BAB IV CIKEUKEUH DALAM KONTEKS SOSIO-HISTORIS
DAN KEAGAMAAN
4.1. Data Demografis Desa Cikeukeuh
Desa Cikeukeuh merupakan salah satu dari sekian desa yang ada di wilayah Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 243,150 ha. Desa ini terbagi dalam 4
Dusun, 9 Rukun Warga RW dan 27 Rukun Tangga RT. Desa Cikeukeuh dibelah oleh jalan kabupaten yang menjadi perlintasan menuju sebuah kawasan
wisata gunung. Posisi Desa Cikeukeuh berada pada dataran tinggi dengan ketinggian tanah 900 sampai dengan 1500 mdpl. Wilayah desa ini membentang
dari arah utara ke selatan dimana lahannya masih didominasi oleh sawah dan ladang 182,357 ha. Posisi Desa Cikeukeuh berjarak 6 km dari pemerintahan
kecamatan, 44 km dari ibukota kabupaten, 150 km dari ibukota propinsi. Akses ke desa ini tidak terlalu sulit karena didukung oleh angkutan pedesaan yang lumayan
banyak dan prasarana jalan yang cukup bagus. Jumlah penduduk Desa Cikeukeuh pada tahun 2012 adalah 7.650 jiwa
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 3.955 jiwa 51,70 dan perempuan sebanyak 3.695 jiwa 48, 30 , dengan jumlah 2353 kepala keluarga. Warga yang berusia
5-9 tahun mendominasi jumlah penduduk, yakni sebanyak 816 orang disusul usia 10-14 tahun 808 orang dan usia 0-4 tahun 792 orang.
Gambar 3 Struktur Penduduk Desa Cikeukeuh Berdasarkan Jenis Kelamin. Pada tahun 2011, jumlah angkatan kerja usia 15-56 tahun sebanyak 4.864
orang. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2011 ini menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2010, yakni sebanyak 5095 orang. Sementara
itu, jumlah pengangguran untuk usia yang sama pada tahun 2011 sebanyak 1459 orang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 1278 orang. Dari
Laki-laki 51,70
Perempuan 48,30
2334 KK terdapat 453 KK 19,4 yang tergolong miskin, 1488 KK yang bertempat tinggal permanen, 1425 KK yang sudah terpasang listrik dan 21 KK
yang memasang telpon rumah.
Gambar 4 Struktur Usia Produktif Penduduk Berdasar Jenis Kelamin.
Desa Cikeukeuh terdiri dari 9 kampung, yaitu Kampung Sukasari RW 01, Mekarsari RW 02, Cihedang RW 03, Lampari RW 04, Ciladong RW 05,
Bumi Asri RW 06, Sadang RW 07, Nanggreg RW 08 dan Cibuluh RW 09. Dari kesembilan kampung ini, Bahasa Sunda menjadi bahasa ibu meski pada
kenyataannya tidak semua keluarga masih mempertahankan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Banyak keluarga di desa ini menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi sehari-hari. Di antara penyebabnya adalah bahwa warga yang ada di
desa ini tidak lagi homogen. Banyak pendatang yang menjadi warga desa ini lantaran hubungan pernikahan, seperti warga yang berasal dari etnis Batak,
Minang dan Jawa. Alasan lainnya adalah karena pengaruh perubahan sosial dimana makin memudarnya peran orangtua dalam mewarisi bahasa Sunda sebagai
alat komunikasi sehari-hari. Sangat jarang orangtua mengajarkan bahasa Sunda halus kepada anak-anaknya, disamping orangtua sekarang banyak yang tidak
menguasai bahasa Sunda halus, sehingga menggunakan bahasa Indonesia menjadi pilihan ketimbang berbahasa Sunda kasar dan kuatir dijawab dengan bahasa
Sunda kasar oleh anak-anak mereka.
500 1000
1500 2000
2500 3000
Usia Produktif Usia Non
Produktif Laki-laki
Perempuan