Laporan Realisasi Anggaran Landasan Teori

2.1.4 Laporan Realisasi Anggaran

Menurut Dedi Nordiawan 2010:122 Laporan realisasi anggaran adalah : “ Laporan yang menyajikan ikhitsar sumber, alokasi dan pemakain sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat atau daerah, dalam satu periode pelaporan.”. Unsur yang dicakup secara langsung oleh LRA terdiri dari pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu UU.No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah.. Sebaliknya, semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali merupakan definisi dari belanja daerah. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan darikepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006, pendapatan daerah terdiri atas: Universitas Sumatera Utara a. Pendapatan asli daerah PAD b. Dana perimbangan c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah mencakup hibah barang atau uang danatau jasa, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupatenkota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lainnya. Tidak jauh berbeda, menurut Peraturan Pemerintah PP Nomor 71 Tahun 2010, pendapatan daerah terdiri atas: a. Pendapatan asli daerah PAD b. Pendapatan transfer, termasuk dana perimbangan dan pendapatan transfer lainnya c. Lain-lain pendapatan yang sah, merupakan pendapatan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam PAD dan pendapatan transfer. Yang termasuk dalam pendapatan jenis ini adalah hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupatenkota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lainnya. Dana perimbangan termasuk dari pendapatan transfer yang merupakan pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Dana perimbangan terdiri atas: 1 Dana bagi hasil DBH yang merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan angka persentase tertentu didasarkan atas daerah penghasil Universitas Sumatera Utara untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DBH terdiri atas DBH pajak dan bukan DBH bukan pajak sumber daya alam. 2 Dana alokasi umum DAU yang merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemertaan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 3 Dana alokasi khusus DAK yang merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan pada daerah tertentu untuk membantui mendanai kegiatan khusus daerah dan menjadi prioritas nasional. Ketergantungan fiskal daerah juga dapat dilihat dari laporan realisasi anggaran. Dengan membandingkan PAD dan dana perimbangan dengan total pendapatan, dapat diketahui apakah pemerintah daerah sudah dapat mandiri atau masih bergantung pada pemerintah pusat. Belanja dibedakan menjadi 2 dua yaitu : a. Belanja pegawai yang tidak langsung yang seringkali disebut dengan belanja pegawai merupakan pengeluaran rutin yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang ada di daerah yang dinyatakan dalam satuan rupiah untuk membiayai kebutuhan pegawainya. b. Belanja langsung, terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 1. Belanja Barang Belanja barang adalah pengeluaran untuk pembelian barang jasa dan jasa yang habis pakai dalam kurun waktu 1 satu tahun anggaran. 2. Belanja Modal Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal, antara lain pembangunan, peningkatan dan pengadaan serta kegiatan non fisik yang mendukung pembentukan modal. Belanja modal, terdiri dari : a. Belanja Modal Tanah Dalam belanja modal tanah diisi jumlah biaya yang diperlukan baik pengadaan,pembeliaan, pembebanan, penyelesaian, balik nama dan sewa tanah. b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Jumlah biaya yang digunakan untuk pengadaan alat-alat dan mesin yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan sampai siap untuk digunakan. Dalam jumlah belanja ini termasuk biaya untuk penambahan, penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin dan diharapkan dapat meningkatkan nilai aktiva, serta seluruh biaya pendukung yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja modal gedung dan bangunan termasuk jumlah biaya yang digunakan untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan kegiatan pembangunan gedung dan bangunan. d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Biaya yang digunakan untuk pengembalian penggantian, peningkatan pembangunan, pembuatan prasejarah dan sarana yang berfungsi atau merupakan bagian dari jaringan pengairan termasuk jaringan air bersih, jaringan instalasi distribusi listrik dan jaringan telekomunikasi serta jaringan lain yang berfungsi sebagai prasarana dan sarana fisik distribusi instalasi. e. Belanja Modal Fisik Lainnya Biaya yang digunakan untuk perolehan melalui pengadaanpembangunan belanja fisik lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dalam perkiraan belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan jalan, dan irigasi dan belanja modal non fisik, yang termasuk dalam belanja modal ini antara lain: kontrak sewa beli leasehold, pengadaanpembelian barang-barang kesenian art pieces, barang-barang purbakala dan barang-barang museum, serta hewan ternak, buku-buku dan jurnal ilmiah. Untuk belanja daerah, sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006, belanja daerah terdiri atas: Universitas Sumatera Utara a. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. b. Belanja langsung, merupakan belanja yang diaggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja terdiri atas: a. Belanja operasi, merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat daerah yang memberi manfaat jangka pendek. b. Belanja modal, merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. c. Belanja lain-laintak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat daerah. Secara ideal, belanja operasi dan belanja modal harus seimbang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya keserasian belanja suatu daerah. Jika keserasian tidak tercapai, berarti suatu daerah lebih berfokus pada kegiatan rutin atau kegiatan fisik. Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Kosep Pembangunan Manusia

Dokumen yang terkait

Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Belanja Modal, Angkatan Kerja, dan Investasi Terhadap PDRB di Sumatera Utara

1 69 94

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Ketimpangan Pembangunan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 31 81

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan Pembangunan Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 27 81

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

Pengaruh Pajak Daerah dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Survei pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 2011-2014)

0 3 1

Analisis Pengaruh Dimensi Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat Pada Dinas Ksehatan Provinsi Jawa Barat

0 5 1