1. Pratindakan
Tahap pratindakan berfungsi untuk mempermudah peneliti melakukan tindakan bimbingan pada siklus I. Data awal yang diperoleh
melalui pratindakan dijadikan sebagai tolak ukur ketercapaian kriteria dalam mengoptimalisasi konsep diri siswa melalui layanan bimbingan klasikal
dengan bantuan media permainan. Perencanaan penelitian pratindakan bimbingan disusun berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan
observasi peneliti di kelas VIII A. Penelitian pratindakan dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 1 x 55 menit. Jumlah siswa yang hadir
pada saat itu sebanyak 24 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi perilaku siswa yang dilakukan oleh mitra kolaboratif sebagai
observer dan skala konsep diri diisi oleh siswa. Topik yang diberikan pada saat pratindakan
yaitu “Konsep Diri”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah ceramah dan tanya jawab.
Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk membuat gambar simbol diri dan diberi keterangan tentang gambar. Beberapa siswa diminta untuk
menunjukkan gambaran dan menceritakan maksud gambar tersebut. Suasana kelas pada saat kegiatan nampak kurang kondusif, terlihat dari
perilaku siswa, seperti keluar masuk kelas, ribut di kelas, jalan-jalan di kelas, melamun, tidur-tiduran di meja, tidak memperhatikan peneliti saat
menyampaikan materi, malu, pasif ketika ditanya oleh pembimbing, dan enggan mengerjakan tugas yang diberikan.
Sebelum pertemuan berakhir, peneliti membagikan angket capaian skor konsep diri siswa. Setelah kegiatan berakhir, peneliti melakukan
evaluasi dan refleksi dengan mitra kolaboratif yang bertindak sebagai observer selama kegiatan bimbingan berlangsung. Kegiatan yang dilakukan
pada pratindakan adalah: a.
Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyusun SPB, instrumen penelitian
lainnya seperti pedoman observasi, angket, dan lembar kegiatan untuk siswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah mempersiapkan dan merencanakan
segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan saat perencanaan meliputi:
1 Penyusunan Perangkat Bimbingan
a Satuan Pelayanan Bimbingan
Satuan Pelayanan Bimbingan disusun agar sesuai dengan metode yang digunakan peneliti. Metode bimbingan yang
digunakan dalam pratindakan ini adalah metode ceramah. Materi bimbingan yang diberikan pada pratindakan adalah konsep diri.
b Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan siswa berkaitan dengan gambaran diri siswa. Peneliti menyediakan kertas kosong dan spidol kepada
siswa. Sebelum kegiatan berakhir, peneliti meminta siswa untuk menggambarkan dirinya di kertas yang sudah dibagikan disertai
dengan penjelasan singkat berkaitan dengan gambar masing- masing siswa.
2 Penyusunan Instrumen Penelitian
a Lembar Observasi
Lembar observasi disusun berdasarkan SPB yang telah dibuat. Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil
pengamatan selama pelaksanaan bimbingan. Hal-hal yang diamati dalam observasi yaitu: peneliti menyampaikan kepada siswa tujuan
diadakannya bimbingan, memberi semangat kepada siswa-siswi kelas VIII SMP Kanisius Kalasan untuk meningkatkan konsep diri
mereka. Peneliti menyusun lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan bimbingan berlangsung.
b Angket Konsep Diri
Angket konsep diri disusun untuk mengukur tingkat konsep diri siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan melalui layanan
bimbingan klasikal dengan media permainan. c
Pedoman Wawancara Peneliti menyiapkan pedoman wawancara yang terdiri dari
dua macam, yaitu wawancara untuk guru BK dan untuk siswa. Pertanyaan yang diajukan kepada guru BK dan siswa, masing-
masing berjumlah lima butir pertanyaan.
b. Pelaksanaan Pratindakan
Peneliti melaksanakan pratindakan sesuai dengan SPB yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh mitra kolaboratif untuk melakukan
pengamatan selama proses bimbingan berlangsung. Kegiatan pratindakan dilaksanakan pada hari Senin 3 November 2014 pukul 07.55 WIB.
