Alokasi Umum secara parsial berpengaruh terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran Y.
4. Dana Bagi Hasil X3 memiliki nilai signifikansi 0,949 yang
berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t
hitung
0,065 t
tabel
1,864 , sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima Ha ditolak atau variabel Dana Bagi Hasil secara parsial tidak berpengaruh terhadap perilaku oportunistik
penyusun anggaran Y. 5.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran X4 memiliki nilai signifikansi 0,003 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05,
sedangkan nilai t
hitung
3,190 t
tabel
1,864 , sehingga dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima Ho ditolak atau variabel Sisa Lebih Perhitungan Anggaran secara parsial
berpengaruh terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran Y.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Pengaruh PAD, DAU, DBH, dan SiLPA terhadap Perilaku
Oportunistik Penyusun Anggaran
Berdasarkan hasil Uji F yang dilakukan menunjukkan F
hitung
10,413 F
tabel
2,61 dengan nilai signifikansi 0,000 berada dibawah 0,05 yang artinya variabel-variabel Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana
Alokasi Umum DAU, Dana Bagi Hasil DBH, dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA secara simultan bersama berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
signifikan terhadap variabel perilaku oportunistik penyusun anggaran OPA. Hal ini didukung dari nilai koefisien determinasi Adjusted R
Square sebesar 0,461 yang artinya 46,1 faktor-faktor perilaku oportunistik penyusun anggaran OPA dapat dijelaskan oleh Pendapatan
Asli Daerah PAD, Dana Alokasi Umum DAU, Dana Bagi Hasil DBH, dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA. Sedangkan
selebihnya 53,9 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitan yang
dilakukan oleh Sularso, dkk., 2014 yang menemukan bahwa semakin tinggi PAD, SiLPA, dan DAU maka akan meningkatkan perilaku
oportunistik penyusun anggaran KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah.
4.3.2. Pengaruh PAD terhadap Perilaku Oportunistik Penyusun
Anggaran
Sumber penerimaan daerah yang utama yaitu berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD. PAD merupakan usaha daerah guna
memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana subsidi dari pemerintah pusat. PAD juga memiliki peranan penting dalam pembiayaan
daerah, semakin besar PAD yang dimiliki oleh suatu daerah maka semakin besar pula kemampuan daerah untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian Fathony 2011 menemukan bahwa proporsi PAD yang rata-rata 10 dari total penerimaan daerah
memiliki kecenderungan bertambah saat perubahan anggaran. Hal ini membuka peluang bagi legeslatif maupun eksekutif untuk berperilaku
Universitas Sumatera Utara
oportunistik dengan cara merekomendasikan penambahan anggaran bagi program dan kegiatan yang mendukung kepentingannya. Dari hasil
pengujian parsial yang dilakukan, diketahui bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah PAD tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku oportunistik penyusun anggaran namun berpengaruh positif terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran. Dengan demikian,
secara statistik variabel Pendapatan Asli Daerah PAD tidak berpengaruh terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran. Artinya, tinggi atau
rendahnya PAD yang diperoleh suatu daerah tidak berpengaruh terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran didaerah tersebut. Hasil
penelitian ini terlihat dari uji-t yang menunjukkan hasil t
hitung
1,514 t
tabel
1,684 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,138 yang berada diatas 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Abdullah dan Asmara 2006 dan Sularso, dkk., 2014 yang menyatakan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah PAD memiliki
pengaruh signifikan terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran. 4.3.3.
Pengaruh DAU terhadap Perilaku Oportunistik Penyusun Anggaran
Dana Alokasi Umum DAU merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU memiliki proporsi yang
paling besar pada penerimaan daerah dan dialokasikan dalam bentuk block
Universitas Sumatera Utara
grant, artinya pemerintah daerah dapat dengan leluasa menggunakannya karena tidak terikat dengan program pengeluaran tertentu. Adanya
keleluasaan tersebut membuka peluang bagi penyusun anggaran baik legeslatif maupun eksekutif untuk berperilaku oportunistik. Hasil
pengujian parsial terhadap variabel Dana Alokasi Umum DAU, diketahui bahwa variabel Dana Alokasi Umum DAU berpengaruh signifikan
terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran. Berdasarkan pengujian statistik dengan uji-t terhadap variabel DAU menunjukkan bahwa secara
parsial variabel DAU berpengaruh positif. Dengan demikian, secara statistik DAU berpengaruh terhadap perilaku oportunistik penyusun
anggaran. Artinya, semakin tinggi DAU yang diperoleh suatu daerah maka akan meningkatkan perilaku oportunistik penyusun anggaran didaerah
tersebut. Hasil penelitian ini terlihat dari uji-t yang menunjukkan t
hitung
5,061 t
tabel
1,684 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berada dibawah 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Maryono 2013 dan Sularso, dkk., 2014 yang menyatakan bahwa variabel Dana Alokasi Umum DAU memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku oportunistik penyusun anggaran.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4. Pengaruh DBH terhadap Perilaku Oportunistik Penyusun