Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Asumsi Klasik

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Hasil SPSS for Windows 16.0 2016 Dari grafik scatterplot pada Gambar 4.3 di atas, terlihat titik data menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.2.4. Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW test pada model regresi seperti ditunjukkan di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .714 a .510 .461 73.858,227 1.939 a. Predictors: Constant, SiLPA_X4, PAD_X1, DAU_X2, DBH_X3 b. Dependent Variable: OPA_Y Sumber : Hasil SPSS for Windows 16.0 2016 Dari tabel 4.4 menunjukkan hasil uji autokorelasi Durbin- Watson, skor DW sebesar 1,939. Nilai n = 45 dan variabel independen 4 k=4; taraf signifikansi sebesar 5 ; maka pada tabel Durbin-Watson akan didapat nilai sebagai berikut: lihat lampiran 14 Tabel 4.5 Durbin-Watson Test Bound k=4 n dL Du 10 0,376 2,413 - - 45 1,335 1,720 Berdasarkan tabel Durbin-Watson, dU DW 4 – dU yaitu 1,720 ≤ 1,939 ≤ 2,280 4 – 1,720 dan nilai DW lebih kecil daripada 4 – dL yaitu 2,665 4 – 1,335. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi diantara data pengamatan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Hasil Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis akan dilakukan pengujian koefisien determinasi R 2 , pengujian signifikansi simultan uji-F, dan uji signifikansi parsial uji-t.

4.2.3.1. Hasil Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Jika koefisien determinsi semakin mendekati 1 maka semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan jika koefisien determinasi mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .714 a .510 .461 73.858,227 a. Predictors: Constant, SiLPA_X4, PAD_X1, DAU_X2, DBH_X3 b. Dependent Variable: OPA_Y Sumber : Hasil SPSS for Windows 16.0 2016 Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa R 2 = 0,510 berarti hubungan antara PAD, DAU, DBH, dan SiLPA terhadap OPA sebesar 51. Adjusted R Square sebesar 0,461 berarti 46,1 faktor-faktor OPA dapat dijelaskan oleh PAD, DAU, DBH, dan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal Dengan Dana Alokasi Khusus Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 91 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Terhadap Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera Utara Tahun 2010-2014)

2 38 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan - Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Moda

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12