Peneliti tiba di sekolah dua puluh menit sebelum kegiatan bimbingan dilaksanakan. Peneliti datang bersama dengan mitra kolaboratif yang
akan mengobservasi peneliti dan siswa selama melakukan kegiatan bimbingan. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan bimbingan sebanyak
24 siswa. Awal kegiatan, peneliti masih menunggu beberapa siswa dikarenakan baru selesai upacara bendera. Setelah 24 siswa berkumpul,
peneliti membuka dengan salam yang disambut baik oleh siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan. Berikut rincian kegiatan pratindakan
bimbingan: 1
Kegiatan Awal Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB, diawali dengan salam
yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian maksud dari kegiatan yang dilaksanakan saat itu, yang adalah untuk melakukan
penelitian mengenai peningkatan konsep diri. Peneliti meminta kerjasama siswa agar penelitian ini bisa berjalan dengan baik. Pada
pertemuan pratindakan ini, peneliti memberikan materi yang sesuai dengan judul penelitian, yaitu tentang konsep diri. Peneliti membantu
siswa untuk memahami dan mengerti apa itu konsep diri dan apa saja
yang termasuk dalam konsep diri. Peneliti bertanya kepada siswa, apakah mereka paham apa itu konsep diri. Jawaban yang mereka
sampaikan bermacam-macam, ada yang menjawab paham, ada yang menjawab tidak tahu, ada juga yang diam. Berdasarkan jawaban yang
disampaikan oleh siswa, peneliti mengajak siswa untuk melihat lebih jauh tentang konsep diri.
2 Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti ini, peneliti menjelaskan mengenai konsep diri. Setelah memberi penjelasan tentang konsep diri, peneliti bertanya
kepada siswa apa itu konsep diri. Jawaban siswa yang paham tentang arti konsep diri mengatakan bahwa konsep diri itu adalah siapa saya,
ada juga yang mengatakan gambaran diri. Peneliti senang atas jawaban siswa yang benar. Kemudian, peneliti menjelaskan mengenai
pengertian konsep diri, yaitu gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya.
Peneliti melihat barisan tengah dan belakang masih terlihat bingung yang ditunjukkan dengan perilakunya yang gelisah dan diam.
Peneliti akhirnya bertanya kembali kepada siswa, siapa yang belum paham tentang konsep diri, tetapi tidak ada yang berani untuk tunjuk
tangan. Melihat situasi itu, peneliti bertanya lagi kepada siswa apakah belum paham dan perlu dijelaskan lebih rinci. Tiga siswa memberi
jawaban perlu dan akhirnya semua mengikuti dengan jawaban yang sama.
Peneliti menjelaskan kepada mereka bahwa dari perilaku itu bisa dikatakan orang itu memiliki konsep diri yang baik dikarenakan
dia tidak malu, berani untuk tunjuk tangan dan berani mengakui tidak mengerti dan belum paham. Sedangkan orang yang diam dan tidak
mau menyampaikan yang dikarenakan malu atau tidak percaya diri bisa dikatakan sebagai orang yang konsep dirinya rendah dan belum
baik. Setelah mendengar penjelasan peneliti, ada siswa yang tersenyum, diam dan menganggukkan kepalanya dengan raut wajah
yang mengandaikan memahami penjelasan peneliti. Kemudian peneliti menegaskan kembali kepada siswa, orang yang memiliki
konsep diri yang baik itu adalah orang yang percaya diri dengan kemampuan dirinya, tidak malu-malu jika diminta.
