Produk Awal Perangkat Pembelajaran

77 4. Mendukung kolaborasi Perintah untuk melakukan diskusi atau bekerja kelompok dalam kegiatan-kegiatan di LKS. 5. Evaluasi dan review pengalaman siswa LKS memberikan ruang kepada siswa untuk menuliskan kesimpulannya melalui rubrik „Aha, Sekarang Aku Tahu‟, dan mengevaluasi pemahamannya melalui rubrik „Ayo Berlatih‟.

3. Hasil Tahap Development Pengembangan

Tahap pengembangan adalah tindak lanjut dari tahap perancangan. Rancangan yang telah disiapkan selanjutnya dikembangkan menjadi produk yang siap untuk dinilai dan diujicobakan. Berikut ini hasil dari tahap pengembangan.

a. Produk Awal Perangkat Pembelajaran

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang disusun pada tahap pengembangan terdiri dari 6 RPP, yatu masing-masing untuk sekali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing 2JP, 1JP, 2JP, 2JP, 1JP, 2JP. RPP 1-RPP 6 masing-masing memuat materi persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat. layang-layang, dan trapesium. Pada tahap ini, peneliti menyusun RPP sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada tahap design. Masing-masing RPP disusun sesuai dengan standar proses. Kegiatan pembelajaran dalam setiap RPP mengikuti langkah- langkah problem based learning dan berorientasi pada kegiatan pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat dari uraian pada RPP sebagai berikut. 78 a Dalam setiap kegiatan, siswa bekerja secara kelompok. Dalam RPP, hal ini tampak pada kegiatan pendahuluan “Siswa dijelaskan mengenai model pembelajaran problem based learning dan dibagi dalam kelompok diskusi kecil, yaitu berpasangan dengan teman sebangku.” Kegiatan ini tampak di kegiatan pendahuluan pada RPP 1 yaitu pada halaman 294. b Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa, termuat pada kegiatan inti fase 1 “Siswa diminta untuk mencermati dan mendefinisikan permasalahan awal di LKS yang berkaitan dengan konsep segiempat ”. Kegiatan ini dapat dilihat pada kegiatan inti untuk masing-masing RPP, yaitu pada halaman 294, 303, 314, 324, 335, dan 346. c Mengorganisasikan siswa untuk meneliti, termuat pada kegiatan inti fase 2 “siswa diarahkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan pada LKS ”. Kegiatan ini tampak pada kegiatan inti di setiap RPP, yaitu masing-masing pada halaman 294, 303, 314, 324, 335, dan 346. d Membantu investigasi mandiri dan kelompok, termuat pada kegiatan inti fas e 3 “Guru sebagai fasilitator membimbing siswa apabila siswa menemui kesulitan dalam mengolah informasi atau data yang diperoleh ”. Kegiatan ini tampak pada kegiatan inti di setiap RPP, yaitu masing-masing pada halaman 294, 303, 314, 325, 336, dan 347. e Menyajikan mempresentasikan produk, termuat pada kegiatan inti fase 4 “Beberapa siswa dipersilakan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Kelompok lain menanggapi dengan memberikan komentar atau pertanyaan ”. Kegiatan ini juga termuat di kegiatan inti pada setiap RPP, 79 yaitu masing-masing pada halaman 295-296, 304-305, 314-315, 325, 336- 337, dan 347-348. f Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah, termuat pada kegiatan inti fase 5 “Guru memberikan penguatan tentang materi segiempat yang dipelajari, yaitu berupa kesimpulan. Guru juga mengevaluasi proses pemecahan masalah yang dilakukan siswa.” Kegiatan ini tampak pada setiap kegiatan inti di RPP 1- RPP 6, yaitu masing-masing pada halaman 296, 306, 316, 326, 337, dan 348. 2 Lembar Kegiatan Siswa LKS Pada tahap ini peneliti menyusun LKS sesuai dengan apa yang direncanakan pada tahap design. Sama halnya dengan RPP, LKS yang disusun pada tahap pengembangan ini terdiri dari 6 LKS yang masing-masing memuat materi persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang- layang, dan trapesium. Masing-masing LKS disesuaikan dengan karakteristik problem based learning . Hal ini dapat dilihat dari bagian-bagian LKS sebagai berikut. a Permasalahan sebagai starting point. Kegiatan dalam LKS diawali dengan menyajikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan dunia nyata siswa. Masalah tersebut dibuat sedemikian sehingga dalam menyelesaikannya siswa membutuhkan suatu pengetahuan baru yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, dalam hal ini konsep persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. Untuk 80 permasalahan awal di LKS 1-LKS 6 secara lebih detail dapat dilihat rinciannya pada tabel 20 berikut. Tabel 20. Rincian Penyajian Masalah Awal di LKS LKS Materi Halaman 1 Masalah 1: Sifat-sifat Persegi Panjang 2 Masalah 2: Keliling Persegi Panjang 9 Masalah 3: Luas Persegi Panjang 10 2 Masalah 1: Sifat-sifat Persegi 15 Masalah 2: Keliling dan Luas Persegi 19 3 Masalah 1: Sifat, Keliling, dan Luas Jajargenjang 24 4 Maslah 1: Sifat-sifat Belah Ketupat 31 Masalah 2: Keliling Belah Ketupat 35 Masalah 3: Luas Belah Ketupat 35 5 Masalah 1: Sifat-sifat Layang-layang 41 Masalah 2: Keliling dan Luas Layang- layang 44 6 Masalah 1: Sifat, Keliling, dan Luas Layang-layang 51 b Mendukung kegiatan investigasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan „Ayo Selidiki‟ pada LKS serta tugas-tugas lain seperti menuliskan kesimpulan tentang materi yang dipelajari dan kegiatan pemecahan masalah. Kegiatan ini tampak pada LKS 1-LKS 6. c Kegiatan bersifat student centered. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan- kegiatan pada LKS yang menekankan pada penemuan konsep dan pemecahan masalah terfasilitasi pada kegiatan „Ayo, Sediliki‟, „Aha Sekarang Aku Ta hu‟ dan „Ayo Berlatih‟. LKS tidak disusun untuk memaparkan materi secara langsung bagi siswa. d Mendukung kolaborasi. Hal ini ditunjukkan dengan perintah diskusi atau bekerja secara berkelompok untuk setiap pelaksanaan kegiatan di LKS. 81 e Evaluasi dan review pengalaman siswa dalam belajar. Hal ini terfasilitasi dengan adanya rubrik „Aha Sekarang Aku Tahu‟ dimana rubrik tersebut disediakan untuk memberikan ruang kepada siswa untuk menuliskan kembali apa yang sudah mereka dapatkan selama proses belajar menulis kan kesimpulan dan rubrik „Ayo Berlatih‟ yang berfungsi untuk mengecek pemahaman siswa mengevaluasi terhadap materi yang sudah dipelajari melalui kegiatan pemecahan masalah.

b. Hasil Validasi Produk

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN METODE IMPROVE DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

2 14 285

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENILAIAN SERUPA PISA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MATERI SEGIEMPAT

1 13 331

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MEDIA POWER POINT KELAS VII SMP.

0 3 16

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL THINKING DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP.

0 2 46

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA SMA YPK MEDAN.

0 2 47

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

3 19 411

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis problem based learning (PBL) pada materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII.

1 24 519

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VIII

1 1 17

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

0 0 8