Berdasarkan penelitian Rahayu 2007, menunjukkan hubungan antara status imunisasi campak dan timbulnya kematian akibat pneumonia yaitu anak-
anak yang belum pernah menderita campak dan belum mendapatkan imunisasi campak mempunyai resiko meninggal yang lebih besar akibat pneumonia.
Berdasarkan penelitian Annah 2012 risiko anak terkena pneumonia yang memiliki status imunisasi yang tidak lengkap yaitu sebesar 2,39 kali lebih besar
daripada anak yang mendapatkan status imunisasi lengkap.
2.3 Karakteritik Keluarga
2.3.1 Pendidikan
Menurut Azwar 2007 pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan individu atau masyarakat.
Ini berarti bahwa pendidikan adalah suatu pembentukan watak yaitu sikap disertai kemampuan dalam bentuk kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan. Seperti
diketahui bahwa pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah tingkat sekolah dasar, sekolah lanjut tingkat pertama, sekolah lanjut tingkat atas, dan tingkat
akademikperguruan tinggi. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang yang lebih baik, sehingga memungkinkan menyerap informasi-
informasi juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau
setiap masalah yang dihadapi.
Makin tinggi pendidikan, terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pula pengasuhan anak, dan makin banyak
keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada demikian juga sebaliknya
Universitas Sumatera Utara
Depkes RI, 2004. Berdasarkan hasil penelitian oleh Husni dkk 2012, balita yang lahir dari ibu yang berpendidikan rendah mempunyai resiko 2,037 kali lebih
besar untuk menderita pneumonia bila dibandingkan dengan balita yang lahir dari ibu berpendidikan tinggi.
2.3.2 Pendapatan
Pendapatan adalah tingkat penghasilan penduduk. Semakin tinggi penghasilan semakin tinggi pula persentase pengeluaran yang dibelanjakan untuk
barang, makanan, juga semakin tinggi penghasilan keluarga semakin baik pula status gizi masyarakat BPS, 2006.
Masyarakat berpenghasilan rendah mempunyai suatu prevalensi sakit, kelemahan, kronitas penyakit dan keterbatasan kegiatan karena masalah
kesehatan. Ditambah pula bahwa mereka lebih sukar mencapai pelayanan kesehatan, dan bila dapat mencapainya akan memperoleh mutu pelayanan
kesehatan yang lebih rendah dibanding dengan lapisan masyarakat menengah atas
Zulikfan, 2004.
Tingkat penghasilan merupakan penghasilan yang diperoleh bapak dan ibu yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, sehingga semakin besar jumlah
pendapatannya, maka taraf kehidupan akan semakin baik. Status sosial ekonomi dianggap sebagai salah satu faktor risiko penting untuk pneumonia, karena
penderita pneumonia pada balita banyak ditemukan pada kelompok keluarga
dengan sosial ekonomi rendah Kartasasmita, 1993. 2.3.3
Kebiasaan Merokok
Universitas Sumatera Utara
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Rokok adalah produk yang berbahaya dan adiktif menimbulkan
ketergantungan karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya dan merupakan zat karsinogenik Syafrudin, 2011.
Jenis-jenis perokok menurut Syafrudin 2011: f. Perokok aktif
Perokok yang secara langsung menghisap asap rokokpecandu rokok. Perokok ini lebih sering terlibat langsung dalam hal merokok.
g. Perokok pasif Perokok yang secara tidak langsung menghisap asap rokok yang biasanya
dikeluarkan oleh perokok aktif, perokok pasif mendapatkan bahaya jauh lebih besar besar daripada perokok aktif.
Penelitian Sugihartono 2012, membuktikan bahwa ada hubungan signifikan antara keberadaan anggota keluarga merokok dalam rumah dengan
kejadian pneumonia. Balita yang tinggal di rumah dengan anggota keluarga merokok dalam rumah berisiko 5,743 kali lebih besar terkena pneumonia
dibanding dengan balita yang tinggal di rumah dengan anggota keluarga yang tidak merokok.
2.4 Karakteristik Rumah