Deskripsi Hasil Kuesioner Konsep Diri Siswa

C. Deskripsi Hasil Kuesioner Konsep Diri Siswa

Hasil analisis konsep diri siswa disusun untuk mengetahui tingkat konsep diri siswa melalui layanan bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan dengan menggunakan media permainan. Angket diberikan kepada siswa diakhir kegiatan. Adapun hasil analisis optimalisasi konsep diri siswa adalah sebagai berikut. Tabel 9. Penggolongan Skor Konsep Diri Tahap Pratindakan No Rentang Skor Kategori No Subjek Jumlah Subjek Persentase 1. 25 - 35 Sangat Rendah - 2. 35 - 45 Rendah 24 1 4 3. 45 - 55 Sedang 3, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17 18, 19, 20, 21, 22, 23 14 58 4. 55 – 65 Tinggi 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 14, 9 38 5. 65 – 80 Sangat Tinggi - Jumlah 24 100 Hasil analisi angket konsep diri siswa yang diolah dari kegiatan pratindakan menunjukkan bahwa konsep diri siswa SMP Kanisius Kalasan tergolong sedang. Tabel 10. Penggolongan Skor Konsep Diri Siklus I No Rentang Skor Kategori No Subjek Jumlah Subjek Persentase Siklus I Pra tindakan 1. 25 - 35 Sangat Rendah - - 2. 35 - 45 Rendah - 4 3. 45 - 55 Sedang 22, 23, 24 3 12,5 58 4. 55 – 65 Tinggi 8, 10, 13, 16, 17, 18, 19, 20,21 9 37,5 38 5. 65 – 80 Sangat Tinggi 1,2,3,4,5,6,7,9, 11,12,14,15, 12 50 - Jumlah 24 100 100 Hasil analisis angket konsep diri siswa pada siklus I ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan capaian skor pratindakan. Hasil analisis skor konsep diri siswa siswi kelas VIII A sebagai berikut: Tabel 11. Capaian Skor Perkembangan Konsep Diri Pertemuan Rentan g Skor Kategori Pratindakan Siklus I Siklus II Jlh Persentase Jlh Persentase Jlh Persntase 25 - 35 SR - - - - - - 35 - 45 R 1 4,2 - - - - 45 - 55 S 14 58,3 3 12,5 - - 55 - 65 T 9 37,5 9 37,5 3 12,5 65 - 80 ST - - 12 50 21 87,5 Dari tabel hasil analisis capaian skor perkembangan konsep diri di atas, menunjukkan adanya optimalisasi dari persentase pratindakan dan setiap siklus layanan bimbingan klasikal dengan media permainan. Optimalisasi dari pratindakan, siklus I, hingga siklus II dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pada layanan bimbingan tahap pratindakan terdapat 1 satu siswa yang konsep dirinya rendah R dengan persentase 4. Konsep diri sedang S berjumlah 13 siswa dengan persentase 54, dan konsep diri tinggi T berjumlah 10 dengan persentase 42. 2. Dalam layanan bimbingan pada siklus I, persentase siswa yang memiliki konsep diri pada kategori tinggi T mencapai 58 dengan jumlah 14 siswa dan yang kategori sedang S sebanyak 38 dengan jumlah 9 siswa. Peneliti melihat masih perlu melakukan tindakan siklus II untuk mengoptimalkan konsep diri siswa yang memiliki kategori sedang dan tinggi. 3. Dalam layanan bimbingan pada siklus II terjadi peningkatan yang sangat baik terhadap jumlah siswa, yaitu yang memiliki konsep diri sangat tinggi ST jumlah 22 siswa atau 59 . Sedangkan jumlah siswa yang tinggi T yaitu 2 atau 8 . Adanya optimalisasi konsep diri di setiap siklus tindakan dalam layanan bimbingan klasikal dengan media permainan, ini membantu siswa siswi yang awalnya memiliki konsep diri sedang menjadi memiliki konsep diri yang sangat tinggi. Berikut ini disajikan grafik analisis capaian skor butir konsep diri yang diperoleh pada tahap pratindakan dan siklus I: Grafik 7. Grafik Perbandingan Prasiklus dan Siklus I Grafik di atas menunjukkan adanya penigkatan skor konsep diri siswa pada siklus I. Peneliti melihat beberapa item yang masih tergolong rendah pada pratindakan. Item yang masih terlihat rendah seperti pada nomor 7, 9, 17, dan 18. Item yang masih rendah itu dijadikan sebagai acuan untk perbaikan pada siklus I dan II Grafik 8. