24 ikan yang merusak destructive fishing. Kegiatan-kegiatan tersebut disertai
dengan penegakan aturan pengelolaan yang telah disepakati bersama antara anggota masyarakat yang dipelihara sebagai perangkat kebijakan lokal untuk
selanjutnya diproyeksikan menjadi salah satu sumber penetapan hukum positif dalam bentuk peraturan daerah tentang pengelolaan sumberdaya perikanan
Murdiyanto 2004.
2.3.1 Tujuan dan Ruang Lingkup Co-Fish Project
Penangkapan ikan skala kecil telah menjadi sumber pendapatan pilihan terakhir bagi banyak penduduk miskin di daerah proyek. Hal ini disebabkan oleh
adanya kebijakan akses terbuka atas sumberdaya perikanan, serta bertambahnya penduduk. Untuk itu tujuan utama proyek adalah : 1 menggalakkan pengelolaan
yang lestari atau berkesinambungan dari sumberdaya perikanan 2 menurunkan atau mengentaskan kemiskinan di daerah pesisir melalui penyediaan kesempatan
dalam meningkatkan pendapatan serta meningkatkan standar hidup masyarakat nelayan Co-Fish Project 1998.
Dalam implementasinya Co-Fish Project menetapkan ruang lingkup kegiatan-kegiatan proyek ditujukan sebagai berikut: 1 menggalakkan pengelolaan
sumberdaya perikanan berbasis masyarakat, 2 meningkatkan pendapatan dan memperbaiki standar hidup dari masyarakat nelayan, 3 merehabilitasi fasilitas
fisik perikanan serta memperbaiki dan meningkatkan kondisi sanitasi dan lingkungan serta kualitas produk, 4 memantapkan kapabilitas dari masyarakat
nelayan, organisasi-organisasi pembangunan masyarakat, serta lembaga pemerintah yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya perikanan Co-Fish
Project 1998.
2.3.2 Program-Program
Co-Fish Project
Dalam pelaksanan pengelolaan sumberdaya perikanan Co-Fish Project melaksanakan program-program sebagai berikut:
1. Pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat, yaitu kegiatan
yang bertujuan membangun model pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
25 2.
Penyadaran masyarakat, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam
upaya perlindungan dan pelestarian sumberdaya perikanan. 3.
Penguatan kelembagaan masyarakat, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kelembagaan dan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia yang meliputi koordinasi, perencanaan dan pengelolaan kegiatan.
4. Penegakan hukum, yaitu kegiatan yang bertujuan bagi penegakan dan
penyadaran hukum. 5.
Pengadaan serta perbaikan sarana dan prasarana, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan sosial maupun ekonomi bagi
masyarakat nelayan. 6.
Monitoring dan evaluasi, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memantau secara terus menerus kondisi dan permasalahan dalam kegiatan
pembangunan masyarakat dan pengelolaam sumberdaya perikanan Co-Fish Project 1998.
2.3.3 Komponen dan Pendekatan Proyek Dalam
implementasimya Co-Fish
Project menerapkan 4 empat komponen
sebagai berikut:
1 pengelolaan
sumberdaya perikanan,
2 pengembangan masyarakat dan pengentasan kemiskinan, 3 perbaikan lingkungan, dan 4 pemantapan kelembagaan. Serta pendekatan-pendekatan dalam
implementasi sebagai berikut: 1.
Penggunaan suatu pendekatan partisipatif, dengan pendekatan ini masyarakat nelayan akan memiliki kesempatan untuk mengorganisasi diri
mereka sendiri dengan bantuan dari lembaga pemerintah dan LSM, mengidentifikasi kebutuhan khusus mereka, serta merencanakan dan
melaksanakan program pengelolaan sumberdaya perikanan khas masyarakat dan program pengembangan usaha.
2. Pelaksanaan kegiatan proyek secara fleksibel di masing-masing lokasi
proyek melalui penentuan pendekatan-pendekatan alternatif atas kebutuhan khas dari masyarakat nelayan.
26 3.
Pembinaan kapasitas dari lembaga pemerintah dalam sektor perikanan, LSM dan masyarakat nelayan.
4. Penciptaan kerjasama dan koordinasi yang lebih erat antara lembaga
pemerintah dan LSM dalam konteks peran dan tanggung jawab yang ditetapkan proyek Co-Fish Project 1998.
2.3.4 Kerangka dan Prinsip Kerja
Co-Fish Project
Co-Fish Project dalam pelaksanaannya telah memperkenalkan dan
mengupayakan penerapan suatu konsep pengelolaan sumberdaya perikanan yang bersifat partisipatif. Masyarakat nelayan sebagai penduduk yang menetap di
daerah pesisir merupakan stakeholder utama dalam kegiatan perikanan. Kegiatan pengelolaan sumberdaya perikanan antara lain bertujuan untuk mengembangkan
pengelolaan perikanan berbasis komunitas dengan pendekatan partisipatif terhadap masyarakat nelayan. Tujuan lain adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat nelayan dengan memperbaiki tingkat penghasilannya, memberikan fasilitas prasarana sosial dan menciptakan lapangan kerja alternatif.
Upaya-upaya memperbaiki kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dilaksanakan dengan mengelola atau melakukan pengaturan bersama antara
pemerintah dan masyarakat dalam usaha menggali kekayaan laut untuk memenuhi kebutuhan pangan, memberikan lapangan kerja dan memperoleh devisa atau
tujuan positif lainnya Co-Fish Project 1998. Prinsip kerja yang dibangun Co- Fish Project
dalam pengelolaan sumberdaya perikanan sebagai berikut Co-Fish Project
1998: 1.
Dinas Perikanan Kabupaten dan Dinas Perikanan Provinsi bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan.
2. Stakeholder
pengelolaan sumberdaya perikanan adalah masyarakat nelayan, sektor swasta dan instansi pemerintah.
3. Stakeholder
adalah mitra dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. 4.
Stakeholder mempunyai kewajiban dalam pekerjaan mengurus dan
pengelolaan sumberdaya perikanan. 5.
Partisipasi adalah proses pengambilan keputusan dua arah untuk mencapai kesepakatan dan penyelesaian masalah.
27 6.
Kesadaran masyarakat adalah kunci dari pemanfaatan sumberdaya perikanan secara lestari.
7. Pengelolaan perikanan adalah proses yang terus menerus berdasarkan
pengetahuan yang lebih baik. 8.
Proses pengambilan keputusan yang transparan. 9.
Legislasi serta penegakan hukum dan peraturan adalah dasar dari penataan pengelolaan perikanan.
2.3.5 Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan