59
4.4 Metode Analisis
Setelah dilakukan pengumpulan semua data yang dibutuhkan kemudian dilakukan analisis sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut:
4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan terhadap data primer dan data sekunder. Adapun analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji hal-hal sebagai berikut:
4.4.1.1 Pelaksanaan Co-Fish Project di Kabupaten Bengkalis
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui: jenis-jenis konsep dan program yang direncanakan dan program-program apa saja yang telah diimplementasikan
Co-Fish Project pada desa dan masyarakat sasaran, Partispasi masyarakat sasaran,
kondisi program-program yang ada setelah Co-Fish Project selesai dan keberlanjutannya. Adapun urutan kegiatan analisis ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan konsep dan program-program Co-Fish Project.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis program yang diimplementasikan ditingkat
desa dan masyarakat sasaran. 3.
Mengkaji secara detail apakah partisipatif atau tidak dari proses-proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
Co-Fish Project ditingkat masyarakat sasaran.
4. Mengidentifikasi keberlanjutan dari program-program yang ada setelah
Co-Fish Project selesai.
4.4.1.2 Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan 4.4.1.2.1
Sosial-Ekonomi Sebelum dan Setelah Co-Fish Project
Analisis ini untuk melihat perubahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat nelayan sasaran sebelum dan setelah Co-Fish Project yang meliputi: kondisi
perumahan, fasilitas perumahan, jenis armada penangkapan ikan yang digunakan, serta jenis pekerjaan selain dari sektor perikanan tangkap, serta tingkat pendapatan
hanya dilihat pendapatan pada kondisi setelah Co-Fish Project yang dihitung adalah tingkat pendapatan rumah tangga nelayan per bulan.
60
4.4.1.2.2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Sasaran Co-Fish
Project
Tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan sasaran yang dianalisis adalah kondisi setelah Co-Fish Project. Untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat
nelayan dengan berbagai indikator, analisis ini dimaksud untuk memperkuat kesimpulan bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat nelayan sasaran akibat
dari pelaksanaan Co-Fish Project. Indikator kesejahteraan menggunakan indikator kesejahteraan yang mengacu pada Badan Pusat Statistik BPS dalam Susenas
1991. Namun dalam tingkat klasifikasi kesejahteraan nelayan yang digunakan dalam analisis ini sedikit mengalami modifikasi karena pertimbangan sesuai
dengan kondisi masyarakat di lokasi penelitian Tabel 4. Tingkat klasifikasi kesejahteraan nelayan yang digunakan dalam analisis ini sebagai berikut:
1. Tingkat kesejahteraan tinggi jika skor
= 14 - 17 2.
Tingkat kesejahteraan sedang jika skor = 10 - 13
3. Tingkat kesejahteraan rendah jika skor
= 6 - 9 4.4.1.2.3
Tingkat Pendapatan Nelayan Sasaran dengan Non Sasaran Co-Fish Project
Sebelum melakukan analisis terlebih dahulu dilakukan perhitungan pendapatan nelayan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pendapatan Kotor P
Q TR
. =
Keterangan: TR
= Total penerimaan nelayan Rp Q
= Produksihasil nelayan Kg P
= Harga jual hasil produksi Rp Pendapatan Bersih
TC TR
− =
π Keterangan:
π = Pendapatan bersih Rp
TR = Total penerimaan Rp
TC = Total biaya produksi Rp
61 Selanjutnya untuk melihat perbedaan tingkat pendapatan antara nelayan
sasaran dan non sasaran Co-Fish Project dilakukan perhitungan dengan menggunakan software Minitab 14. Analisis yang digunakan dengan cara uji 2
sample t pada taraf uji 5 persen. Hipotesis yang diajukan dalam analisis ini adalah
sebagai berikut: Ho :
1
≤
2
: Rata-rata pendapatan nelayan sasaran Co-Fish Project lebih kecil atau sama dengan rata-rata pendapatan
nelayan non sasaran Co-Fish Project, artinya Co-Fish Project
tidak mempunyai efek berarti pada peningkatan pendapatan nelayan.
