Pelaksanaan Penelitian Persemaian METODE PENELITIAN

maka dilanjutkan dengan menguji beda rata-rata dengan BNJ Beda Nyata Jujur selang kepercayaan 95 Pramesti, 2009.

3.5 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan dalam penelitian ini dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman padi dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini dipelihara baik, terutama diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi, tahapan budidaya tanaman padi meliputi :

a. Persemaian

Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian benar-benar mendapat perhatian, untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dengan tahapan sebagai berikut :

1. Pembuatan Lahan Persemaian Padi dan Biji Gulma Jajagoan

Lahan persemaian dipersiapkan sebelum dilakukan penyemaian. Areal tanah persemaian diolah dengan mengunakan cangkul dan babat selama dua 2 hari kondisi lahan persemaian dalam keadaan tidak tergenang air, setelah pengolahan tanah persemaian selesai dilakukan, lahan persemaian dibiarkan selama 3 hari dengan kondisi lahan persemaian tergenang yang bertujuan untuk melembekkan bongkahan- bongkahan tanah dan sisa jerami dan gulma cepat membusuk. Pada hari ke 4 tanah diolah kembali kemudian tanah digaru agar bongkahan-bongkahan tanah menjadi hancur sehingga tanah menjadi lumpur halus. Universitas Sumatera Utara Bedengan persemaian dibuat dengan ukuran panjang 500 cm, lebar 100 cm dan tinggi 20-30 cm. Sedangkan pada pembuatan lahan persemaian biji jajagoan hampir sama dengan pembuatan lahan persemaian benih padi. Tanah dibersihkan dari rumput sisa-sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit jajagoan. Tanah dibajak atau dicangkul selanjutnya tanah digaru, areal persemaian dikerjakan dengan cangkul yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan agar biji jajagoan dapat tumbuh dengan baik. Ukuran bedengan persemaian dibuat dengan ukuran panjang 500 cm dengan lebar 100 cm dan tinggi 20-30 cm.

2. Penggunaan Benih dan Penaburan Benih Padi

Penggunaan benih menggunakan benih padi bersertifikatberlabel biru yang bertujuan untuk menentukan hasil produksi dari tanaman padi. Perlakuan persiapan benih terlebih dahulu direndam dalam air yang bertujuan untuk melakukan seleksi terhadap benih yang kurang baik dan mempercepat terjadi proses fisiologis didalam benih yang bertujuan untuk mempercepat perkecambah benih padi. Perendaman benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam sebelumnya ditiriskan atau dietus. Lamanya pemeraman benih dilakukan selama 48 jam. Pelaksanaan penaburan benih dilakukan setelah benih berkecambah dengan panjang akar benih kurang lebih 1 mm penaburan benih dilakukan secara merata dan kerapatan benih harus sama pada lahan persemaian benih padi Herawati, 2012. Universitas Sumatera Utara

3. Biji Jajagoan dan Penaburan Biji

Jajagoan Biji jajagoan dikumpulkan dari areal persawahan tanaman padi petani yang telah selesai di panen. Biji jajagoan yang dipanen adalah biji jajagoan yang telah tua, biji jajagoan di kering-anginkan selama 30 menit dan disimpan dengan menggunakan kantung plastik selama 14 hari sebelum dilakukannya persemaian. Penaburan biji jajagoan dilakukan secara merata pada lahan persemaian dengan keadaan air macak-macak sehingga biji jajagoan dapat tumbuh.

