Kosep Pembangunan Manusia Landasan Teori

2.1.5 Kosep Pembangunan Manusia

Todaro dan Smith 2006 : 109-132 menjelaskan bagaimana paradigma pembangunan telah banyak mengalami pergeseran, yaitu dari pembangunan yang berorientasi pada produksi production centered development pada tahun 1960-an ke paradigma pembangunan yang berorientasi pada distribusi distribution growth development pada tahun 1970-an. Selanjutnya, pada tahun 1980-an muncul paradigma pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat basic need development, dan akhirnya pada tahun 1990-an paradigma pembangunan terpusat pada pembangunan manusia human centered development. United Nations Development Programme merumuskan bahwa pembangunan manusia sebagai perluasan pilihan bagi penduduk a process of enlarging people’s choice, yang dapat dilihat sebagai proses ke arah “perluasan pilihan” dan sekaligus taraf yang dicapai dari upaya tersebut. Definisi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi pembangunan yang sangat luas. Definisi ini lebih luas dari definisi pembangunan yang hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dipahami dari sisi manusianya, bukan hanya dari sisi pertumbuhan ekonominya. Sebagaimana laporan UNDP tahun 1995, dasar pemikiran konsep pembangunan manusia meliputi aspek-aspek sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat perhatian; b Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, konsep pembangunan manusia harus berpusat pada penduduk secara komprehensif dan bukan hanya pada aspek ekonomi semata; c Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuankapasitas manusia, tetapi juga pada upaya-upaya memanfaatkan kemampuankapasitas manusia tersebut secara optimal; d Pembangunan manusia didukung empat pilar pokok, yaitu: produktifitas, pemerataan, kesinambungan dan pemberdayaan; e Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan pembangunan dan dalam menganalisis pilihan-pilihan untuk mencapainya. Konsep pembangunan manusia yang diprakarsai oleh UNDP ini mengembangkan suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia secara terukur dan representatif, yang dinamakan Indeks Pembangunan Manusia IPM.IPM diperkenalkan pertama sekali pada tahun 1990.IPM mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan manusia.Ketiga komponen tersebut adalah peluang hidup longevity, pengetahuan knowledge dan hidup layak living standards.Peluang hidup dihitung berdasarkan angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur Universitas Sumatera Utara berdasarkan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah; serta hidup layak diukur dengan pengeluaran per kapita yang didasarkan pada paritas daya beli purchasing power parity. Badan Pusat Statistik BPS sudah melakukan penyempurnaan IPM dengan metodologi baru pada tahun 2014 dengan perubahan pada indikator dan metode perhitungan yang digunakan.IPM yang awalnya menggunakan Angka Melek Huruf sebagai indikator untuk kesejahteraan di bidang pendidikan, kini berubah menjadi Angka Harapan Lama Sekolah.Begitu juga dengan PDB per kapita sebagai indikator standar hidup yang layak diganti dengan PNB per kapita.Dalam metode perhitungan, IPM dengan metode lama yang menggunakan metode agregasi, kini diubah menjadi metode rata-rata geometrik. Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM adalah karena beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM.Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan.Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik.Begitu juga dengan PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM saat ini menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain. Universitas Sumatera Utara Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia.Dimensi dan rumus yang digunakan dalam perhitungan IPM sebagai berikut : • Dimensi Kesehatan : Pada metode baru dalam penghitungan Indeks Pembangunan Manusia untuk dimensi kesehatan terdapat variabelAngka Harapan Hidup saat Lahir yang didefnisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir.AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat.AHH dihitung dari hasil sensus dan survei kependudukan. • Dimensi Pendidikan : Pada dimensi pendidikan terdapat dua variabel yang mempengaruhi perhitungan Indeks Pendidikan yaitu, Angka Harapan Lama Sekolah dan Angka Rata-rata Lama Sekolah. Angka Harapan Lama sekolah didefinisikan sebagai lamanya sekolah dalam tahun yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas.HLS dapat digunakan untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan dalam tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. Salah satu variabel yang lainnya yaitu, Rata-rata Lama Sekolah didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata lama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. Dari dua variabel yang terdapat pada dimensi pendidikan tersebut maka Indeks pendidikan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: • Dimensi Pengeluaran : Pengeluaran per kapita yang disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli Purcashing Power Parity atau PPP.Rata-rata pengeluaran per kapita setahun dihitung dari level provinsi hingga level kabupatenkota.Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstanriil dengan tahun dasar 2012 = 100.Perhitungan paritas daya beli Universitas Sumatera Utara pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas non makanan. Dari indeks pendidikan, kesehatan dan peneluaran tersebut, maka dapat dihitung rata-rata geometriknya untuk menghitung nilai IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut : Untuk melihat capaian IPM dapat dilihat melalui pengelompokkan IPM pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Peringkat Kinerja IPM Indeks Pembangunan Manusia IPM Angka Kategori 60 Rendah 60 IPM 70 Sedang 70 IPM 80 Tinggi IPM 80 Sangat Tinggi Sumber :Badan Pusat Statistik BPS Universitas Sumatera Utara

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Belanja Modal, Angkatan Kerja, dan Investasi Terhadap PDRB di Sumatera Utara

1 69 94

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Ketimpangan Pembangunan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 31 81

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan Pembangunan Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 27 81

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

Pengaruh Pajak Daerah dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Survei pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 2011-2014)

0 3 1

Analisis Pengaruh Dimensi Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat Pada Dinas Ksehatan Provinsi Jawa Barat

0 5 1