Sesuai Undang-Undangan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal-1, menjelaskan bahwa
lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup lain.
6
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
7
Dari kedua teori di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan tidak dapat dipisahkan dengan manusia yang ada didalamnya yang saling berkaitan satu
sama lain dan kodratnya manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membentuk kelompok-kelompok sosial agar bisa
mempertahankan hidupnya, kemudian dalam kelompok itulah menghasil interaksi sosial yang melahirkan sesuatu yang dinamakan lingkungan sosial.
Lingkungan sosial adalah keterkaitan antara seluruh komponen yang terdapat dalam lingkungan hidup, bukan semata-mata interaksi sosial an sich
beserta pranata, simbol, nilai dan normanya saja tetapi juga kaitannya dengan unsur-unsur lingkungan hidup lainnya, alam dan lingkungan binaan atau
buatan.
8
Dalam hal sampah dan lingkungan sosial ekonomi sangat berkaitan juga satu dengan yang lainnya, karena sampah dapat menghasilkan nilai ekonomis
yang menjadi suatu penghasilan masyarakat dan tentu berdampak baik bagi lingkungan yaitu berkurangnya jumlah sampah.
Masalah sampah dalam lingkungan mutlak harus ditangani secara bersama-sama dari pihak masyarakat ataupun pemerintah setempat. Dari
beberapa permasalahan sampah tersebut, oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian mengenai Dampak Keberadaan Tempat Pengolahan
6
HR. Mulyanto, Ilmu Lingkungan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, h. 1.
7
Karden Eddy, Pengelolaan Lingkungan Hidup, h. 31.
8
Jonny Purba, Pengelolaan Lingkungan Sosial, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 14.
Sampah 3R Reduce, Reuse, dan Recycle Vipa Mas Terhadap Lingkungan
Sosial Ekonomi Masyarakat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di
identifikasi sebagai berikut:
1. Lebihnya kapasitas di TPA Cipeucang Pengelolaan sampah yang
dilakukan masih kurang efektif 2.
Adanya keluhan masyarakat sekitar tentang pengolahan menggunakan mesin
3. Masih minimnya masyarakat dalam mengolah sampah menggunakan
prinsip 3R reduce, reuse, dan recycle.
C. Pembatasan Masalah
Keterbatasan peneliti dalam waktu, tenaga dan biaya, serta untuk memudahkan pembahasan skripsi ini, menjaga agar penelitian lebih fokus dan
terarah, tidak menimbulkan keraguan dan salah penafsiran, maka diperlukan adanya pembatasan masalah, oleh karena itu penelitian diba
tasi pada “Dampak Keberadaan TPS 3R Vipa Mas Terhadap Lingkungan Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kelurahan Bambu Apus
”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka pertanyaan peneliti dinyatakan sebagai berikut:
Bagaimana dampak keberadaan TPS 3R reduce, reuse, dan recycle Vipa Mas terhadap lingkungan sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Bambu
Apus Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini mempunyai
tujuan, diantaranya :
Untuk mengetahui dampak keberadaan TPS 3R reduce, reuse, dan recycle Vipa Mas terhadap lingkungan sosial ekonomi masyarakat di
Kelurahan Bambu Apus Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini ini dapat memberi sumbangan yang dapat berharga pada perkembangan ilmu Geografi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
khususnya, dan mahasiswa universitas lain pada umumnya, terutama untuk meningkatkan pemahaman dibidang lingkungan dan sampah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengalaman ilmu dibidang lingkungan, Sosiologi - Antropologi, dan Geografi Lingkungan.
b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan memberikan informasi
bahwa lingkungan sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup dan memberikan motivasi untuk bersimpati dan berpartisipasi dalam
mencegah dampak dari sampah dan sadar terhadap kepedulian lingkungan.
c. Bagi Lembaga Pemerintahan, diharapkan penelitian ini memberikan
rekomendasi untuk kepentingan pemerintahan. d.
Bagi komunitas atau LSM pencinta lingkungan hidup penelitian ini bisa dijadikan bahan kajian-kajian tertentu.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Sampah
1. Definisi Sampah
Sampah pada dasarnya suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam.
Sampah dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan
manusia.
1
Adapun menurut Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menjelaskan bahwa
“Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia danatau proses alam yang berbentuk padat”.
2
WHO World Health Organization juga mendefinisikan tentang sampah sebagai berikut sampah adalah
“sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya ”.
3
Definisi sampah menurut Tchobanoglous dalam Soekmana Soma, sampah adalah
“semua jenis bahan buangan baik yang berasal dari manusia atau binatang yang biasanya berbentuk padat
”.
4
Berdasarkan definisi sampah di atas maka dapat dikatakan bahwa sampah adalah bahan-bahan hasil dari kegiatan manusia atau binatang yang tidak
digunakan lagi dan umumnya berupa benda padat, baik yang membusuk maupun yang tidak mudah membusuk, kecuali kotoran yang keluar dari tubuh
manusia, yang ditinjau dari segi keindahan dapat mengganggu dan
1
Karden Eddy, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: Djambatan, 2009, h. 67.
2
Perundangan Tentang Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010, h. 59.
3
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2005, h. 111.
4
Soekmana Soma, Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan Seri: Pengelolaan Sampah Perkotaan, Bogor: IPB Press 2010, h. 12.
mengurangi nilai estetika dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian lingkungan.
2. Sumber Sampah
Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat tentu memiliki sumber yang berbeda menurut Gilbert dalam Artiningsih, sumber-sumber
timbulan sampah adalah sebagai berikut : a.
Sampah dari pemukiman penduduk. Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu
keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau
sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya. b.
Sampah dari tempat – tempat umum dan perdagangan. Tempat- tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya
orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat – tempat tersebut
mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis
sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa – sisa makanan,
sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng- kaleng serta sampah lainnya.
c. Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah.
Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah
lainnya yang menghasilkan sampah kering dan sampah basah. d.
Sampah dari industri. Dalam pengertian ini termasuk pabrik
– pabrik sumber alam perusahaan kayu dan lain
– lain, kegiatan industri, baik yang termasuk distribusi ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah yang
dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering abu, sisa
– sisa makanan, sisa bahan bangunan