2.2.4.2 Kriteria dalam Menulis
Dalam menulis cerita terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, kosa kata, gramatikal, ejaan diksi dan lain-lain. Adapun
kriteria itu diadaptasi dari Nurgiyantoro 2012:340 seperti berikut ini.
Tabel1 Kriteria dalam Menulis Menurut Nurgiantoro
Unsur karangan Kriteria
Judul Cerita
Relevan dengan gambar yang sudah disediakan, padat, singkat,
dan jelas. Isigagasan
Pengembangan paragraf Kesesuaian judul
Deskripsi gambar Tidak keluar dari topik yang
terdapat pada gambar. Isi harus sesuai dengan kegiatan
yang terdapatpada gambar seri yang dibagikanditampilkan.
Organisasi isi Hubungan antar kata, kalimat, paragraf
Penulisan paragraf Pengorganisasian isi
Setiap kata, kalimat, paragraf harus saling berhubungan.
Penulisan paragraf yang benar sesuai dengan aturan. Kalimat
pertama harus menjorok ke dalam, dan satu paragraf harus lebih dari
satu kalimat. Isi harus diorganisasikan secara
runtut sesuai dengan kejadian.
Diksipilihan kata
Menggunakan pengulangan kata afiksasi yang tepat.
Menggunakan kata penghubung yang tepat.
Ejaan Pemakaian huruf yang tepat.
Penulisan huruf kapital yang benar. Penggunaan tanda-tanda baca yang
tepat, dan penulisan kata yang benar.
Kebersihan dan Kerapian Karangan harus bersih, rapi, tidak
ada coret-coretan, dan memperhatikan batas kanan dan
kiri, serta jarak tulisan yang sama.
2.2.4.3 Pengertian Narasi
Narasi fiksi adalah sebuah karangan yang menceritakan kejadian secara runtut sehingga pembaca mudah memahami isinya.
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.Sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan.Narasi
dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa
yang terjadi dalam satu kesatuan waktu Keraf, 2007:135 −136.
Naratif adalah tulisan yang menceritakan sebuah kejadian.Naratif kebanyakan dalam bentuk fiksi seperti novel, cerpen, dan dongeng.
Intinya, naratif itu berasal dari kata “to narrate“ atau “to tell story “ yang artinya “menyampaikan cerita” Zainurrahman, 2011:37. Narasi naratio
secara harfiah bermakna kisah atau cerita.Narasi bertujuan untuk mengisahkan atau menceritakan Wiyanto, 2004:65. Jadi, menulis narasi
adalah menceritakan kembali sebuah kejadian menjadi cerita yang menarik sehingga pembaca seolah-olah ikut mengalami peristiwa tersebut.
2.2.4.4 Ciri-Ciri Narasi
Aksi dan tindak-tanduk adalah ciri utama yang membedakan narasi dengan deskripsi. Maka, di bawah ini ada enam ciri-ciri narasi, sebagai
berikut ini.
1 Struktur Perbuatan
Rangkaian perbuatan menjadi atau tindakan menjadi landasan utama untuk menciptakan sifat dinamis sebuah narasi.Tindak-tanduk atau
perbuatan sebagai suatu unsur dalam alur. Struktur perbuatan dapat ditinjau dari komponen-komponen perbuatan itu sendiri, antara lain:
1 struktur perbuatan dapat dianalisa atas komponen kecil yang bersama menciptakan perbuatan itu, 2 perbuatan itu atau rangkaian
tindakan itu harus dijalin satu sama lain dalam suatu hubungan yang logis, suatu hubungan yang masuk akal.
2 Perbuatan dan Motivasi
Narasi sugestif dimaksud pertama-tama untuk menciptakan daya khayal, untuk memperkaya imajinasi pembaca. Narasi selalu
mengandung sebuah motivasi. Suatu motivasi tertentu dalam sebuah narasi merupakan suatu keharusan, karena motivasi inilah yang
dianggap sebuah sendi persambungan dari seluruh narasi. 3
Perbuatan dan Kausalitas Kalau berbicara tentang narasi, kita sebenarannya berbicara mengenai
kausalitas, berbicara mengenai sebab-akibat.
4 Karakter dan Karakterisasi
Karakter adalah tokoh-tokoh dalam sebuah narasi dan karakterisasi adalah cara seorang penulis kisah menggambarkan tokoh-tokohnya.
Sebuah karakter dapat diungkapkan dengan baik, kalau penulis mengetahui segala sesuatu tentang karakter itu.