajar supaya siswa tidak merasa bosan.
5. Faktor yang Mempengaruhi Minat
W. S. Winkel 1983:31 menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat, antara lain:
a. Perasaan senang dapat menimbulkan minat. Perasaan tidak senang
menghambat dalam belajar. b.
Sikap positif didapatkan dari perasaan senang. Sikap positif berpengaruh dalam membentuk minat yang positif juga.
6. Cara Mengukur Minat
Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo 1995: 59 menjelaskan bahwa non tes merupakan rangkaian pernyataan
atau pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang kurang distandarisasikan. Di mana yang dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkrit dari individu atau kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan
observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara. Pada penelitian ini minat siswa diukur menggunakan pengamatan
observasi.
Selain pengamatan observasi, minat siswa dapat didukung dengan menggunakan wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain Hopkins dalam Kunandar, 2008 : 157. Wawancara dilakukan secara
bertatap muka langsung kepada guru dan beberapa siswa.
7. Indikator Minat Belajar