Responden yang ada juga kebanyakan menginginkan kuesioner ditinggal dan

mengisi sebanyak 16. Adanya responden yang tidak mengisi pendapatannya kemungkinan karena belum mempunyai pendapatan, karena yang tidak mengisi semuanya adalah mahasiswamahasiswi, kemungkinan responden tersebut bukan merupakan mahasiswamahasiswi dari luar kota, sehingga tidak diberikan uang bulanan.

B. Gambaran Pelayanan Informasi Obat yang Diterima Pasien

Pelayanan informasi obat merupakan salah satu tugas kefarmasian sesuai yang tercantum pada Undang-undang RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional Presiden RI, 2009. Pasien penyakit asma persisten yang membutuhkan pengobatan secara Long-Term Controller dimana pasien harus menggunakan obat setiap hari seumur hidupnya untuk mencegah timbulnya kekambuhan tehadap penyakitnya, sangat penting agar pasien mendapat informasi tentang obat yang dia gunakan. Berikut adalah gambaran Pelayanan Informasi Obat yang diterima pasien dari hasil penelitian yang dilakukan.

1. Informasi tentang mengenali sejarah penyakit , gejala-gejala dan faktor-

faktor pencetus asma Fungsi dari pemberian informasi ini yaitu agar pasien mengetahui darimana asalnya pasien bisa mendapatkan penyakit asma, apa saja gejala-gejala yang dialami jika terjadi serangan asma, dan faktor-faktor pencetus serangan asma. Ada tiga pertanyaan yang diberikan kepada pasien untuk mengetahui bagaimana gambaran pemberian informasi ini. Tabel III. Hasil penelitian informasi tentang mengenali sejarah penyakit , gejala- gejala dan faktor-faktor pencetus asma Pertanyaan di Kuesioner Hasil Selalu Kadang-kadang Tidak Pernah Pertanyaan No 1 54,8 38,7 6,5 Pertanyaan No 2 67,7 22,6 9,7 Pertanyaan No 9 41,9 51,6 6,5 Pertanyaan pertama yaitu tentang cara mengenali sejarah penyakit asma, misalnya saja faktor keturunan. Dari hasil penelitian diperoleh pasien yang selalu menerima informasi ini sebanyak 54,8 , yang kadang-kadang menerima informasi sebanyak 38,7, yang tidak pernah menerima informasi sebanyak 6,5 . Para ahli asma mempercayai bahwa asma berhubungan erat dengan keturunan, yaitu bila salah satu atau kedua orang tua memiliki asma, sang anak pun kemungkinan akan menderita asma. Factor keturunan ini pun bukan dari orang tua sang anak secara langsung, tetapi melalui kakek atau nenek yang menderita asma. Sang cucu pun kemungkinan akan memiliki resiko penyakit asma Graha, 2008. Ini menunjukkan pentingnya informasi tentang sejarah asma diberikan agar nantinya pasien yang memiliki resiko asma tidak