43 pengambilan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Keabsahan data sama-sama menggunakan teknik trianggulasi.
C. Kerangka Berpikir
Masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa tentunya memiliki ciri-ciri tertentu diantaranya adalah
periode perubahan, dimana remaja mengalami perubahan fisik dan perubahan perilaku yang sangat pesat.
Masa remaja juga merupakan usia bermasalah, dimana remaja banyak mengalami permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya. Jenis-jenis atau
bidang-bidang dari masalah yang sering dihadapi oleh para remaja di Indonesia diantaranya adalah problem memilih pekerjaan atau kesempatan
belajar; problem sekolah; problem kesehatan; problem keuangan, problem seks; problem untuk persiapan keluarga; problem keluarga; problem pribadi
emosi; problem perkembangan pribadi dan sosial; problem agama dan akhlak; problem kehidupan masyarakat.
Problem-problem yang dihadapi remaja tentunya akan berpengaruh pada perkembangan pribadi dan sosialnya, dan juga berpengaruh terhadap
kehidupannya di masyarakat. Remaja akan menunjukkan perilaku negatif seperti murung dan berdiam diri. Remaja akan mengalami masalah dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, sebagian remaja mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungannya karena remaja menjadi
lebih emosional, individual dan tidak percaya diri. Berdasarkan uraian
44 kerangka berfikir di atas, maka bagan kerangka berpikir untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka berpikir
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pada kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, dapat dinyatakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana interaksi sosial remaja putus sekolah dengan pengurus
lembaga dan pekerja sosial di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
Remaja Yogyakarta?
2. Bagaimana interaksi sosial remaja putus sekolah dengan teman sebaya di
Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta?
Permasalahan yang dihadapi Remaja
Kehidupan sosial remaja
Perilaku sosial remaja
Interaksi sosial remaja
Faktor pendorong dan penghambat
Pengurus lembaga, pekerja sosial dan teman
sebaya Instruktur kegiatan
45 3.
Bagaimana interaksi sosial remaja putus sekolah dengan instruktur di
Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta?
4. Faktor pendorong apa yang mempengaruhi kemampuan interaksi sosial
remaja putus sekolah di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
Remaja Yogyakarta?
5. Faktor penghambat apa yang mempengaruhi kemampuan interaksi sosial
remaja putus sekolah di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
Remaja Yogyakarta?
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong 2011:4 mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang dikumpulkan adalah berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada
penggunaan metode studi kasus. Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 120, penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,
terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami dan memaknai pandangan
serta kejadian pada subjek penelitian dalam rangka menggali secara mendalam tentang kemampuan berinteraksi sosial remaja ditinjau dari segi
sosial. Untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang kemampuan berinteraksi sosial remaja putus sekolah, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini akan menghasilkan data yang berupa kata-kata baik lisan maupun tertulis, berupa
gambar dan bukan angka-angka.