78 “…kegiatan ini sengaja kita adakan secara besar-besaran, maksudnya supaya
seluruh masyarakat bisa melihat bahwa sekarang-sekarang ini, sudah banyak kegiatan yang melibatkan perempuan. Rangkaian kegiatan seperti yang
kemarin itu ‘kan sudah termasuk ruang publik juga. Jadi tujuan kita ingin mengadakan semua perayaan besar adalah untuk menyadarkan kembali
masyarakat umum mengenai masalah pemberdayaan perempuan ini. Supaya mereka lebih antusias di kemudian hari…”
Wawancara Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu, 11 Juni 2008
Kegiatan evaluasi pelaksanaan pengarusutamaan gender yang mengacu pada
CEDAW, Beijing Platform, MDGs, dan Inpres No. 9 Tahun 2000, oleh Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu, juga menunjukkan adanya koordinasi yang baik antara biro ini
dengan seluruh tim koordinasi PUG, baik di dinas-dinas, maupun di kantor-kantor pemerintahan. Karena untuk melaksanakan evaluasi tersebut, dibutuhkan data yang akurat
dari masing-masing tim PUG. Tanpa adanya koordinasi yang baik, arus informasi data tersebut akan tersendat-sendat. Namun data-data mengenai evaluasi ini tidak berhasil
didapatkan oleh peneliti karena adanya kendala dalam hal pengarsipan data di Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu ini.
Selain mengadakan koordinasi dengan dinas atau pun kantor pemerintahan, Biro Pemberdayaan Perempuan juga aktif terlibat dalam setiap Rapat Koordinasi Pemberdayaan
Perempuan di tingkat nasional, maupun regional. Bentuk-bentuk lain dari koordinasi ini, dapat dilihat dari beberapa laporan target dan
realisasi program kerja Biro Pemberdayan Perempuan Setdaprovsu data terlampir, yang diantaranya:
1. Terlaksananya rapat operasional gugus tugas provinsi penghapusan perdagangan
perempuan dan anak sebanyak 10 kali.
2. Terlaksananya pembekalan teknik analisis gender bagi 40 aparat perencana sektor dan
kabupatenkota.
Universitas Sumatera Utara
79
3. Terlaksananya 2 dua kali rapat kerja teknis pemberdayaan perempuan, yaitu mengenai
upaya peningkatan kemandirian organisasi perempuan dan mengenai peningkatan peran organisasi perempuan dalam menggerakkan partisipasi masyarakat.
c. Jejaringan
Program kerja utama Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu yang terakhir
adalah jejaringan. Karena sifatnya yang tidak teknis, biro ini membentuk jejaringan dengan
berbagai pihak diantaranya, pemerintahan kabupatenkota, kepolisian, kejaksaan, rumah sakit, organisasi wanita, LSM Lembaga Swadaya Masyarakat, lembaga-lembaga donor
UNIFEM, UNICEF, dll, akademisi Universitas Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, dll, NGO Non-Government Organization, dan bahkan sampai pihak swasta.
Jejaringan yang terjalin diwujudnyatakan melalui kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Misalnya, mengadakan penyuluhan, pelatihan, pembinaan, dan sebagainya. Salah
satu bukti nyata adanya kerja sama yang baik yang terjalin antara biro ini dengan pihak kepolisian dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu Dra. Enny Nurzaini berikut ini.
“…kita memang menerima pengaduan. Kemudian kita kerja sama dengan Kapoltabes Medan, sehingga apabila ada korban maka itu divisum di RS
Bhayangkari. Seperti kemarin itu ada TKW namanya Nurlela, asalnya dari daerah Marelan, nah dia itu kita bantu. Kita kasih kemarin surat rujukan
supaya dapat divisum gratis…” Wawancara Kepala Bagian Program dan Umum Biro Pemberdayaan
Perempuan Setdaprovsu, 26 Maret 2008 Keberhasilan Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu dalam mengajak pihak
swasta untuk bekerja sama dapat dibuktikan dengan suksesnya Peringatan Se-Abad Kebangkitan Perempuan. Menurut penjelasan Ibu Ir. Hj. Nurlisa Ginting, M. Sc., bahwa
pihak swasta yang membiayai hampir seluruh kegiatan yang diadakan untuk peringatan akbar tersebut Wawancara Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu, 03 Juni 2008.
