8
konsumen. Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan, dan
pengurangan kemiskinan. c.
Prinsip Perlindungan Dalam melakukan pertanian organik perlindungan terhadap pelaku,
pengguna, dan lingkungan juga harus diperhatikan, oleh karena itu diperlukan ilmu pengetahuan yang mendukung pertanian organik agar produk yang
dihasilkan bersifat organik, menyehatkan, aman, serta ramah terhadap lingkungan. d. Prinsip Kesaling ketergantungan
Para petani organik harus menganggap unit usahatani sebagai sebuah ekosistem dan menyadari bahwa merubah satu bagian dari ekosistem tersebut
dapat mengganggu hubungan-hubungan yang kompleks dalam unit tersebut. e. Prinsip Keragaman
Ekosistem alami memiliki keragaman dan jaring kehidupan yang rumit serta menciptakan keseimbangan hayati, sehingga dapat mencegah datangnya
hama, karena kebutuhan tenaga kerja dan keterbatasan sumberdaya, tidaklah praktis untuk meniru keragaman sistem alamiah. Pertanian organik menyiasatinya
dengan rotasi berbagai jenis tanaman, menjaga kelestarian habitat alamiah dalam usahatani dan ternak, sehingga keseimbangan antara tanaman dan ternak dapat
terjaga. f. Prinsip Pendaur ulangan
Usahatani organik tidak dapat sepenuhnya meniru sitem pendaurulangan hara sebagaimana pada ekosistem alamiah, namun pertanian organik
menggunakan sistem alami sebagai model dan mengarah kepada swasembada self-suffiency dengan mendaur ulang hara pada usahatani. Residu tanaman dan
ternak dikembalikan pada tanah untuk membantu membangun kesuburan tanah.
2.1.3 Tujuan Pertanian Organik
Tujuan utama dilaksanakannya pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktifitas komunitas tanah, tanaman, hewan
dan manusia. Menurut IFOAM International Federation of Agriculture
9
Movements, tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organik adalah
: a.
Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta dalam jumlah yang cukup.
b. Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur alamiah yang
mendukung semua bentuk kehidupan yang ada. c.
Mendorong dan meningkatkan daur ulang, dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman, serta
hewan. d.
Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan. e.
Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbaru yang berasal dari sistem usahatani itu sendri.
f. Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didaur ulang baik di dalam maupun
di luar usahatani. g.
Menciptakan keadaan yang memungkinkan ternak hidup sesuai dengan perilaku yang hakiki.
h. Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin
dihasilkan oleh kegiatan pertanian. i.
Mempertahankan keanekaragaman hayati termasuk pelestarian habitat tanaman dan hewan.
j. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian
terutama petani dengan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan
kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat. k.
Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari kegiatan usahatani terhadap kondisi fisik sosial.
2.1.4 Prospek Pertanian Organik di indonesia
Salah satu persyarat pelaksanaan pertanian organik adalah ketersedian material organik dalam jumlah yang cukup untuk dimasukkan ke dalam tanah
dalam proses daur ulang. Kecukupan akan bahan-bahan ini akan dapat membantu upaya pemecahan yang tepat pada masalah kekurangan pangan sekalipun
menerapkan pertanian berkelanjutan. Penerapan pertanian organik dapat
10
mengurangi pemakaian pupuk yang mahal sehingga dapat mengurangi biaya produksi.
Indonesia memiliki areal pertanian yang luas dengan tingkat kesuburan tanah yang relatif cukup baik. Selain itu banyak tercapat sisa-sisa pertanian yang
potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan organik melalui proses daur ulang dalam tanah, sehingga dapat menghasilkan nitrogen dalam jumlah yang besar
3
. Dengan demikian, Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk berhasil dalam
penerapan pertanian organik dan dapat menjawab tantangan masalah ketahanan pangan secara berkelanjutan.
Pertanian organik merupakan alternatif yang baik untuk mengatasi keterbatasan skala usaha dan dapat membuka peluang baru dalam proses produksi.
Dalam jangka panjang, teknologi ini dianggap sesuai untuk pengembangan dan perluasan skala usaha pertanian. Apabila dihubungkan dengan permintaan produk
pertanian akan selalu meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, maka pada dekade terakhir telah terjadi peningkatan yang cukup tajam terhadap produk
pertanian segar Indonesia, baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
2.1.5 Keuntungan dan Kelemahan Pertanian Organik