4. Pemeliharaan Persemaian Benih Padi

Pemeliharaan persemaian benih padi memiliki beberapa tahap yaitu : 4.1 Penyiangan Penyiangan dilakukan bila diareal lahan persemaian tumbuh gulma, ini bertujuan agar bibit padi tidak terjadi persaingan dalam perebutan air, unsur hara dan fotosintesis sehingga nantinya bibit padi dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, penyiangan dilakukan dengan kondisi lahan persemaian benih padi dalam keadaan tergenang dengan keadaan air 5 cm diatas permukaan tanah dengan menjaga kondisi lahan persemaian dalam keadaan optimum, penggenangan dilakukan bertujuan agar gulma yang tumbuh dilahan persemaian benih padi menjadi busuk dan memudahkan proses dalam penyiangan gulma. Universitas Sumatera Utara 4.2 Pengairan Pengairan pada persemaian dilakukan dengan cara bedengan digenangi air selama 24 jam dengan ketinggian 5 cm, kemudian air dikurangi hingga keadakan macak-macak nyemek-nyemek, lalu benih mulai disebar. Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar benih yang disebar dapat merata, mudah melekat ditanah dan akar akan mudah masuk kedalam tanah sehingga benih tidak busuk akibat genagan air serta memudahkan benih bernafasmengambil oksigen langsung dari udara, sebagai proses mempercepat perkecambahan. Agar benih dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak hanyut dan terbuang karena percikan air hujan. Penggenangan air dilakukan pada saat menjelang pemindahan bibit dari pesemaian ke lahan pertanaman dengan kondisi air 5 cm diatas permukaan tanah, untuk memudahkan proses pencabutan BPP Teknologi, 2000. 4.3 Pemupukan di persemaian tanaman padi Pemupukan di persemaian ukuran 5 x 5 m menggunakan pupuk Urea 250 kgha, TSP 80 kgha dengan ukuran pupuk diberikan tiga hari sebelum penaburan benih padi agar pupuk dapat terlarut kedalam tanah. Pemupukan di persemaian di lakukan dengan kondisi keadaan air macak-macak sehingga pupuk yang diberikan tidak tererosi oleh air dan pupuk dapat langsung Universitas Sumatera Utara menyerap kedalam tanah. Setelah tujuh hari pupuk pupuk urea diberikan kembali dengan cara ditaburkan secara merata ke areal persemaian dengan kondisi air macak-macak. 4.4 Pengendalian hama Pengendalian hama di areal persemaian ukuran persemaian 5 x 5 m dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan alat penyemprot gendong, insektisida BONA 500 EC bahan aktif BPMC dengan dosis 1,5 mlha per 4,5 literHa, sehingga penggunaan dosis di persemaian 3,75 ml per 1,13 liter air pada areal persemaian bibit padi. Aplikasi dilakukan pada waktu pagi hari yang bertujuan untuk mengendalikan serangga ulat daun Nympula sp dan belalang daun Valanga sp.

5. Pemeliharaan Persemaian Biji Jajagoan

Pemeliharaan persemaian biji jajagoan memiliki beberapa tahapan yaitu : 5.1 Penyiangan Penyiangan dilakukan bila diareal lahan persemaian tumbuh jenis gulma lain selain jajagoan, ini bertujuan agar bibit jajagoan dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyiangan yang dilakukan dengan kondisi air dalam keadaan tergenang agar gulma lain yang tumbuh dapat busuk dan mati, penggenangan lahan persemaian gulma jajagoan dilakukan dengan menjaga keadaan air yang optimum. Apabila gulma lain selain gulma jajagoan telah melewati keadaan air yang optimum pada Universitas Sumatera Utara persemaian gulma jajagoan, maka penyiangan gulma dilakukan dengan menggunakan tangan. 5.2 Pengairan Pengairan persemaian jajagoan sama dengan persemaian padi pengairan pada pesemaian dilakukan dengan cara bedengan digenangi air selama 24 jam dengan ketinggian 5 cm, setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurangi hingga keadakan macak-macak nyemek-nyemek, kemudian biji jajagoan disebar. Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar biji jajagoan yang disebar dapat merata, mudah melekat ditanah dan akar akan mudah masuk kedalam tanah sehingga biji gulma jajagoan tidak busuk akibat genagan air dan memudahkan biji gulma jajagoan bernafasmengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat. Untuk mencegah biji gulma jajagoan dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar biji gulma jajagoan tidak hanyut dan terbuang akibat percikan air hujan. Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan bibit jajagoan dari pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan. Universitas Sumatera Utara

b. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah

Dokumen yang terkait

Pemberian Azolla Uutuk Mengurangi Dosis Urea Padi Sawah (Oryza sativa L ) Pada Inseptisol di Silakkidir Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun

0 21 61

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang Terhadap Pemberian Pupuk Organik

1 70 104

Pertumbuhan Dan Produksi Empat Varietas Unggul Padi Sawah (Oryza Sativa L) Terhadap Berbagai Tingkat Genangan Air Pada Berbagai Jarak Tanam

0 30 181

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Amandemen Bokashi Jerami Dan Pemupukan Spesifik Lokasi Pada Tanah Salin

1 34 155

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Pada Jarak Tanam Dan Persiapan Tanah Yang Berbeda

0 43 187

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Pada Pwersiapan Tanah Dan Jumlah Bibit Yang Berbeda

5 55 131

tudi Potensi Kompetisi beberapa Aksesi Gulma Jajagoan (Echinochloa crus-galli L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Hibrida.

0 2 76

Pengaruh Waktu Penyiangan dan Tingkat Populasi Jajagoan (Echinochloa crus-galli) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kabupaten Aceh Tenggara.

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Padi Sawah - Pengaruh Waktu Penyiangan dan Tingkat Populasi Jajagoan (Echinochloa crus-galli) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kabupaten Aceh Tenggara.

1 1 14

PENGARUH WAKTU PENYIANGAN DAN TINGKAT POPULASI JAJAGOAN (Echinochloa crus-galli) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KABUPATEN ACEH TENGGARA TESIS

1 1 24