Derajat Desentralisasi Fiskal Belanja Modal Ketergantungan Keuangan Daerah

3.3.1 Variabel Dependen

Adapun yang menjadi variabel terikat independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.3.1.1 Indeks Pembangunan Manusia

IPM adalah indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah yang diukur berdasarkan tiga acuan, yakni panjang umur dan menjalani hidup sehat diukur dari Angka Harapan Hidup, terdidik diukur Angka Harapan Lama Sekolah, dan memiliki standar hidup yang layak diukur dari Paritas Daya Beli atau pendapatan per kapita.

3.3.2 Variabel Independen

Adapun yang menjadi variabel bebas independen dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

3.3.2.1 Derajat Desentralisasi Fiskal

Desentralisasi fiskal dapat diartikan sebagai suatu proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintah yang lebih tinggi kepada pemerintah yang lebih rendah, untuk mendukung fungsi atau tugas pemerintah dan pelayanan publik sesuai dengan banyaknya kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan. Semakin tinggi Pendapatan Asli Daerah PAD, maka semakin tinggi kemampuan daerah dalam penyelenggaraan desentralisasi. Derajat Desenralisasi Universitas Sumatera Utara Fiskal dapat diukur dengan rumus : ����� ������� �������������� ������ = ��� ����� ���������� ������ × ���

3.3.2.2 Belanja Modal

Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 pasal 53 perubahan pertama dari Permendagri No. 13 Tahun 2006 menyatakan bahwa belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Nilai aset tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga belibangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaanpembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan.

3.3.2.3 Ketergantungan Keuangan Daerah

Ketergantungan Keuangan Daerah adalah perbandingan antara pendapatan transfer dengan total pendapatan yang diperoleh suatu daerah. Apabila semakin tinggi rasio ketergantungan daerah semakin tinggi pula tingkat ketergantungan pemerintah provinsi Universitas Sumatera Utara terhadap pemerintah pusat. Ketergantungan Keuangan Daerah dapat dihitung dengan rumus : ����� �������������� �������� ������ = ���������� �������� ����� ���������� ������ × ��� Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala Derajat Desentralisasi Fiskal X 1 Proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintah yang lebih tinggi kepada pemerintah yang lebih rendah, untuk mendukung fungsi atau tugas pemerintah dan pelayanan publik sesuai dengan banyaknya kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan. ��� ����� ���������� ������ × ��� Rasio Belanja Modal X 2 Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi Belanja Modal tahun 2011-2013. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah X 3 Realisasi pendapatan daerah bagi pemerintah kabupatenkota yang berasal dari APBD provinsi untuk ���������� �������� ����� ���������� ������ × ��� Rasio Universitas Sumatera Utara mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah IPM Y Indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu daerah yang diukur berdasarkan tiga acuan, yakni panjang umur dan menjalani hidup sehat, terdidik dan memiliki standar hidup yang layak Capaian IPM Angka Indeks Rasio

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Adapun yang menjadi populasi dan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian in adalah sebagai berikut :

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono,2011:80.Kualitas atau ciri tersebut yang disebut sebagai variabel.Populasi penelitian ini adalah Laporan APBD dan Laporan Realisasi Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Belanja Modal, Angkatan Kerja, dan Investasi Terhadap PDRB di Sumatera Utara

1 69 94

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

4 50 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal terhadap Ketimpangan Pembangunan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 31 81

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan Pembangunan Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 27 81

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

Pengaruh Pajak Daerah dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Survei pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat 2011-2014)

0 3 1

Analisis Pengaruh Dimensi Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat Pada Dinas Ksehatan Provinsi Jawa Barat

0 5 1