H
1
:
1 2
: Rata-rata pendapatan nelayan sasaran Co-Fish Project lebih besar dari rata-rata pendapatan nelayan non Co-
Fish Project , artinya Co-Fish Project mempunyai efek
yang berarti terhadap peningkatan pendapatan nelayan. Dengan Statistik Uji sebagai berikut:
2 1
2 1
1 1
n n
S d
x x
t
g
+ −
− =
2 1
1
2 1
2 2
2 2
1 1
2
− +
− +
− =
n n
s n
s n
S
g
Keterangan :
1
x : Rata-rata pendapatan nelayan sasaran Co-Fish Project
2
x : Rata-rata pendapatan nelayan non sasaran Co-Fish
Project s
1 2
: Standar deviasi rata-rata pendapatan nelayan sasaran Co- Fish Project
s
2 2
: Standar deviasi rata-rata pendapatan nelayan non sasaran Co-Fish Project
n
1
: Jumlah responden nelayan sasaran Co-Fish Project n
2
: Jumlah responden nelayan non sasaran Co-Fish Project d
o
: Μ
1
-
2
Kaidah Keputusan: Bila t t
α
, maka tolak Ho terima H
1
Bila t ≤ t
α
, maka terima Ho tolak H
1
62 Tabel 4 Indikator kesejahteraan masyarakat, keadaan tempat tinggal, kesehatan,
pendidikan, dan fasilitas transportasi nelayan sasaran Co-Fish Project
No Indikator Kesejahteraan
Skor 1
Pendapatan rumah tangga yang digunakan sebagai tolok ukur besarnya pendapatan rumah tangga sasaran Co-
Fish Project per kapita dalam sebulan dan
dikelasifikasikan menjadi 3 interval yang sama dalam satuan rupiah
Tinggi Sedang
Rendah 3
2 1
2 Keadaan tempat
tinggal Permanen
Semi permanen Tidak permanen
3 2
1 3 Fasilitas
tempat tinggal
1 hiburan: tersedia 2tidak tersedia 1 Lengkap skor 11-12
3 2 pendingin : kipas angin 2alam 1
Cukup skor 8-10 2
3 penerangan: listrik 3diesel 2petromak 1 Kurang skor 5-7
1 4 bahan bakar: gas 3minyak tanah 2kayu 1
5 MCK: dalam rumah 2luar rumah 3 Bagus 25 sering sakit
3 4
Kesehatan anggota keluarga Cukup 25-50 sering sakit
2 Kurang
50 sering
sakit 1
5 Kemudahan dalam pendidikan
1 biaya sekolah: terjangkau 3cukup terjangkau 2 sulit terjangkau 1
Mudah skor 8-9 3
2 Jarak sekolah: dekat 3sedang 2jauh 1 Cukup skor 5-7
2 3 kemauan untuk sekolah: mau 3cukup 2tidak 1
Sulit 3-4 1
6 Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi
1 ongkos: terjangkau 3cukup terjangkau 2sulit terjangkau 1
Mudah skor 7-8 3
2 fasilitas kendaraan: tersedia 2tidak tersedia 1 Cukup skor 5-6
2 3 kepemilikan: sendiri 2ongkos 1
Sulit skor 3-4 1
4.4.1.3 Peran Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
di Kabupaten Bengkalis Analisis peran kearifan budaya
lokal dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif-kualitatif yaitu untuk mengetahui sejauh mana pola kearifan
lokal yang terdapat di Kabupaten Bengkalis dalam pengelolaan dan pemanfataan sumberdaya perikanan tangkap, usaha yang dilakukan dalam menjaga kelestarian
sumberdaya perikanan laut dan lingkungannya, serta seberapa jauh keterlibatan kearifan lokal dan pengaruhnya terhadap struktur sosial, budaya serta ekonomi
mayarakat nelayan. Aspek yang diamati adalah pola-pola hubungan yang dianut nelayan, nilai-nilai sosial, budaya dan adat istiadat masyarakat dikaji dengan
menggunakan teori kelembagaan dalam hubungannya dengan sumberdaya perikanan yang dimiliki dan sumberdaya sosial untuk mencapai keadilan dan
keberlanjutan.
63
4.4.1.4 Konflik antar Nelayan dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap di Kabupaten Bengkalis
Analisis ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan menggambarkan dan menganalisis konflik serta interaksi secara detail yang terjadi antara
stakeholder dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap
di Kabupaten Bengkalis. Stakeholder adalah masyarakat nelayan
tradisionalnelayan rawai, pengusaha perikanannelayan nelayan jaring batu bottom gill net, tokoh masyarakat, pemerintah Kabupaten Bengkalis, serta
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pengaturan pengelolaan sumberdaya perikanan.
4.4.2 Analisis Hirarki Proses AHP Arah Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan di Kabupaten Bengkalis ke Depan
Pemilihan jenis program yang akan dikembangkan dalam arah pengelolaan sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis ke depan melalui pendekatan
AHP. Penilaiannya dengan menggunakan Sofware Expert Choice 2000. Alasan digunakannya metode AHP adalah dapat menangkap secara rasional persepsi
orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu melalui prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu skala preferensi diantara
berbagai alternatif. Dengan metode ini diharapkan dapat ditarik kesimpulan dari persepsi stakeholder tentang bagaimana arah pengelolaan sumberdaya perikanan
dalam meningkatkan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Kabupaten Bengkalis ke depan.
Analisis hirarki proses AHP adalah suatu metode yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreativitas dalam ancangan suatu masalah. Metode
menstruktur masalah dalam bentuk hirarki dan memasukkan pertimbangan- pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif. AHP dapat berfungsi
tanpa data keras selama pemakai memiliki pemahaman yang baik mengenai suatu masalah yang sedang dihadapi.
Kekuatan AHP terletak pada ancangannya yang bersifat holistik yang menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan intuisi, data kuantitatif dan
preferensi kualitatif. AHP merupakan model bekerjanya pikiran dengan teratur atau sekelompok pikiran untuk menghadapi kompleksitas suatu masalah. Ini