Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah

b. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah

Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah struktur tanah yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah dilakukan selama 15 hari sebelum pemindahan bibit, pengolahan tanah sawah dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : 1. Pembersihan Pembersihan lahan sawah dilakukan sebelum pengolahan tanah. Pematang sawah dibersihkan dari rerumputan, sisa-sisa jerami yang masih tinggal di lahan sawah. Membersihkan petakan sawah dan saluran air irigasi atau parit dari rerumputan, kegiatan tersebut bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan. Pembersihan sisa–sisa tanaman dapat dikerjakan dengan tangan, rembas dan cangkul pembersihan ini dilakukan selama satu hari. 2. Pencangkulan Setelah dilakukan perbaikan pematang dan saluran, tahap berikutnya adalah pencangkulan. Pencangkulan merupakan bagian dari pengolahan tanah sawah, pencangkulan tanah dilakukan pada lahan persawahan dengan keadaan air macak-macak agar tanah tidak lengket atau tertinggal di alat pengolahan tanah cangkul, serta mempermudahkan proses pencangkulan tanah sawah. Lamanya pencangkulan dilahan sawah yang telah dilakukan selama 3 hari, setelah dilakukan pencangkulan tanah sawah lahan digenangi air Universitas Sumatera Utara dengan kedalaman 5 cm diatas permukaan tanah olahan. Lamanya waktu penggenangan dilakukan selama dua hari pada hari ke empat dan ke lima sebelum dilakukan pembajakan dan penggaruan, penggenangan lahan sawah bertujuan agar tanah menjadi gembur dan lembek untuk memudahkan proses pembajakan dan penggaruan. 3. Pembajakan dan penggaruan Pembajakan dan penggaruan merupakan kegiatan yang berkaitan dilakukan pada hari ke enam dan ke tujuh dilakukan setelah penggenangan lahan sawah selesai di cangkul. Pembajakan dan penggaruan ini merupakan pembajakan dan penggaruan pertama yang bertujuan untuk gumpal-gumpalan tanah sawah dapat hancur menjadi kecil-kecil, gumpalan tanah tersebut kemudian dihancurkan dengan garu sehingga menjadi lumpur halus dan rata, kemudian lahan sawah digenangi dengan air 5 cm diatas permukaan tanah. Lamanya pembajakan dan penggarauan dilakukan selama dua hari pada hari ke delapan dan ke sembilan dengan tujuan agar sisa-sisa rumput atau jerami yang masih tertinggal cepat membusuk. Pembajakan dan penggaruan ke dua dilakukan pada hari ke sepuluh dan ke sebelas, tanah dibajak dan digaru kembali agar tanah sawah menjadi lebih halus dan lebih rata. Proses meratakan tanah pada saat menggaru keadaan air sawah dengan kondisi macak-macak, selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar, penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan permukaan tanah menjadi rata, air yang Universitas Sumatera Utara merembes kebawah menjadi berkurang, setelah pembajakan dan penggarauan ke dua dilakukan pada hari ke sebelas sampai hari ke lima belas, setelah lahan sawah di bajak dan digaru kemudian lahan dibiarkan bertujuan untuk menetralkan kondisi tanah sawah yang siap di tanam dengan kondisi air macak-macak BPP Teknologi, 2000.

c. Pemupukan Tanaman Padi

Dokumen yang terkait

Pemberian Azolla Uutuk Mengurangi Dosis Urea Padi Sawah (Oryza sativa L ) Pada Inseptisol di Silakkidir Kecamatan Hutabayuraja Kabupaten Simalungun

0 21 61

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang Terhadap Pemberian Pupuk Organik

1 70 104

Pertumbuhan Dan Produksi Empat Varietas Unggul Padi Sawah (Oryza Sativa L) Terhadap Berbagai Tingkat Genangan Air Pada Berbagai Jarak Tanam

0 30 181

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Amandemen Bokashi Jerami Dan Pemupukan Spesifik Lokasi Pada Tanah Salin

1 34 155

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Pada Jarak Tanam Dan Persiapan Tanah Yang Berbeda

0 43 187

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Pada Pwersiapan Tanah Dan Jumlah Bibit Yang Berbeda

5 55 131

tudi Potensi Kompetisi beberapa Aksesi Gulma Jajagoan (Echinochloa crus-galli L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Hibrida.

0 2 76

Pengaruh Waktu Penyiangan dan Tingkat Populasi Jajagoan (Echinochloa crus-galli) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kabupaten Aceh Tenggara.

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Padi Sawah - Pengaruh Waktu Penyiangan dan Tingkat Populasi Jajagoan (Echinochloa crus-galli) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kabupaten Aceh Tenggara.

1 1 14

PENGARUH WAKTU PENYIANGAN DAN TINGKAT POPULASI JAJAGOAN (Echinochloa crus-galli) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KABUPATEN ACEH TENGGARA TESIS

1 1 24