Gambar 3. Morfologi jajagoan
Keterangan : a. zona helaian daun; b. Spikelet dengan rambut pendek; c. Spikelet dengan rambut panjang dari raceme yang sama; d. Glume yang paling bawah G1 tampak belakang
dibuka; e. Glume teratas G2, tampak depan; f. Lemma terbawah L1, tampak depan; g. Palea terbawah P1, tampak depan; h. Lemma teratas L2, tampak depan; i. Palea teratas
P2, tampak depan; j. Kariopsis, dua sisi Sumber Beauv Soerjani et al., 1987.
2.5.1 Daun Jajagoan
Daun jajagoan pada saat masih muda sangat mirip dengan daun padi. Daerah pangkal daun dapat digunakan untuk membedakan daun jajagoan
dan daun padi. Pangkal daun jajagoan tidak memiliki ligula dan aurikel, sedangkan pangkal daun padi memiliki ligula yang bermembran dan aurikel
yang berbulu Itoh, 1991. Jajagoan memiliki daun yang tegak atau rebah pada dasarnya. Daunnya memiliki ukuran panjang sampai 35 cm dan lebar
0.5-1.5 cm. Warna daun rumput ini hijau sampai hijau keabuan. Setiap daun memiliki pelepah yang tidak berambut dan memiliki panjang 9-13 cm
Waterhouse, 1994. Pelepah daun umumnya berwarna kemerahan di bagian bawahnya.
Helaian daun berukuran 5- 65 cm x 6-22 mm, bersatu dengan pelepah, berbentuk linear dengan bagian dasar yang lebar dan melingkar dan bagian
ujung yang meruncing. Permukaan daun rata, agak kasar dan menebal di bagian tepi Duke, 1996.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Batang Jajagoan
Batang jajagoan kuat, tidak berambut dan berbentuk silindris dengan intisari yang menyerupai spons putih di bagian dalamnya Sastroutomo,
1990. Batang jajagoan umumnya bercabang di dekat pangkal batang Waterhouse, 1994.
2.5.3 Akar Jajagoan
Jajagoan memiliki jenis akar yang berserat dan tebal. Akar jajagoan dihasilkan pada setiap ruasnya Soerjani et al., 1987. Sedangkan akar
tanaman padi termasuk golongan akar serabut, akar primer yang tumbuh sewaktu berkecambah bersama akar akar lain yang muncul dari janin dekat
bagian buku skutellum Makarim dan Suhartatik, 2009.
2.5.4 Bunga Jajagoan
Pembungaan berupa panikel apikal atau malai yang berada di ujung dengan 5-40 bunga majemuk bulir yang mempunyai tipe raceme, dengan
cabang-cabang pendek yang menaik. Bunga majemuknya terdiri dari banyak spikelet yang berbelok pada satu sisi, berbentuk tegak pada awalnya tetapi
selanjutnya sering membengkok ke bawah Soerjani, 1987.
2.5.5 Biji Jajagoan
Lemma dari floret yang pertama memiliki permukaan yang datar atau sedikit cembung atau tumpul. Glume bagian bawah memiliki panjang
sekitar 1.5- 2.5 mm, berbentuk ovate, memendek dan memiliki ujung yang memendek secara bertahap. Glume bagian atas memiliki panjang yang sama
dengan spikelet, berbentuk ovate-oblong, runcing, memiliki rambut yang tebal dan kaku sepanjang 0.5-3 mm serta berambut pendek. Produksi benih
Universitas Sumatera Utara
bervariasi dari 2 000 – 40 000 benih per tanaman pada daerah bergulma. Hal tersebut menunjukkan bahwa jajagoan mampu menghasilkan lebih dari 1
000 kg benihha. Galinato et al., 1999.
Sumber : Mochamad, 2008
Gambar 4. Bentuk biji jajagoan
2.6 Perbanyakan dan Ekologi Jajagoan
Jajagoan memperbanyak diri secara generatif melalui biji. Jenis gulma ini bereproduksi dengan cara penyerbukan sendiri atau penyerbukan
silang. Jajagoan melakukan penyerbukan silang dengan menggunakan bantuan angin Itoh, 1991. Jajagoan tumbuh pada daerah dengan ketinggian
yang rendah sampai sedang. Gulma ini tumbuh baik pada tempat dengan
penyinaran penuh sepanjang tepi perairan Soerjani et al., 1987. Tanah pertumbuhan jajagoan sangat baik pada jenis tanah berpasir
dan berlempung terutama apabila kandungan nitrogennya tinggi Kropff dan Van Laar, 1993. Pertumbuhan Jajagoan tidak dibatasi oleh pH tanah, tetapi
Jajagoan akan tumbuh lebih baik pada tanah dengan pH netral. Suhu
lingkungan optimum untuk perkecambahan benih adalah 32-37°C. Tingkat perkecambahan akan menurun drastis pada suhu lingkungan di bawah 10°C
atau di atas 40°C Galinato et al., 1999. Benih jajagoan tidak dapat berkecambah pada kedalaman air lebih dari 12 cm Soerjani, 1987.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Pengaruh Populasi Jajagoan Terhadap Tanaman Padi