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 S ko r Su b jek Grafik Perbandingan Prasiklus Siklus I 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 S ko r Su b jek Grafik Perbandingan Siklus I Siklus II Pada grafik perbandingan diatas terjadi perubahan konsep diri yang lebih baik, terlihat pada item nomor 7, 9,17, dan 18. Beberapa item inilah yang terlihat masih rendah pada siklus I dan diusahakan lebih optimal pada siklus II. Peneliti melakukan perbaikan pada siklus II sehingga item-item tersebut lebih optimal. Peneliti berakhir di siklus II dengan melihat hasil skor rata-rata penelitian dari pratindakan hingga siklus II, menunjukkan di atas rata-rata dan terlihat sudah optimal. Berikut ini disajikan grafik yang menggambarkan peningkatan butir-butir skor konsep diri siswa mulai dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Grafik 9. Garafik Perbandingan Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Pada grafik di atas terlihat konsep diri siswa semakin optimal mulai dari prasiklus hingga siklus II. Pada setiap item terjadi peningkatan yang baik. Terlihat perkembangan siswa siswi dalam mengoptimalkan konsep diri mereka melalui layanan bimbingan klasikal dengan media permainan. Siswa 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 S ko r Su b jek Prasiklus Siklus I Siklus II siswi lebih aktif dalam kegiatan, komunikatif, dan tidak malu-malu dalam mengungkapkan pendapat atau bershering di depan teman-temannya. Berikut ini grafik perkembangan antar siklus capaian skor konsep diri siswa siswi. Grafik 10. Grafik Perkembangan Skor Konsep Diri Antar Siklus Grafik di atas menunjukkan adanya perkembangan konsep diri siswa siswi SMP Kanisius Kalasan kelas VIII A melalui layanan bimbingan klasikal dengan media permainan. Konsep diri siswa semakin optimal dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel dan grafik di atas, maka dapat dilihat perbandingan optimalisasi konsep diri siswa dari nilai hasil observasi dan hasil kuesioner selama bimbingan prasiklus, siklus satu, dan siklus dua. Terjadi perubahan konsep diri siswa disetiap siklus. Pada prasiklus terlihat konsep diri siswa 66,5 81,6 85,3 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Prasiklus Siklus I Siklus II Perkembangan Skor Konsep Diri Antar Siklus Prasiklus Siklus I Siklus II sudah baik, namun dari hasil observasi mitra kolaboratif masih perlu diperbaiki supaya siswa siswi lebih percaya diri dan berani berbicara. Peneliti melihat ini suatu masukan yang baik. Kegiatan pada siklus satu sudah dimulai dengan permainan, terlihat pada grafik adanya optimalisasi konsep diri siswa dari setiap tahap. Demikian siklus dua perubahan semakin drastis dalam diri siswa terhadap optimalisasi konsep diri. Siswa dapat tampil dengan apa adanya lewat permainan, berani untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, bahkan siswa siswi sudah tidak merasa malu-malu ketika harus berbagi pengalaman didepan teman-temannya. Siswa lebih aktif.

D. Hasil Wawancara

Dokumen yang terkait

Hubungan pembelajaran fisika menggunakan media komik dengan minat belajar siswa pada konsep zat dan wujudnya di SLTP Negeri 1 Jember siswa kelas I Cawu 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 8 97

Penggunaan peta konsep untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada konsep jaringan tumbuhan: penelitian tindakan kelas di MAN 10 Jakarta

1 13 76

Peningkatan apresiasi puisi dengan media Mind mapping pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2010-2011 ptk di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat

3 17 294

Peningkatan kualitas pembelajaran ketrampilan pembicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V111 smpn 13 tangerang selatan tahun pelajaran 2009/2010

8 126 127

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

Peningkatan kemampuan memahami bacaan melalui media gambar pada siswa kelas VII-4 SMP Darussalam Ciputat Tahun pelajaran 2013/2014

1 16 116

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Upaya meningkatkan motivasi belajar matematika melalui pemberian kartu skor partisipasi siswa : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 9 181

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107