Universitas Sumatera Utara
80 Bentuk-bentuk jejaringan dengan berbagai pihak lain, dapat dilihat dari laporan target
dan realisasi program kerja Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu data terlampir, yang diantaranya:
1. Terlaksananya kerjasamakemitraan kegiatan pemberdayaan perempuan sebanyak 5
lima kali, yaitu 1 satu kali dengan instansi provinsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provsu dan 4 empat kali dengan kabupatenkota Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten
Asahan, Kabupaten Karo, Kota Tebing Tinggi.
2. Terlaksananya kerjasamakemitraan kegiatan pemberdayaan perempuan dengan 7 tujuh
organisasi perempuanorganisasi masyarakatLSM, yaitu GBKP, JKM, Pusaka Indonesia, GMKI, PWH Padang Bulan, HWMI, dan GKPI dengan peserta 435 orang.
3. Terlaksananya kerjasamakemitraan 2 dua kegiatan penelitian masalah-masalah gender
dengan 2 dua Pusat Studi Wanita USU dan IAIN.
Gambar Diagram Mekanisme Jejaringan Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu dengan
Berbagai Pihak
Sumber: Putri, 2008
BIRO PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
SETDAPROVSU
PEMERINTAHAN KABUPATENKOTA
KEPOLISIAN
KEJAKSAAN RUMAH SAKIT
LSM
LEMBAGA DONOR ORGANISASI WANITA
AKADEMISI, NGO, organisasi profesi, dll.
KEGIATANPENANGANAN KASUSPENYUSUNAN KONSEP KEBIJAKAN
Universitas Sumatera Utara
81
IV. 3. 2. Kegiatan Lain-Lain
Dalam kesehariannya, Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu juga memiliki kegiatan-kegiatan lain, di luar dari ketiga kegiatan utama yang telah disebutkan sebelumnya.
Kegiatan ini berupa penanganan kasus-kasus yang berhubungan dengan kaum perempuan, seperti kekerasan dalam rumah tangga KDRT, trafficking perdagangan manusia, dan
masalah TKW Tenaga Kerja Wanita, maupun kegiatan penyusunan konsep kebijakan untuk mengatasi masalah-masalah yang tentunya berhubungan dengan kepentingan kaum
perempuan juga.
a. Penanganan Kasus
Kasus-kasus ini memang tidak ditangani secara teknis oleh Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu. Biro ini biasanya menjalin koordinasi dengan pihak kepolisian,
LSM, atau organisasi-organisasi wanita untuk menangani kasus-kasus yang mereka terima. Tetapi apabila yang bersangkutan, yang mengadu, hanya sekedar membutuhkan motivasi atau
juga informasi, maka biro ini dapat langsung membantu, tanpa harus mengkoordinasikannya terlebih dahulu dengan lembaga lain. Karena pada dasarnya inilah fungsi pokok dari Biro
Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu ini Wawancara Kepala Sub Bagian Sumber Daya dan Kemandirian Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu, 17 April 2008.
Salah satu kegiatan nyata yang dilakukan oleh Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu dalam menangani kasus-kasus perempuan ini, diuraikan Ibu Dra. Enny Nurzaini
seperti berikut ini. “…biro ini juga ikut menjemput korban trafficking dan TKW ilegal yang
baru-baru ini saja dipulangkan. Kita kerja sama dengan LSM-LSM untuk menjemput mereka…”
Wawancara Kepala Bagian Program dan Umum Biro Pemberdayaan Perempuan Setdaprovsu, 26 Maret 2008
Sampai sejauh ini kasus-kasus yang pernah diadukan ke Biro Pemberdayaan
Perempuan Setdaprovsu memang masih sebatas masalah domestik saja. Belum ada
Universitas Sumatera Utara