119 bila perlu guru menyediakan beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk
mengantisipasi apabila ada siswa yang lupa, sehingga tidak mengganngu siswa lain dan tidak menimbulkan keributan di kelas.
Pada tahap ini peneliti menyempurnakan RPP dan LKS yang dikembangkan sesuai dengan saran atau kekurangan yang dirasakan pada saat
implementasi perangkat pembelajaran, sehingga pada tahap ini, sudah diperoleh produk akhir pengembangan berupa “perangkat pembelajaran
materi segiempat dengan pendekatan problem based learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII” yang valid,
praktis, dan efektif sesuai yang diharapkan. Dari hasil yang diperoleh pada setiap tahapan ADDIE di atas, maka dapat
dikatakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran materi segiempat dengan pendekatan problem based learning melalui model pengembangan
ADDIE dapat menghasilkan perangkat pembelajara yang valid, praktis, dan efektif. Hasil ini relevan dengan hasil penelitian Felisitas Sayekti Purnama
Utami 2013 dan Rina Yuliana 2017 yang mengembangkan perangkat pembelajaran apada materi dan pendekatan yang berbeda melalui model
pengembangan ADDIE juga dapat menghasilkan perangkat pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif.
2. Kualitas Perangkat Pembelajaran
a. Kevalidan Perangkat Pembelajaran
Kevalidan RPP ditentukan oleh skor penilaian validator. RPP yang digunakan dalam penelitian ini telah dinilai oleh seorang validator, yaitu
120 dosen jurusan Pendidikan Matematika UNY. RPP yang dikembangkan sudah
sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah BSNP, 2007: 5. Berdasarkan pada hasil penilaian RPP yang menunjukkan skor rata-rata penilaian sebesar 4.38
dari skor rata-rata maksimum 5.00 dengan kriteria sangat baik. Hampir semua aspek penilaian pada RPP, yaitu aspek identitas,
rumusan indikatortujuan pembelajaran, pemilihan materi, kegiatan pembelajaran dengan pendekatan problem
based learning , dan pemilihan sumber belajar memperoleh kriteria nilai sangat baik.
Hanya pada aspek pemilihan pendekatan model pembelajaran saja yang memperoleh skor rata-rata 4.00. Skor ini sudah menunjukkan kriteria baik, hanya
saja lebih rendah diabndingkan hasil penilaian pada aspek lain di RPP yang dikembangkan. Agar RPP lebih baik lagi, maka kegiatan-kegiatan di RPP
disesuaiakan dengan karakteristik pendekatan yang digunakan.
LKS yang dikembangkan pada penelitian ini sudah sesuai dengan syarat- syarat penyusunan LKS yang baik sebagaimana dikatakan Hendro Darmodjo
dan Jenny R.E. Kaligis 1991: 41-46, yaitu memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Selain itu, kegiatan-kegiatan yang disajikan
dalam LKS disesuaikan dengan karakteristik problem based learning. Hasil penilaian LKS oleh validator memperoleh skor rata-rata 4.32 dengan kriteria
sangat baik. Namun, pada aspek kesesuaian dengan syarat didaktik hanya diperoleh skor rata-rata 4.00 dari skor maksimum 5.00. Hasil ini sudah
menunjukkan kriteria baik, tetapi lebih rendah dibandingkan hasil penilaian
121 pada aspek lain. Oleh karena itu, pada aspek tersebut perlu diperbaiki agar
LKS yang dikembangkan lebih baik lagi. Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS materi segiempat dengan
pendekatan problem based learning keduanya mendapatkan kriteria penilaian sangat baik. Sebagaimana kriteria kualitas produk pengembangan yang
disampaikan Nienke Nieveen 1999: 127, dapat dikatakan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan valid. Hal ini berarti pula bahwa RPP dan LKS
yang dikembanngkan layak untuk diujicobakan dalam pembelajaran di sekolah.
Perangkat pembelajaran materi segiempat dengan pendekatan problem based learning
yang dirancang khusus untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII yang dikembangkan valid karena
penyusunannya mengacu pada prinsip-prinsip pengembangan RPP BSNP, 2007: 5 dan pada setiap kegiatannya selaras dengan LKS yang
dikembangkan berdasarkan syarat-syarat penyusunan LKS yang baik menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis 1991: 41-46. Selain itu, kegiatan
pembelajaran dalam RPP maupun LKS disesuaikan dengan karakteristik problem based learning
menurut Richard I. Arends 2008: 42 dan Savoie dan Hughes Made Wena, 2011: 91-92, serta aspek-aspek kemampuan
pemecahan masalah menurut George Polya 1985: 6-7. Aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah tersebut meliputi aspek memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan mengecek kembali jawaban yang diperoleh. Aspek-aspek kemampuan
122 pemecahan masalah ini juga selaras dengan pendekatan problem based
learning , karena seperti diketahui bahwa pendekatan problem based learning
diwarnai dengan aktivitas pemecahan masalah. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik keduanya.
b. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran