Jenis Langit-Langit Jenis Lantai

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar 2013 mengenai pneumonia pada anak balita di Indonesia yang menyatalan bahwa ventilasi berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita dengan nilai p=0,000 0,05 OR 1,38.Penelitian ini juga sesuai dengan yang dilakukan Sinaga 2009 yang menyatakan bahwa ventilasi udara dalam rumah berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak bawah lima tahun dengan p = 0,017.

5.3.3 Jenis Langit-Langit

Jenis langit-langit rumah responden kasus tertinggi tidak memenuhi syarat yaitu 14 responden 60,9 dan terendah pada langit-langit rumah memenuhi syarat yaitu 9 responden 39,1. Sedangkan langit-langit rumah responden kontrol yang tertinggi memenuhi syarat sebanyak 17 responden 73,9 dan terendah pada langit-langit memenuhi syarat yaitu 6 responden 26,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis langit-langit rumah dengan kejadian pneumonia pada balita. Pada kelompok kasus, jenis langit-langit sebagian besar adalah asbes dalam kategori tidak memenuhi syarat. Dan pada kelompok kontrol sebagian besar jenis langit-langit sudah memenuhi syarat yaitu menggunakan triplek. Langit-langit sangat mempengaruhi kenyamanan udara dalam ruang. Hal ini dikarenakan langit-langit dapat menahan rembesan air dari atap rumah dalam ruangan. langit- langit juga dapat menahan panas yang yang berasal dari atap rumah pada siang hari dan udara dingin yang ada pada malam hari Prasetya, 2005. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar 2013 mengenai pneumonia pada anak balita di Indonesia. Berdasarkan uji statistik dinyatakan bahwa jenis langit-langit berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita dengan nilai p=0,000 0,05 dan OR = 1,12. Universitas Sumatera Utara

5.3.4 Jenis Lantai

Lantai rumah pada responden kasus tertinggi yaitu memenuhi syarat yaitu 17 responden 73,9 dan terendah pada lantai rumah yang tidak memenuhi syarat 6 responden 26,1. Sedangkan lantai rumah pada responden kontrol yang tertinggi yaitu memenuhi syarat sebanyak 19 responden 82,6 dan yang terendah yaitu tidak memenuhi syarat sebanyak 4 responden 17,4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lantai rumah dengan pneumonia pada balita. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian responden kasus dan kontrol memiliki lantai rumah yang yang terbuat dari semensudah diplester, tidak retak dan mudah dibersihkan. Responden pada kelompok kasus dan kontrol setiap hari membersihkan rumah, tampak lantai tidak berdebu dan tidak lembab sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan berkembang. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829MenkesSKVII 1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, lantai rumah tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen, lantai kedap air dan mudah dibersihkan. Menurut Padmonobo 2011 hubungan antara jenis lantai dengan kejadian pneumonia pada balita yang bersifat tidak langsung, lantai yang kedap air jenis lantai tanah dapat mempengaruhi kelembaban di dalam rumah dan kelembaban dapat mempengaruhi berkembangbiaknya kuman penyebab pneumonia. Hubungan yang bersifat langsung dapat terjadi karena lantai rumah yang terbuat dari tanah akan menyebabkan kondisi dalam rumah menjadi berdebu. Hal ini sesuai dengan penelitian Mokoginta 2014 mengenai faktor risiko kejadian pnemonia pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Sudiang Kota Makassar . Berdasarkan uji statistic didapatkan hasil nilai p-value 0,128 p 0,05, artinya lantai rumah bukan Universitas Sumatera Utara merupakan penyebab kejadian pneumonia pada balita di wilayah Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara.

5.3.5 Jenis Dinding