4. KARAKTERISTIK BADAN-BADAN PELAKSANA ANALISA DATA

108 Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu juga melakukan koordinasi dengan banyak dinas teknis pemerintah dalam proses perumusan kebijakan. Kehadiran biro ini juga turut mendorong munculnya ide-ide baru mengenai bentuk-bentuk kebijakan yang berwawasan gender. Keadaan ini diharapkan dapat semakin tersebar sehingga perwujudan Keadilan dan Kesetaraan Gender KKG dapat lebih cepat dicapai. Di banyak kegiatan, Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu hampir tidak dapat lepas dari banyak pihak non-pemerintah yang bekerja sama dengan biro ini, diantaranya Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, bahkan sampai kepada pihak swasta. Dukungan pihak-pihak ini ditunjukkan melalui penyelenggaraan suatu kegiatan bersama, sehingga kedua belah pihak saling mencukupi kebutuhan yang diperlukan demi terselenggaranya suatu kegiatan.

V. 4. KARAKTERISTIK BADAN-BADAN PELAKSANA

Sebagai salah satu unit sekretariat Provinsi Sumatera Utara yang memiliki visi sebagai penggerak untuk terwujudnya kesadaran aparat dan publik akan kesetaraan dan keadilan gender dalam keluarga, masyarakat, dan negara, Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu tidak bekerja secara teknis, melainkan melalui koordinasi dan kerja sama yang dijalin dengan berbagai pihak, yang dapat memudah mereka dalam menjalankan kegiatan demi terwujudnya visi dan misi yang telah ditetapkan. Dengan menjalankan fungsi monitoring dan evaluasi yang dimilikinya, biro ini dapat dengan lebih mudah mengawasi instansi pemerintah sejajarannya atau bahkan yang kedudukannya berada di level yang lebih tinggi sekalipun. Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu memiliki keleluasaan untuk bekerja di instansi-instansi pemerintahan lainnya. Eksistensi Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu juga tidak dapat diragukan lagi dalam pembahasan berbagai topik di lingkungan pemerintahan, terutama yang Universitas Sumatera Utara 109 menyangkut isu-isu perempuan. Adanya sambutan yang baik dari Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara, juga ikut mendukung eksistensi Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu dalam pemerintahan daerah, khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Yang menarik adalah, jika dilihat dari latar belakang pendidikan terakhir masing- masing informan, pada dasarnya tidak ada satu orang pun dari mereka yang memiliki latar belakang pendidikan mengenai studi wanita ataupun gender. Sebelum mereka ditempatkan di Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu ini pun, mereka tidak berasal dari instansibadankantor yang berkomitmen terhadap kaum perempuan. Tetapi setelah mereka ditempatkan di biro ini, ada suatu dorongan dari posisi yang merek duduki untuk setahap demi setahap mempelajari segala permasalahan yang ada kaitannya dengan perempuan, yang diantaranya mengenai gender, pengarustamaan gender, trafiking, kekerasan dalam rumah tangga, keadilan dan kesetaraan gender, dan lain sebagainya. Hal ini nyata dari pengakuan yang diungkapkan oleh Ibu Emmy Suryana Lubis, S. H. Kepala Sub Bagian Sumber Daya dan Kemandirian BPP Setdaprovsu berikut ini. “…sebelum saya ditempatkan di biro ini, sebenarnya saya juga tidak paham apa PUG itu. Bahkan beberapa lama setelah masuk pun, belum benar-benar saya pahami. Tetapi karena saya sudah duduk di sini, akhirnya saya pun sering mendengar istilah itu. Akhirnya saya baca dari buku-buku, dari pengalaman saya juga, akhirnya saya paham…” Wawancara Kepala Sub Bagian Sumber Daya dan Kemandirian BPP Setdaprovsu, 15 April 2008

V. 5. KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK