Hasil Tahap Evaluation Evaluasi

99 Berdasarkan tabel 28 dapat diketahui bahwa secara umum kegiatan pembelajaran dengan perangkat pembelajaran materi segiempat dengan pendekatan problem based learning berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Melihat hasil angket respon siswa yang menunjukkan kriteria baik dan hasil lembar observasi pembelajaran yang menunjukkan kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis.

5. Hasil Tahap Evaluation Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilakukan di setiap tahapan pengembangan perangkat pembelajaran. Pada tahap awal pengembangan, dosen pembimbing mengevaluasi perangkat pembelajaran dengan memberikan komentar dan saran perbaikan. Dosen memberikan saran agar pada RPP ditulis secara jelas fase-fase problem based learning, sedangkan pada LKS perlu dimunculkan karakteristik problem based learning pada setiap aktivitas di dalamnya. Hal ini dimaksudkan agar terlihat ciri khas problem based learning sebagai pendekatan yang dipilih, sehingga RPP dan LKS yang dikembangkan berbeda dengan RPP dan LKS dengan pendekatan lain yang sudah ada. Selanjutnya peneliti melakukan revisi sesuai dengan saran yang diberikan dosen pembimbing. Setelah itu diperoleh produk awal pengembangan yang sudah diperbaiki sesuai saran dosen pembimbing. Pada tahap selanjutnya, produk awal yang dihasilkan dievaluasi oleh validator. Evaluasi tersebut dilakukan untuk menilai apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak untuk diujicobakan dalam kegiatan 100 pembelajaran di sekolah. Alat evaluasi tersebut berupa lembar penilaian RPP dan LKS yang memuat beberapa aspek penilaian, serta saran perbaikan yang disampaikan secara lisan dan tulisan oleh validator. Dari tahap ini diperoleh kesimpulan bahwa RPP dan LKS valid dan layak untuk diimplementasikan. Namun, meskipun sudah dinyatakan valid, ada beberapa bagian dalam RPP dan LKS yang masih perlu disempurnakan. Komentar dan saran yang diberikan validator pada lembar penilaian RPP diantaranya adalah: penulisan tujuan dan indikator masih perlu diperbaiki, definisi bangun-bangun segiempat sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana, pada kunci jawaban sebaiknya disertakan alternatif jawaban, penulisan lambang sudut dan besar sudut pada soal perlu diperbaiki. Selain memberikan komentar dan saran untuk perbaikan RPP, validator juga memberikan komentar dan saran untuk perbaikan LKS. Beberapa saran yang diberikan validator untuk LKS yang dikembangkan adalah agar gambar mainan rubik dan dadu pada contoh persegi dalam kehidupan sehari-hari dihapus dan diganti dengan contoh lain, warna kolom-kolom pada rubrik-rubrik di LKS sebaiknya dibedakan, dan agar peneliti lebih memperhatikan kelaziman istilah yang digunakan. Setelah dinyatakan layak oleh validator, selanjutnya perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah. Implementasi dilaksanakan di kelas VII B SMP N 16 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang. Selama proses implementasi, peneliti ditemani oleh observer yang bertugas untuk mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang 101 digunakan. Selain itu, peneliti bersama observer juga mencatat hal-hal penting yang perlu dijadikan evaluasi agar proses pembelajaran berlangsung secara optimal dan perangkat pembelajaran yang dikembangkan mampu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Hal-hal yang menjadi catatan dan evaluasi bagi peneliti pada saat implementasi berlangsung diantaranya adalah: penggunaan alokasi waktu yang belum sesuai dengan fakta di lapangan, masih ada beberapa siswa yang lupa membawa busur dan penggaris, masih ada beberapa siswa yang kesulitan merumuskan masalah, sebagian siswa masih ramai sendiri membicarakan topik di luar pelajaran, siswa perlu motivasi agar mau mempresentasikan hasil diskusinya, beberapa siswa tidak menuliskan langkah-langkah pemecahan masalah saat mengerjakan soal di LKS. Setelah kegiatan implementasi selesai, siswa juga diminta untuk memberikan evaluasi, yaitu melalui angket respon siswa. Siswa memberikan penilaian terhadap LKS yang mereka gunakan. Aspek-aspek yang dinilai diantaranya adalah aspek motivasi, keingintahuan, pemahaman materi, kemudahan, dan keterlibatan siswa. Dari evaluasi yang diberikan siswa diketahui bahwa siswa merespon baik LKS segiempat yang dikembangkan. Semua aspek penilaian LKS memperoleh kritria baik. Namun, meskipun rata- rata skor penilaian siswa menunjukkan kriteria baik, pada aspek kemudahan diperoleh skor rata-rata terendan, yaitu 3.72. Hal ini myngkin disebabkan karena ada perintah-peritah di LKS yang tidak dipahami siswa, selain itu juga 102 karena beberapa kalimat yang digunakan pada LKS terlalu panjang tidak efektif. Evaluasi-evaluasi tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan bagi peneliti dalam memperbaiki perangkat pembelajaran, sehingga dihasilkan produk akhir berupa perangkat pembelajaran materi segiempat dengan pendekatan problem based learning yang layak dan berkualitas.

B. Pembahasan

Pengembangan perangkat pembelajaran materi segiempat dengan pendekatan problem based learning yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas SMP VII mengacu pada model pengembangan ADDIE. Proses pengembangan meliputi tahap analysis analisis, design perancangan, development pengembangan, implementation implementasi, dan evaluation evaluasi. Hasil akhir dari proses pengembangan berupa perangkat pembelajaran berbentuk RPP dan LKS yang telah memenuhi kualitas kelayakan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Berikut ini ulasan hasil dari penelitian pengembangan ini.

1. Tahapan-tahapan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi

Segiempat dengan Pendekatan Problem Based Learning untuk Meningkatkan kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII

a. Analysis

Pada tahapan ini dilakukan 3 analisis, yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

2 14 285

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MEDIA POWER POINT KELAS VII SMP.

0 3 16

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL THINKING DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP.

0 2 46

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA SMA YPK MEDAN.

0 2 47

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

3 19 411

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis problem based learning (PBL) pada materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII.

1 24 519

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VIII

1 1 17

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

0 0 8