dikomunikasikan dengan lisan maupun tulisan sehingga penggunaan mind maps terhadap peserta didik agar dapat menyimpulkan materi yang telah tercapai
dengan tepat dan benar melalui proses pembelajaran yang menekankan kerjasama antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru untuk mencapai tujuan
bersama melalui model pembelajaran quantum yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan sehingga peserta
didik dengan bebas menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya Wahyuningsih, 2012.
2.1.6 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh antara guru dan peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang
konsep, maka perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus
dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran Hamalik, 2009.
Hasil belajar tersebut merupakan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Hasilnya dapat meliputi 3 ranah pembelajaran
yang terdiri atas kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian ini hanya menggunakan ranah kognitif. Ranah kognitif ini berkaitan dengan hasil belajar
berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Bruner dalam Dahar menganggap bahwa belajar meliputi tiga ranah kognitif, yaitu memperoleh
informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Pandangannya terhadap belajar yang disebutnya sebagai ketepatan
pengetahuan. Bukti keberhasilan peserta didik dalam setiap kegiatan belajar dapat
menimbulkan suatu perubahan yang khas sehingga penilaian hasil belajar dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. Penilaian hasil
belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses
belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan.
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai pembelajaran quantum teaching yang telah dilakukan Prasetyani 2012 membuktikan bahwa pembelajaran quantum teaching lebih baik
dibandingkan dengan metode konvensional pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada pokok bahasan kegiatan pokok ekonomi di SMP Al
Islam Gunungpati Semarang. Penelitian memberikan rekomendasi pada guru IPS dapat mengembangkan model-model pembelajaran sebagai variasi kegiatan
belajar mengajar, salah satunya yaitu model quantum teaching sehingga peserta didik lebih aktif dan tidak bersifat monoton dalam kegiatan belajar mengajar.
Hasil penelitian Junaedi 2012 menyatakan pembelajaran TANDUR berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan aktivitas peserta didik. Pernyataan
ini terlihat dari rata-rata jawaban peserta didik dalam angket dari kedua kelas terhadap pembelajaran yaitu peserta didik lebih mudah mernahami materi yang
diajarkan dan peserta didik menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran TANDUR berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Berdasarkan Sari 2012 dalam penelitiannya perbedaan hasil belajar
antara metode konvensional, peta konsep, dan peta pikiran menyatakan bahwa penggunaan peta pikiran lebih unggul dalam perolehan hasil belajar yaitu 77,19.
Penelitian mengenai pembelajaran menggunakan peta pikiran mind mapping dan peta konsep concept mapping oleh Fauziah 2013 yang menyatakan tingginya
prestasi belajar peserta didik menggunakan metode STAD dengan peta pikiran dari pada menggunakan metode STAD dengan peta konsep yang diukur dari
aspek kognitif dikarenakan model pembelajaran yang menggunakan peta pikiran memudahkan peserta didik dalam mengingat materi dan informasi yang dicatat.
Catatan dibuat dengan teknik mencatat kreatif menggunakan imajinasi, kombinasi warna, dan gambar membuktikan bahwa penggunaan peta pikiran