Peneliti mengamati siswa ada sebagian yang mengobrol, ada juga yang duduk diam menyendiri, ada yang mencoret-coret buku
tulis, ada yang tenang mendengarkan, dan sebagian lagi tidak memperhatikan ketika peneliti menjelaskan mengenai materi
bimbingan. Situasi kelas ini menjadi catatan peneliti dan juga dari observer yang mengobservasi perilaku siswa selama mengikuti
bimbingan klasikal. Peneliti membagikan kertas kosong dan spidol kepada siswa. Siswa diminta menggambarkan seperti apa diri mereka.
Siswa juga diminta untuk menyertakan tulisan yang adalah penjelasan dari gambara setiap siswa. Setelah penjelasan dari peneliti, siswa
diberi waktu untuk mengerjakan tugas mereka.
Peneliti dan observer memperhatikan gerak-gerik setiap siswa pada saat mengerjakan tugas. Ada siswa yang bertanya pada temannya
sambil berjalan-jalan, ada yang bertanya pada teman di depan dan disebelahnya, ada yang melihat milik temannya, ada yang diam sambil
melihat kertasnya, ada yang terus menghapus gambar yang sudah dibuat, ada yang berbicara dengan temannya, dan ada yang
menggambar 5 menit sbelum waktu pengumpulan gambar. Sebelum pekerjaan siswa dikumpul, peneliti meminta
kesediaan satu atau dua siswa untuk mnunjukkan dan membacakan hasil pekerjaannya kepada teman-teman satu kelas. Tidak satu
anakpun yang berani untuk membacakan hasil kerjanya. Semua diam dan saling menoleh, menutup gambar masing-masing, lalu peneliti
meminta setiap siswa untuk maju ke depan mengumpulkan pekerjaannya. Sebelum siswa mengumpulkan, satu siswa laki-laki
yang duduk di pojok berdiri dan mengatakan mau membaca tetapi tetap di tempat saja. Peneliti memberi kesempatan kepada sisawa itu
untuk membacakan dan menunjukkan gambarnya kepada teman- temannya. Peneliti mengucapkan terima kasih untuk keberaniannya
dan mengajak semua siswa untuk memberi tepuk tangan kepadanya. 3
Kegiatan Penutup Peneliti meminta lembar kerja siswa yang sudah dikerjakan.
Lembar kerja dijadikan sebagai arsip peneliti. Pada akhir pertemuan, peneliti membagikan angket konsep diri kepada siswa.
Peneliti meminta siswa untuk mengisi angket secara jujur dan sesuai situasi siswa saat ini. Setiap siswa yang sudah selesai mengisi
angket bisa langsung mengumpulkan kepada peneliti. Setelah semua siswa mengumpulkan angket, peneliti menutup pertemuan dengan doa
dan ucapan terima kasih. 4
Hasil Refleksi dan Evaluasi Tahap refleksi dan evaluasi dilakukan setelah kegiatan selesai.
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil observasi siswa dan skala konsep diri siswa untuk memperoleh dan dijadikan sebagai
acuan untuk siklus selanjutnya. Hasil refleksi dan evaluasi dengan mitra kolaboratif pada pratindakan menunjukkan bahwa kegiatan
bimbingan dengan menggunakan metode ceramah dirasakan kurang efektif dalam mengoptimalkan konsep diri siswa.
Peneliti merasakan bahwa siswa cenderung tidak mau terlibat dalam kegiatan bimbingan secara penuh. Hasil evaluasi pratindakan
yang dilakukan oleh mitra kolaboratif dan observer menyatakan bahwa bimbingan yang diberikan penelitian masih kurang mengena
dalam mengoptimalkan konsep diri siswa. Mitra kolaboratif dan observer juga menyampaikan, bahwa peneliti sudah memberikan
bimbingan dengan baik tetapi masih perlu diperbaiki dalam mengelola kelas dan penyampaian kata dan kalimat yanag lebih sederhana. Data
dalam pratindakan
diperkuat oleh
data dokumentasifoto.
Dokumentasifoto terdapat pada lampiran.
2. Siklus I