Stabilitas Emulsi HASIL ANALISIS FISIKO KIMIA SABUN

29 terkandung dalam sabun, namun konsentrasi NaOH berpengaruh. Hasil uji lanjut Duncan pada Lampiran 10 bagian c menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH 30 dan 35 memberikan pengaruh yang nyata pada pH sabun. Gambar 11. Histogram hubungan antara konsentrasi NaOH, tepung tapioka dan derajat keasaman pH Pada Gambar 11. dapat dilihat bahwa konsentrasi NaOH memang berpengaruh nyata terhadap pH sabun. Semakin tinggi konsentrasi NaOH yang digunakan, maka semakin tinggi pH sabunnya. Walaupun dengan komposisi NaOH yang sama, namun jika konsentrasinya berbeda tentu saja akan membedakan pH sabunnya. Sabun yang dibuat dengan konsentrasi NaOH yang tinggi, maka sabun yang dihasilkan akan memiliki pH yang tinggi pula. Artinya sabun tersebut semakin bersifat basa.

8. Stabilitas Emulsi

Emulsi dalam situs http:www.britannica.com, 2004 dijelaskan merupakan campuran dua atau lebih cairan dimana salah satu bentuk dari kedua cairan itu dalam ukuran tetesan-tetesan droplets, mikroskopis, ultramikroskopis yang terdistribusi secara keseluruhan dalam cairan yang DERAJAT KEASAMAN pH 9 9,1 9,2 9,3 9,4 9,5 9,6 9,7 9,8 9,9 2,5 5 7,5 Konsentrasi Tepung Tapioka p H NaOH 30 NaOH 35 30 lain. Emulsi terbentuk dari komponen cairan-cairan penyusunnya baik secara spontan atau seringkali terbentuk secara mekanik contohnya seperti agitasi. Kestabilan emulsi dalam sabun dipengaruhi oleh jumlah asam lemak yang terkandung dalam sabun. Asam lemak ini berperan dalam menjaga konsistensi sabun. Kestabilan emulsi dalam sabun juga dipengaruhi oleh kadar air dan adanya bahan dasar yang bersifat higroskopis seperti gliserin dan EDTA. Semakin tinggi kadar air dalam sabun maka semakin tidak stabil sistem emulsinya. Suryani et al, 2002 menjelaskan bahwa sabun padat termasuk dalam emulsi tipe wo water in oil. Emulsi yang baik tidak membentuk lapisan-lapisan, tidak terjadi perubahan warna dan memiliki konsistensi tetap. Stabilitas atau kestabilan suatu emulsi merupakan salah satu karakter penting dan mempunyai pengaruh besar terhadap mutu produk emulsi ketika dipasarkan. Ketidakstabilan suatu sistem emulsi dapat diamati dari fenomena yang terjadi selama emulsi dibiarkan atau disimpan dalam jangka waktu tertentu. Prinsip dasar tentang kestabilan emulsi adalah keseimbangan antara gaya tarik menarik dan gaya tolak menolak yang terjadi antar partikel dalam sistem emulsi. Apabila kedua gaya ini dapat dipertahankan tetap seimbang atau terkontrol, maka partikel-partikel dalam sistem emulsi dapat dipertahankan agar tetap seimbang. Fase dominan pendispersi pada sabun mandi yang dihasilkan ialah fase minyak, sehingga pengemulsi emulsifier yang digunakan harus bisa larut dalam minyak. Mutu produk emulsi salah satunya ditentukan oleh stabilitas emulsi, hal itu juga berlaku untuk sabun mandi yang merupakan produk emulsi. Penentuan stabilitas emulsi terhadap sabun bertujuan untuk mengetahui daya simpan sabun tersebut. Sabun mandi yang memiliki stabilitas emulsi yang baik akan memiliki daya simpan yang cukup panjang. 31 Hasil analisis menunjukkan bahwa semua sabun memiliki nilai stabilitas emulsi pada kisaran 83,435 – 85,520 . Data hasil analisis stabilitas emulsi dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Histogram hubungan antara konsentrasi NaOH, tepung tapioka dan stabilitas emulsi Hasil analisis keragaman dengan tingkat kepercayaan 95 ✝ =0,05 pada Lampiran 11 bagian b menunjukkan bahwa baik konsentrasi NaOH maupun tepung tapioka tidak mempengaruhi secara nyata stabilitas emulsi sabun.

9. Stabilitas Busa