Analisis Statistik Deskriptif Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dengan metode statistik, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan sampel yang telah ada tanpa penarikan kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Pengoperasian submenu statistik deskriptif pada SPSS for Windows 16.0 memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata mean, deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian,sehingga menyajikan karakteristik tertentu dari suatu data sampel. Dengan demikian, gambaran secara ringkas mengenai data penelitian dapat diketahui.Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sebagai berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation IPM DDF BM KKD Valid N listwise 75 59.3800 78.6300 67.566531 5.2829943 75 .0318 .3434 .148648 .0855727 75 29117 1316782 336282 272879,083 75 .5193 .9189 .779981 .1008481 75 Sumber : Hasil SPSS for Windows 16.0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data dari tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa : 1. Variabel Indeks Pembangunan ManusiaY memiliki nilai minimum sebesar 59,3800; nilai maksimum sebesar 78,6300;mean sebesar 67,5665; dan standard deviation sebesar 5,2829943dengan jumlah pengamatansebanyak75. Pada variabel IPM ini terdapat 30 KabupatenKota yang bernilai lebih besar dari nilai rata-rata X 67,5665 dan 45 KabupatenKota yang bernilai lebih kecil dari nilai rata-rata X 67,5665. Nilai minum terdapat di Kabupaten Cianjur pada tahun 2011 sementara nilai maksimum untuk variabel ini terdapat di Kota Bekasi pada tahun 2013. 2. VariabelDerajat Desentralisasi FiskalX 1 memiliki nilai minimum sebesar 0,0318; nilai maksimum sebesar 0,343;mean sebesar 0,148648; dan standard deviation sebesar 0,0855727 dengan jumlah pengamatansebanyak 75. Pada Variabel ini terdapat 28 KabupatenKota yang bernilai lebih besar dari nilai rata-rata X 0,148648 dan 47 KabupatenKota yang bernilai lebih kecil dari nilai rata-rata X 0,148648. Nilai minimum 0,0318 terdapat di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2013 serta nilai maksimum 0,343 yang terdapat di Kabupaten Bekasi pada tahun 2013. 3. Variabel Belanja ModalX 2 yang disajikan dalam jutaan rupiahmemiliki nilai minimum sebesar Rp 29.117; nilai maksimum sebesar Rp 1.316.782;mean sebesar Rp 336.282; dan standard deviation sebesar Rp 272879,083 dengan jumlah pengamatansebanyak75. Pada Belanja Modal Universitas Sumatera Utara terdapat 36 Kabupatenkota yang bernilai lebih besar dari nilai rata-rata X Rp 336.282 dan 39 KabupatenKota yang bernilai dibawah rata- rata X Rp 336.282. Nilai minimum terdapat di Kabupaten Subang pada tahun 2013 serta nilai maksimum yang terdapat di Kabupaten Bogor pada tahun 2013. 4. Variabel Ketergantugan Keuangan Daerah X 3 memiliki nilai minimum sebesar 0,5193; nilai maksimum sebesar 0,9189;mean sebesar 0,779981; dan standard deviation sebesar 0.1008481dengan jumlah pengamatansebanyak75. Pada Variabel Ketergantungan Keuangan Daerah terdapat 46 Kabupatenkota yang bernilai lebih besar dari nilai rata-rata X 0,779981 dan 29 KabupatenKota yang bernilai dibawah rata-rata X 0,779981. Nilai minimum terdapat di Kota Bekasi pada tahun 2012 sementara nilai maksimum terdapat di Kabupaten Subang pada tahun 2013.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Belanja Modal, Angkatan Kerja, dan Investasi Terhadap PDRB di Sumatera Utara

1 69 94

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Ketimpangan Pembangunan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 31 81

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan Pembangunan Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 27 81

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

Pengaruh Pajak Daerah dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Survei pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 2011-2014)

0 3 1

Analisis Pengaruh Dimensi Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat Pada Dinas Ksehatan Provinsi Jawa Barat

0 5 1