41
3. Intimacy  as  an  Interpersonal  Process:  The  Importance  of  Self
Disclosure,  Partner  Disclosure,  and  Perceived  Partner  Responsiveness in  Interpersonal  Exchanges
oleh  Laurenceau,  Barrett,    Pietromonaco, 1998.  Penelitian  tersebut  sangat  mendukung  konsep  intimasi  sebagai
kombinasi  dari  self  disclosure  dan  hubungan  kedekatan  pada  tingkat interaksi individu dengan tanggapan teman sebagai bagian mediator dalam
proses intimasi. Self disclosure dari emosi muncul sebagai prediktor  yang lebih  penting  dalam  intimasi  daripada  self  disclosure  dari  fakta  dan
informasi. Kesimpulan  dari  3  hasil  penelitian  di  atas  menyatakan  bahwa  self
disclosure  dan  intimasi  pertemanan  memiliki  hubungan  positif,  karena  self disclosure  individu  memberikan  efek  langsung  dan  memiliki  tingkat  lebih
tinggi dari faktor lain yang mempengaruhi proses intimasi pertemanan.
F.  Kerangka Berpikir
Mahasiswa adalah individu yang sedang memasuki masa dewasa awal. Setiap  masa  hidup  individu  memiliki  tugas  perkembangan  tersendiri,
demikian  juga  ketika  individu  memasuki  masa  dewasa  awal.  Individu memiliki  tugas  perkembangan  tersendiri  yang  harus  diselesaikan.  Salah  satu
tugas perkembangan  yang harus individu selesaikan pada masa dewasa awal adalah bergabung dengan aktivitas atau perkumpulan sosial. Pertemuan dalam
aktivitas atau perkumpulan sosial  biasanya melibatkan banyak orang dengan kepribadian  dan  karakteristik  yang  berbeda.  Individu  yang  baru  saja
menjalani  peran  baru  sebagai  dewasa  awal  bisa  saja  mengalami  kesulitan
42 dalam  bergaul  dengan  aktivitas  atau  perkumpulan  sosial  yang  melibatkan
orang dewasa lainnya. Kesulitan dalam bergaul dengan orang dewasa lainnya dapat  mengganggu  tercapainya  tugas  perkembangan.  Oleh  karena  itu,
dibutuhkan kesukarelaan individu untuk melakukan self disclosure. Pada  kenyataannya  masih  ada  individu  yang  tidak  bersedia  untuk
melakukan  self  disclosure.  Penyebab  individu  tidak  bersedia  melakukan  self disclosure  meliputi  kurang  percaya  kepada  orang  lain,  membatasi
pembicaraan,  trauma  masa  lalu,  menghindari  pembicaraan  yang  mendalam, dan  memberi  jarak  dalam  hubungan  interpersonal.  Padahal  sebenarnya,  self
disclosure membantu individu membangun hubungan interpersonal yang baik dengan  kenalan  baru.  Hubungan  interpersonal  yang  baik  dapat  dilihat  dari
kepandaian  individu  melakukan  self  disclosure.  Kepandaian  individu  yang berhasil dalam hubungan interpersonal dapat tampak dalam kehidupan sosial
individu.  Individu  dikatakan  berhasil  dalam  kehidupan  sosialnya  apabila memiliki minimal 1 teman intim.
Self  disclosure  ialah  salah  satu  faktor  yang  paling  mempengaruhi terjadinya  intimasi  pertemanan.  Semakin  individu  intens,  banyak  dan  dalam
melakukan  self  disclosure  maka  kesempatan  terjadinya  intimasi  pertemanan lebih  terbuka.  Kedalaman  self  disclosure  akan  membawa  individu  pada
hubungan  lebih  bermakna.  Hubungan  lebih  bermakna  merupakan  salah  satu manfaat self disclosure yang disampaikan DeVito 2015: 58. Ketika individu
merasa  mempunyai  hubungan  lebih  bermakna,  berarti  individu  merasa memiliki  keintiman  dengan  teman.  Selain  itu  menurut  Derlega    Grzelak
43 1979 dalam Sears, Freedman,  Peplau, 1985: 254 self disclosure memiliki
fungsi  salah  satunya  perkembangan  hubungan  relationship  development, saat  individu  melakukan  self  disclosure  dengan  orang  lain  yang  awalnya
hanya  hubungan  saling  kenal,  seiring  berjalannya  waktu  hubungan  tersebut menjadi intimasi pertemanan.
Pernyataan  tersebut  relevan  dengan  hasil  penelitian  sebelumnya  oleh Bauminger, Finzi-Dottan, Chason,  Har-Even, 2008 yang berjudul Intimacy
in  Adolescent  Friendship:  The  Roles  of  Attachment,  Coherence,  and  Self Disclosure  menyatakan  bahwa  self  disclosure  dan  intimasi  pertemanan
memiliki hubungan positif, karena self disclosure memberikan efek langsung dan  memiliki  tingkat  lebih  tinggi  dari  faktor  lain  terhadap  proses  intimasi
pertemanan.  Hubungan  self  disclosure  dengan  intimasi  pertemanan,  yaitu dimana  self  disclosure  sebagai  variabel  bebas  X  dan  intimasi  pertemanan
sebagai  variabel  terikat  Y.  Kerangka  berpikir  yang  telah  diuraikan sebelumnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir
G.  Hipotesis Penelitian