11
klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf. Dari kedua penjelasan tersebut dapat disimpulkan, konjungsi merupakan partikel yang
digunakan untuk menyatukan dua satuan bahasa sederajat. Dilihat dari perilaku sintaksis dalam kalimat, Alwi et al. membagi
konjungsi menjadi empat kelompok, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, korelatif, dan antarkalimat.
a. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Konjungsi koordinatif berbeda dengan konjungsi
lainnya karena selain dapat menghubungkan antarklusa, kongjunsi koordinatif dapat menghubungkan kata. Konjungsi koordinatif untuk
hubungan pertentangan adalah : tetapi, akan tetapi, sedangkan, melainkan, padahal. Sebagai contoh :
5
Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah bisa membaca.
Alwi et al., 2003: 402 Pada contoh 7 konjungsi tetapi menghubungkan dua klausa.
Klausa pertama adalah “adikku belum bersekolah” dan klausa kedua yaitu “dia sudah bisa membaca”. Klausa pertama memiliki status sintaksis yang
sama dengan klausa kedua. Kedua klausa tersebut berterima sebagai kalimat walaupun menghilangkan konjungsi
“tetapi” karena kedua klausa memiliki kedudukan yang setara.
12
b. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi
korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan, seperti
“tidak hanya... tetapi juga..., bukan hanya... melainkan juga...” dan sebagainya.
Berikut adalah contoh pemakaian konjungsi korelatif bermakna pertentangan :
6 Dunia anak kampung tidak saja bebas, melainkan juga
lebih terbuka Alwi et al., 2003: 403
Konjungsi “tidak saja... melainkan juga...” pada contoh 8
menghubungkan satuan “dunia anak kampung bebas” dan “dunia anak
kampung lebih terbuka”. Satuan “dunia anak kampung bebas” memiliki status sintaksis yang sama dengan satuan
“dunia anak kampung lebih terbuka”.
c. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah kata yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi subordinatif untuk hubungan pertentangan adalah : “walaupun, sungguhpun, biarpun, meskipun, kendatipun”. Contoh :
7 Pembangunan tetap berjalan terus meskipun dana semakin
menyempit. Alwi et al., 2003: 300